Septie's Pages

Saturday, December 31, 2016

Review Buku: The Path of Loneliness

Judul Buku: The Path of Loneliness
Penulis: Elisabeth Elliot
Penerbit: Revell a Division of Publishing Group
Cetakan: Tahun 2007
Cetakan Sebelumnya: 1988 by O. Nelson dan 2001 by Servant Publications
Jumlah Halaman: 196
Daftar Isi:
1. The Sudden Tide
2. Fierceness and Tenderness
3. Loneliness Is a Wilderness
4. The Pain of Rejection
5. All My Desire Is Before Thee
6. The Gift of Widowhood
7. Under the Same Auspices
8. Divorce: The Ultimate Humiliation
9. A Love Strong Enough to Hurt
10. Death is a New Beginning
11. The Price is Outrageous
12. The Intolerable Compliment
13. Married but alone
14. Love Means Acceptance
15. A Field With a Treasure in it
16. Make Me a Cake
17. The Glory of Sacrifice
18. A Share in Christ's Suffering
19. A Strange Peace
20. Help Me not to Want so Much
21. Turn Your Solitude Into Prayer
22. How Do I Do This Waiting Stuff
23. A Pathway of Loneliness
24. Spiritual Maturity Means Spiritual Parenthood
25. An Exchanged Life
26. A Gate of Hope
Notes

The last day of 2016
Akhirnya kesampaian juga nge-review satu buku lagi di akhir tahun ini. Dengan seabreg acara natal di tahun ini, benar-benar kesempatan yang bagus untuk berbagi hidup dengan sesama yah. Menyempatkan waktu bercengkrama dengan orang-orang, teman-teman saudara. Sampai berpikir sempet gak ya nge review satu buku lagi? Dengan buku bahasa asli, tapi akhirnya karena saya suka banget sama setiap buku tulisan Elisabeth Elliot, saya baca juga dech ini buku, meskipun baru baca setengah buku aja, tapi udah cukuplah untuk di jadiin bahan review.
Karena Elisabeth Elliot pernah mengalami masa-masa single dan kehilangan suami yang dikasihinya di tangan orang-orang yang dilayaninya, hingga mengalami masa kejandaannya, dan menikah kembali dan kehilangan kembali orang yang dikasihinya, dan mengalami kembali masa kejandaannya yang kedua kalinya, saya pikir wanita ini sangat cocok dan dekat sekali dengan kesendirian.
Seperti buku Elisabeth biasanya, buku ini juga terdiri dari beberapa judul yang tidak berkesinambungan, alias dengan judul pendek-pendek. Jadi jangan berharap seperti membaca sebuah novel yang bagus dengan satu ending cerita yang indah. Tapi di buku ini kita bisa menangis berkali-kali (* atau gw yang baperan?). Beth menuliskan banyak dari kehidupannya dan orang-orang yang di layaninya, sehingga setiap tulisan yang di bagikan itu seperti menjadi bagian dari kehidupan kita.
What I've got from this book?
Beth menuliskan about Loneliness adalah perasaan seorang diri bahkan ketika ia memiliki semua orang disekitarnya. Dengan mengenal Allah atau dengan memulai untuk mengenal Dia adalah cara untuk mengetahui bahwa kita tidak seorang sendiri di dunia ini.
Amanlah, seperti yang ditunjukkan pada salib. Semua yang terjadi ketika saya masih kecil, dan ketika saya masih belajar tentang penderitaan, saya belajar tentang "lengan yang kuat" yang berarti kesakitan kita berada didalam kendali. Kita tak dapat mengerti, namun ada tujuan cinta dibalik semuanya, ada kelembutan dalam kedasyatan.
Disana iman itu dimulai-ditengah hutan belantara, ketika engkau sendirian dan ketakutan, ketika sesuatu tak memberikan rasa, She must hang onto message of the cross: God loves you. DIA mencintaimu itu cukup membuat-Nya mati untukmu. Akankah kamu mengasihinya? (*Berlinang dech mata gue nulisnya).
Dia menulis cerita cintanya setiap harinya "it's written". C.S. Lewis menuliskan Pain is God's megaphone ( Dia berbisik dalam kegembiraan kita, berbicara dalam kata hati kita, dan berteriak pada dalam kesakitan kita) . Kesakitan dalam kesendirian kita adalah cara Allah meminta perhatian kita. (*mak jlebbb)
Mungkin kita menginginkan untuk taat dan kudus. Itu dapat terjadi dengan sangat mudah dalam suat tempat tertenu, situasi tertentu yang nyaman, namun kita harus belajar untuk mengasihi Dia, disini ketika dia tidak terlihat, dimana Dia tidak bekerja seperti yang kita inginkan, dimana dia selalu absen, disini dan tak ada tempat untuk janjinya. Dan jika iman tidak bekerja disini, ini pun tak akan bekerja ditempat lain. (*hiks, netes)
Beth memiliki keinginan untuk mengenal Kristus. Dan dia berusia 20 tahun ketika ia membaca banyak cerita tentang misionaris. Ia perlahan - lahan belajar tentang Kristus dan dapat mengenalnya hanya dengan melalui jalan kecil ketaatan. Ada pembicaraan kecil antara Elisabeth dan Allah yang mewakili hati saya, dan perkataan ini juga dimana Allah juga menolong saya
"What do you want more than anything else in the world?"
"To know You, Lord."
"Do you want My will, at any cost?"
"Yes, Lord"

