I cant stand to fly
I'm not that naive
I'm just out to find
The better part of me
Lagu ini menceritakan tentang superman, yang dinyanyikan oleh five for fight. Seperti yang kita tau bahwa seorang superman adalah seorang manusia super yang tidak pernah menarik tanpa criptonite-nya. Saya pernah sekali dalam kehidupan merasa sangat naif, dan hidup dalam ke naifan tanpa saya sadari. Sampai satu titik saya terluka dan membuat saya merasa saya hanyalah menusia biasa. Seperti lagu ini
It may sound absurd, But dont be naive
Even heroes have the right to bleed
I maybe disturb, But won't you concede
Even heroes have the right to dream
Its not easy to be me
I'm only a man in a silly red sheet
Digging for kryptonite on this one way street
Only a man in a funny red sheet
Looking for special things inside of me
Inside of me, Inside of me
Saat kita terluka, ini membuktikan bahwa kita manusia biasa yang dapat terluka dan dapat melukai manusia lainnya.
Terluka itu wajar,
Menangis itu membuat wajah berseri,
Ambilah waktumu untuk bersedih hati karena kamu manusia seutuhnya.
Tapi ingat jangan terlalu lama hanya dengan perasaanmu.
Itu tidak akan membawamu kemana-mana
Tersenyumlah kembali.
Karena setiap awan gelap memiliki garis silvernya sendiri.
Penerimaan adalah hal yang paling baik ketika kita terluka. Kita mungkin dapat berdusta pada teman atau sahabat kita dengan wajah atau karakter bawaan kita yang menyenangkan dan ceria. Namun kita tidak dapat mendustai Tuhan dan diri kita sendiri. Terimalah luka itu, peluklah dan akui itu dihadapan Allah. Mintalah Allah utk mengajarkan kita cara mengampuni.
"Tuhan aku belum bisa mengampuni, Tolong ajarkan aku cara mengampuni"
Dan bukankah Yesus sendiri mengajarkan cara kita berdoa dengan benar
"Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami"
Tuhan sendiri yang akan menolong kita untuk mengampuni, bukan dengan kemampuan kita, tetapi dengan pertolongan Allah.
Petrus seorang sanguinist yang saya rasa yang dapat menyembunyikan kesedihan dia, namun ia mengatakan satu pertanyaan jujur kepada Yesua yang menunjukan pahit hatinya dan kemarahannya dengan "Berapa kali Tuhan kita harus mengampuni? Tujuh kali? " tapi Tuhan menjawab "tidak, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali" yang mungkin itu terdengar teori sekali. Tapi ingatkah bawa Yesus saat itu adalah manusia biasa?
Ditaman galilea saat itu Yesus mengatakan "Aku sedih sekali, ingin mati rasanya" ini terdengar seperti seorang sahabat yang curhat dan mengandalkan manusia lainnya. Tapi apa yang dikerjakan muridnya? Bukankah mereka tertidur?
Yesus tau apa artinya mengandalkan manusia dan kecewa itu. Yesus tau apa artinya mengampuni dengan mengucapkan "Ampunilah mereka sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat" Yesus mengerti mereka hanya manusia biasa sama seperti dia. Dan dia mengerti sekali tentang kekuatiran saat dia berkata "Aku sedih sekali, ingin mati rasanya" dia mengerti bahwa kita memerlukan ucapannya "Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberikan kelegaan kepadamu, pikulah kuk yang kupasang dan belajarlah daripadaku"
Jika Yesus merasa sesedih itu, wajarlah jika kita terluka.
We only human after all.