Perharps some future day, Lord, Thy strong hand
Will lead me to the place where I must stand
Utterly alone

Alone, o Gracious Lover, but for Thee;
I Shall be satisfied if I can see
Jesus only

I do not know Thy Plan for years to come
My spirit finds in thee it's perfect home
Sufficiency.

Lord, all my desire is before Thee now,
Lead on, no matter where, no matter how -
I trust in Thee.

Suka banget dengan buku ini, semoga kalian suka juga yach :) sepertinya saya perlu kopi dulu, ok Thanks for reading.
Happy New Year 2017


Thursday, December 15, 2016

Review Buku: I Kissed Dating Good Bye

Chrismas time is coming to town!!!!!
Natal bentar lagi guys, pertanda kita udah mulai semangat nih cari-cari pernak-pernik natal, kue-kue. Kalau aku sih, sekarang lagi sibuk ngurusin mempercantik rumah, sambil nemenin bapak tukang ngecatin rumah, sayanya ngereview buku maskulin ini


Judul buku: I kissed dating goodbye
Penulis: Joshua Harris
Penerjemah: Claudia Kristanti
Penerbit: Imanuel Publishing House
Jumlah halaman: 222
Daftar isi:
Bagian satu
1. Inikah namanya cinta?
2. Sebuah prinsip kecil dalam menjalin hubungan (yang menuntun pada perubahan besar)
3. Tujuh kebiasaan berkencan paling merusak
4. Percintaan yang melawan arus
Bagian dua
5. Mencari kata cinta dalam kamus Allah
6. Sesuatu yang benar pada waktu yang tidak tepat adalah sesuatu yang salah
7. Jalan menuju kesucian
8. Masa lalu yang di bersihkan: sebuah ruangan
Bagian tiga
9. Membangun gaya hidup baru
10. Sekadar sahabat didalam dunia "lakukan saja, sobat"
11. Jagalah hatimu
12. Menebus waktu
Bagian empat
13. Siap menikah tetapi tidak rela berkorban
14. Apa yang terjadi di usia lima puluh tahun?
15. Percintaan yang didasarkan prinsip
16. Kelak aku akan memiliki sebuah kisah untuk diceritakan

Beberapa waktu yang lalu ada temen yang nanyain aku udah baca buku ini apa belum. Sebenernya saya udah baca buku ini lama banget. Sejak dua atau tiga tahunan yang lalu. Buku karangan Jhosua Harris ini cukup lumayanlah. Jhosua menuliskan dengan gaya ke'cowo'an-nya banget, jadi kalau saya sebagai wanita baca buku ini ya? hmmmm kurang dapet dan bisa ngerti gimana perasaan penulis cowo yang sebenarnya karena masalah yang dialami cowo sama cewe kan beda ya.
Jhosua sendiri sebenarnya adalah penggemar dari Elisabeth Elliot. Jadi beberapa tulisan Jhosua beberapa mengutip dari tulisan Elisabet Elliot tapi meskipun beberapa tulisan mengutip tetap aja beda yang nulis cowo dan cewe, sayanya sih lebih gampang baper kalau penulis wanita. Hahaha... Mungkin karena kalau pria lebih berpikir secara logika ya? sedangkan wanita, biasalah baperan.
Eiiits tapi untuk temen-temen cowo nih buku kayanya memang cucok bangetlah untuk kalian, dari sampul bukunya yang maskulin, diimbangi dengan penulisnya, dan gaya penulisannya.
Ada beberapa quotes dari buku ini yang saya sukai:

Dunia menggambarkan tentang gambaran tentang romantisme permainan yang seperti kita lihat, dan berkata "inilah cinta" namun Kristus membawa kita di bawah batang pohon ditempat dimana seorang telanjang dan berdarah dan berkata "inilah cinta"

Sesuatu yang benar di waktu yang salah adalah satuhal yang salah: Seperti buah yang diambil sewaktu belum matang atau seperti bungan yang diambil sewaktu belum mekar. kesalah kita adalah kita terburu-buru akan waktu Allah dapat mengganggu keindahan dari rancangan-Nya dalam hidup kita. Hanya karena sesuatu itu baik sehingga membuat kita mengejarnya saat ini. Kita harus ingat bahwa sesuatu yang baik pada waktu yang tidak tepat adalah sesuatu yang buruk.

Mr. Wrong tidak peduli pada kemurnianmu dan kemudian akan meninggalkanmu. Sebaliknya Mr. Right akan melindungi kemurnianmu dan mengubah nama belakangmu.

Ketika Tuhan tau kamu telah siap akan tanggung jawab dari komitmen. Dia akan menunjukan Orang yang tepat dalam waktu yang tepat.

Adalagi nih kata-katanya yang ngena banget:

Having a girlfriend has no longer my greatest need. Knowing and obeying Him was. I wanted to please Him in my relationships even if it meant looking radical adn foolish to other people-even if it i kissing dating goodbye

gilaaa! masih ada cowo kaya gini hidup didunia ya, cowo nih? meskipun gitu ya tetaplah dia manusia yang tak sempurna dan memerlukan kasih karunia-Nya setiap hari. Hehe...

Saturday, December 10, 2016

Review Buku: Kekuatan Berpikir Positif (Chicken Soup)

Hellooo December...
Wah gk kerasa udah desember lagi yah guys, mau ngereview apa di bulan ini bingung juga, a.k.a males sih lebih tepatnya, haha. Ok di bulan penhujan ini aku awali tulisan aku dari sebuah buku berjudul "Kekuatan Berpikir Positif" buku ini sangat menolong banget loh, guys. Cerita singkatnya sangat memberi kita ide dan kreatifitas. Buku ini sangat menolong saya ketika saya stress. Mulai dari menikmati hal kecil sejenis minum kopi atau ketika canggung melakukan sesuatu, memang ada baiknya tetap kita lakukan yah.


Judul buku: Chicken Soup for the Soul, Kekuatan Berpikir Positif
Penulis: Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Amy Newmark
Penerjemah: Yasmine Hadibroto & Suprianto
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka utama
Cetakan : Kedelapan Januari 2016
Jumlah halaman: 484
Buku ini seperti buku Chicken Soup yang lain sih, terdiri dari banyak penulis, rata-rata berdasarkan dari pengalaman hidup masing-masing yang dikirimkan ke redaksi Chicken Soup ini. Dari Daftar Putaka buku ini secara garis besarnya saya tuliskan ya:
1. Kekuatan Cinta Diri Sendiri
2. Kekuatan Sikap
3. Kekuatan Bersikap Tegar
4. Kekuatan Sikap Santai
5. Kekuatan Rasa Syukur
6. Kekuatan Memberi
7. Kekuatan Mimpi
8. Kekuatan dalam Menantang Diri Sendiri
9. Kekuatan dalam Pembenahan Diri
10. Kekuatan Menjaga Orang Lain
11. Kekuatan Mengubah Cara Berpikir
Awal bertemu dengan buku ini di Gramedia, karena iseng tak ada kerjaan dan sepertinya saya perlu sedikit relax dan santai pada diri sendiri saya putuskan hari itu saya melancong ke Gramedia. Saat itu jujur pikiran saya sedang suntuk-suntuknya. Saya tau beberapa buku tentang Chicken Soup, saya tau itu buku bagus dari teman-teman saya. Iseng dech saya ambil dan saya baca. Ternyata isinya "Wow" Langsung ke sengsem lah saya saat itu. Dan entah mengapa selalu ada uang untuk membeli buku. Heraaaan, padahal saat itu banyak plan dalam kepala saya, yang hancur seketika itu juga, hahaha.
Buku ini keren kenapa?
Buku ini terdiri dari banyak tulisan pendek yang sangat menginspirasi yang cocok banget untuk kita nikmati jika kita merasa stress. Disini diberikan banyak saran praktis yang tidak tersirat yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehingga kita dapat menikmati hidup yang lebih hidup. Saya suka banget buku ini sampai kalo baca itu imit-imit biar gk cepet habis, anehkan? Udah kaya orang ngemil makanan enak yang makannya musti dikit-dikit biar gk cepet habis.
Apa yang dapat saya terapin?
1. Menikmati Hal Kecil, seperti nge-kopi cantik, menikmati waktu-waktu nulis ini review sambil ngopi.
2. Mencoba Hal baru, Seperti belajar main piano, dan menjadi seorang blogger seperti sekarang ini
3. Memberikan Kejutan utk seseorang, itu sangat menyenangkan
4. Bersyukur untuk hal-hal kecil apapun.
Githu dech, koleksi buku-buku aku biasanya yang membuat aku belajar sesuatu atau aku harus mendapatkan sesuatu ketika aku selesai membaca buku itu. Jadi kalau seperti novel githu saya kurang tertarik karena aku orangnya baperan kalo baca novel gitu. Hehe
Enjoy it guys!
Do What You Love and Love What You Do!:)

Tuesday, November 22, 2016

Review Buku: Becoming the Woman God Wants Me to Be

Judul asli: Becoming the Woman God Wants Me to Be
Judul terjemahan: Menjadi Wanita yang Tuhan Inginkan
Penulis: Donna Partow
Penerbit pertama: Revell, a division of Baker Publishing Group, Grand Rapids, Michigan, 49516, U.S.A
Penerjemah: Lily Endang Joeliani
Penerbit Indonesia: PT. Visi Anugerah Indonesia
Cetakan ke dua: September 2010
Jumlah Halaman: 375

Daftar Isi:
Pengantar
Apa yang akan anda butuhkan
Minggu Pertama - Dasar-dasar Iman
Hari ke-1 Meletakkan Kepercayaan Anda Sepenuhnya Kepada Allah
Hari ke-2 Berkomitmenlah untuk Memiliki Waktu Sendiriab Bersama Allah
Hari ke-3 Memeditasikan Firman Allah
Hari ke-4 Menjadi Seorang Perempuan yang layak di percaya
Hari ke-5 Memilih berfokus pada yang Positif
Hari.ke-6 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-7 Refleksi Mingguan
Minggu Kedua - Kebiasan-kebiasaan yang Saleh
Hari ke-8 Selektif Secara Sadar
Hari ke-9 Tetap berakar pada Firman Allah
Hari ke-10 Dedikasi Diri Anda pada Doa
Hari ke-11 Tidurlah dengan Damai
Hari ke-12 Rajinlah
Hari ke-13 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke 14- Refleksi Mingguan
Minggu Ketiga-Pola Makan yang Sehat
Hari ke-15 Bersihkan Dapur Anda dari Bahaya
Hari ke-16 Bertekadlah untuk Mengendalikan Kebiasaan Makan Anda
Hari ke-17 Batasi Asupan Gula Anda
Hari ke-18 Makanlah Porsi yang Masuk Akal
Hari ke-19 Rencanakan Makan yang Lebih Sehat
Hari.ke-20 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-21 Refleksi Mingguan
Minggu Keempat-Memperkuat Tubuh Anda
Hari ke-22 Berjalan Untuk Menambah Energi
Hari ke-23 Memurnikan Tubuh Anda dengan Air yang Diberi Tambahan
Hari ke-24 Memberi Waktu mencerna Kepada Tubuh Anda
Hari ke-25 Tubuh Kuat dengan Melawan Gravitasi
Hari ke-26 Memurnikan Tubuh dan Jiwa
Hari ke-27 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-28 Refleksi Mingguan
Minggu kelima - Alat-alat Managemen
Hari ke-29 Memaksimalkan Setiap Hari
Hari ke-30 Menerapkan aturan 80/20
Hari ke-31 Berikan apa yang Dapat anda Berikan
Hari ke-32 Simpanlah Sebanyak Mungkin
Hari ke-33 Transferlah Masalah Kesuatu Daftar Penyelesaian
Hari ke-34 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-35 Refleksi Mingguan
Minggu Keenam - Perencanaan Keuangan
Hari ke-36 Perpuluhan
Hari ke-37 Hitung Aset dan Kewajiban Anda
Hari ke-38 Kurangi Hutang Anda
Hari ke-39 Bayarlah Dengan Uang Tunai
Hari ke-40 Mulailah Tabungan Otomatis dan Investasi
Hari ke-41Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-42 Refleksi Mingguan
Minggu Ketujuh - Penampilan Pribadi
Hari ke-43 Bertahanlah dengan Warna-warna Dasar Anda
Hari ke-44Tentukan Berat Badan Ideal Anda
Hari ke-45 Bersihkan Baang-barang Pribadi Anda
Hari ke-46 Pentingnya Kesederhanan
Hari ke-47 Evaluasi Raut Wajah Anda
Hari ke-48 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-49 Refleksi Mingguan
Minggu Kedelapan- Usaha di Rumah
Hari ke-50 Bekerja dari Rumah
Hari ke-51 Mengembangkan Berbagai Arus Penghasilan
Hari ke-52 Mencoba Direct Marketing
Hari ke-53 Mempertimbangkan Investasi Properti
Hari ke-54 Mengeksplor Dunia Pemasaran Melalui Internet
Hari ke-55 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-56 Refleksi Mingguan
Minggu Kesembilan-Managemen Rumah Tangga
Hari ke-57 Mengidentifikasi Titik-titik Masalah Rumah Tangga
Hari ke-58 Membuang yang Tak Perlu
Hari ke-59 Diperlengkapi Bagi Rumah yang Bersih
Hari ke-60 Mempraktekkan Kepelayanan Bersama
Hari ke-61 Membersihkan Rumah Anda Secara Rohani
Hari ke-62 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-63 Refleksi Mingguan
Minggu Kesepuluh - Relasi Keluarga
Hari ke-64 Kasihi Suami Anda
Hari ke-65 Sayangi Anak-anak Anda
Hari ke-66 Tetapkan Tradisi Keluarga
Hari ke-67 Hormati Hari Sabat
Hari ke-68 Hiduplah Dalam Damai
Hari ke-69 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-70 Refleksi Mingguan
Minggu Kesebelas - Pelayanan Rumah Tangga Anda
Hari ke-71 Pelayanan Hidangan Bagi Keluarga
Hari ke-72 Atur Pakaian Keluarga Anda Demi Keberhasilan Rohani
Hari ke-73 Praktekkanlah Keramahtamahan/Memberi Tumpangan
Hari ke-74 Bukalah Rumah Anda Bagi Pelayanan
Hari ke-75 Jadilah Tuan Rumah Bagi Pelayanan Allah
Hari ke-76 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-77 Refleksi Mingguan
Minggu Keduabelas - Rencana Pensiun
Hari ke-78 Dapatkan Pemeriksaan Realitas
Hari ke-79 Bayarlah Cicilan Rumah Anda Lebih Awal
Hari ke-80 Hiduplah Sesuai Kemampuan Anda
Hari ke-81 Hindarilah Kebodohan Finansial
Hari ke-82 Rapikan Urusan-urusan Hukum 
Hari ke-83 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-84 Refleksi Mingguan
Minggu Ketigabelas - Mengakhirinya Dengan Kuat
Hari ke-85 Berkomitmenlah untuk Menjadi Tua
Hari ke-86 Kembangkanlah Hati Seperti Kaleb
Hari ke-87 Dorong dan Kuatkan Diri Anda
Hari ke-88 Bertekadlah untuk Mengakhirinya dengan Baik
Hari ke-89 Pemeriksaan Mingguan
Hari ke-90 Refleksi Mingguan
Pikiran-pikiran Terakhir
Lembar Kerja  
_________________________________________________________________________________________

Finally....
Selesai juga ngetikin daftar isi yang panjangnya seabreg, haha... tapi semoga teman-teman terinspirasi dengan daftar isinya yah. Sepertinya sih ok banget ya kan?
Awalnya saya membeli buku ini di toko buku, dan melihat daftar isinya saya tertarik, dan akhirnya saya beli. 
Well, buku ini memang dikhususkan untuk para wanita Allah. Buku ini bentuknya seperti buku perenungan harian, yang akan habis selama 13 minggu kalo rutin baca setiap bab hari tanpa bolong-bolong. Sayangnya aku orang yang tidak konsisten, apalagi di awal saya membeli buku ini, saya pikir belumjust gue banget, karena saya pikir buku ini cocoknya untuk emak-emak. Tapi sekarang (udah lanjut usia) saya pikir ini penting sekali dan kenapa gk saya baca dari dulu-dulu yah?
Penulisanya ibu Donna Partow yang adalah penulis buku laris dan komunikator Kristen. Buku-bukunya yang sebelumnya adalah Becoming a Vessel God Can Use dan Becoming the Woman God Want to be, yang laris manis terjual satu juta eksemplar ditujuh benua dengan berbagai bahasa.
Tulisannya dibuku ini sangat spesifik. Bukan hanya mencangkup hal-hal yang terlihat rohani sekali, namun dalam kehidupan keseharian dipakainya untuk melayani Allah. Buku ini sangat cocok dengan teladan wanita di Amsal 31.
Buku ini, berisi isian atau bahan untuk perenungan kita, sehingga cocok digunakan untuk saat teduh, didalamnya juga berisi ayat-ayat hafalan yang hraus kita hafalkan dan kita renungkan setiap hari. Beberapa dari ayat hafalan yang disajikan juga diambil dari kitab Amsal 31.
Beberapa tulisan dari penulis, menuliskan bahwa suami surgawi kita adalah penting, sekalipun saya masih single saat ini ada satu doanya yang di bagikan. Doa ini yang menjadi semangat saya dalam mengerjakan setiap panggilan yang Allah berikan bagi saya. Termasuk yang saya kerjakan dalam bidang blog atau menulis ini. Setelah saya berdoa ini saya menjadi semakin bersemangat mengerjakan setiap pekerjaan yang Allah percayakan bagi saya.

Suami surgawiku yang terkasih, keinginanku yang terdalam adalah untuk menjadi seorang istri yang cakap bagi-Mu. Aku tahu pujian sejati bagi karakterku adalah siapakah aku saat tidak ada orang yang melihat kecuali Engkau. Bukan apa yang kulakukan untuk membuat orang lain terkesan atau menyenangkan diriku yang diperhitungkan. Yang diperhitungkan adalah piliha-pilihan yang kubuat hanya karena aku ingin menghargai-Mu. Aku ingin Engkau mempercayaiku sepenuhnya. Aku ingin Engkau bisa memanggilku dan bergantung padaku untuk melakukan hal-hal yang benar. Walaupun aku tidak akan pernah mencapai kesempurnaan di sisi surga ini, aku ingin menggunakan hal ini sebagai alasan bagi hidup yang sembarangan. Sebaliknya, aku ingin menjadi aset yang berharga bagi pekerjaanMu di dunia. Aku ingin membawa kebaikanMu, bukan kejahatan sepanjang umutku. Terimakasih karena mengasihiki. Beri aku kuasa untuk menjalani hidup yang penuh pelayanan syukur sebagai responsnya. Amin.

Semoga review saya yang sedikit ini dapat menolong dan menguatkan teman-teman para puteri Allah yang cantik-cantik.
Terimakasih semua.






Monday, November 21, 2016

Review Buku: Life as a Vapor

Judul Asli Buku: Life as a Vapor
Judul Terjemahan: Hidup adalah Uap
Penulis: John Piper
Penerbit Pertama: Multnomah Books, a devision of Random House, Inc.
Penerbit Indonesia: Pionir Jaya
Penerjemah: Grace P. Christian
Cetakan ke : 1, Februari 2008
Jumlah Halaman: 151
Daftar Isi:
Sepatah Kata untuk Pembaca
1. Pentingkah Penilaian Orang Lain
2. Penderitaan, Belas Kasihan, dan Penyesalan Surgawi
3. Mata adalah Pelita Tubuh
4. Hidup Saya adalah Uap
5. Warna Favorit Allah
6. Padamkan Kemarahan Sebelum Kemarahan Memadamkan Anda atau Pernikahan Anda
7. "Tuhan, Perintahkanlah Apa yang Kau Kehendaki, dan Berikanlah apa yang Kau Perintahkan
8. Kesudahan Adalah untuk mengucap syukur, Permulaan Adalah untuk Iman
9. Bermegah di Dalam Manusia Sungguh-sungguh Dilarang
10. Yang akan Kita Peroleh Sepenuhnya Adalah Belas Kasihan
11. Sebuah Panggilan untuk Orang-orang Kristen Koroner
12. Allah Tidaklah Membosankan
13. Ucapan Syukur untuk Kehidupan dari Orang-orang Kudus yang Tidak Sempurna
14. Mengapa Iblis Dibiarkan Ada di Bumi
15. Jalan Hikmat Mungkin Bukanlah Jalan yang Paling Berbuah untuk Kemuliaan Allah
16. Badai Menyatakan Kemenangan Karyanya
17. Nilai dari Pelajaran Sejarah
18. Sudah: Merdeka secara Mutlak dan Secara Permanen, Belum: Merdeka secara Final dan Secara Sempurna
19. Jika Anda Ingin Mengasihi, Anda Harus Mati Terhadap Hukum Taurat
20. Bagaimana Teisme Terbuka Membantu Kita Menyembunyikan Penyembahan Berhala Kita yang Tersembunyi
21. Cara untuk Bertanya kepada Allah
22. Mengapa Saya Tidak Mengatakan, "Allah tidak Menyebabkan Malapetaka itu, Tetapi Ia Dapat Menggunakannya untuk Kebaikan."
23. Janji-janji yang Memberi Pengharapan untuk Menang atas dosa
24. Jonathan Edwards Membahas Cara Berpikir Peziarah
25. Ditabur dalam Kehinaan, Dibangkitkan dalam Kemuliaan
26. Buah yang Dahsyat dari Penguasaan-Dini
27. Renungan-renungan tentang Pikiran-pikiran Allah
28. Apakah Tuntutan Allah untuk Disembah itu Sia-sia?
29. Menyingkirkan Keangkuhan dari Pengaruh Budaya Kristen
30. Perintah-perintah Allah yang Manis kepada Roh-roh Jahat, Angin, Burung-burung Gagak, dan Kasih
31. Kristus Menderita dan Mati untuk Melepaskan Kita dari Masa Sekarang yang Jahat Ini
__________________________________________________________________________________________
Buku ini saya beli awalnya, ketika saya merenungkan "hidup itu seperti uap" dimana saat itu saya terinspirasi dari lagunya bapak Casting Crown yang judulnya "Who am I" yang lirik refrainya seperti ini:


I'm a Flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
A vapor in the wind
Still you
Here me when i'm calling
Lord You catch me when i'm falling
Lord You Told me Who i'm
I'm Yours


Naaaaah, dari lagu itu saya jadi menyukai istilah live as a vapor, kemudian ketika saya melihat buku ini ada di rak buku salah satu toko buku. Langsung saya grab it fast!!!
Buku ini adalah buku bahan perenungan, selama satu bulan. Tadinya saya pikir merupakan suatu cerita berkelanjutan. Ternyata, buku ini seperti buku perenungan hari yang harus di baca bab perbab setiap harinya.
Penulis buku ini adalah John Piper yang merupakan pendeta pengkhotbah di Bethlehem Baptist Church di Minneapolis, adalah penulis dari Desiring God, The Dangerous Duty of Delight, Future Grace dan beberapa buku lainnya.
Buku karangan John Piper ini cukup bagus untuk perenungan setiap hari. Seperti contoh di hari pertama: John Piper membagikan tentang penilaian orang lain penting atau tidak? Disini Piper menjelaskan perbedaan antara dua bagian kitab. Dimana Galatia 1:10 dikatakan bahwa Paulus saat itu sedang mencari persetujuan Allah dan bukan manusia, jika ia masih mencari persetujuan Allah maka ia tidak akan menjadi hamba Kristus. Jadi sepertinya orang Kristen tidak boleh mendengarkan apa kata orang lain.
Namun disisi lain, di Amsal 23:1 dikatakan bahwa nama baik lebih berharga daripada perak atau emas dan dikasihi orang lebih baik daripada perak. Yang sepertinya reputasi itu sangat penting.
John Piper menjelaskan di buku ini, seharusnyanyang menjadi pusat kita adalah Dia semakin di besarkan dalam diri kita dan kita semakin kecil, yang menjadi pusat kita adalah reputasi Kristus dan bukan kepentingan atau nama baik pribadi kita. Sehingga apa yang menjadi perkataan orang itu menjadi sangat-sangat penting agar Kristus itu semakin ditinggikan dalam kehidupan kita.
Di akhir masing-masing Bab ada doa yang dituliskan oleh Piper sendiri, yang bunyinya di bab pertama:

Bapa, terkadang jalan Kristus itu rumit bagi pikiran-pikiran kami yang dinodai dosa dan terbatas. Ampuni kami  saat-saat ketika kami telah membenarkan kesis-siaan kami dengan dalih reputasi yang baik. Ya, Tuhan, Karuniakanlah kepada kami, dalam hidup yang singkat ini, hikmat dan keberanian untuk menyenangkan orang lain, atau untuk tidak menyenangkan orang lain, hanya demi Kristus, dan bukan diri kami sendiri di puji. Dalam nama Yesus. Amin.

Monday, November 14, 2016

Review buku: Laki-laki seperti Wafer, Perempuan seperti Bakmi

Judul buku terjemah: Laki-laki seperti Wafer, Perempuan seperti Bakmi
Judul asli: Single Men Are Like Waffles, Single Women Are Like Spaghetti
Penulis:  Bill dan Pam Farrell
Penerbit awal: Harvest House Publishers
Penerbit Indonesia: PBMR Andi (anggota IKAPI)
Penerjemah: Okdriati S. Handoyo
Cetakan tahun: 2008
Jumlah halaman: 316

Daftar isi:
1. Laki-laki dan Perempuan di ciptakan-Nya Mereka
2. Jangan Menghancurkan Komunikasi
3. Wafer dan Bakmi di Tempat Kerja
4. Mempersiapkan Hubungan
5. Sang Pejuang Wafer
6. Sang Puteri Bakmi
7. Wafer dan Bakmi dalam Percintaan
8. Kehidupan Sosial Wafer dan Bakmi
9. Wafer, Bakmi dan Anak-anak
10. Allah Mengasihi Wafer dan Bakmi
Bahan Diskusi untuk Kelompok Kecil
Berkencan untuk mengambil Keputusan
_______________________________________________________________________________

Buku ini saya dapatkan beberapa tahun silam, udah lama sekali mungkin di awal tahun-tahun kuliah saya, sebenarnya buku inipun bukan buku saya. Suatu saat saya meminjam dari seorang teman, tapi karena terlalu asik baca saya sampai lupa kembalikan. Hanya tertumpuk di rak buku saja. Sampai sekarang tidak tau akan bertemu orang tersebut kapan lagi. Jadilah buku ini buku hak milik saya.
Buku yang ditulis oleh Bill dan Pam Farrell ini sangat bagus, untuk kita bisa menjalani hidup. Bukan saja sbagai seorang pasangan namun dapat kita terapkan dalam hubungan sehari-hari dengan lawan jenis. Buku ini ditulis dengan bahasa yang sangat sederhana, bahkan di buku ini banyak hal-hal yang dibahas dengan ringan dan kelucuan. Membuat kita jadi tertawa dan menertawakan diri sendiri dan pasangan atau orang lain bahkan.
Mengapa di judul buku ini ditulis laki-laki seperti wafer? Karena laki-laki itu berpikir dengn cara mengkotak-kotakkan sesuatu. Kita sering melihat laki-laki yang terjun bebas di satu kotak wafer service mobilnya, ketika dia mengerjakan sesuatu ia benar-benar sedang berada disana, dan mungkin ketika kau memanggilnya dengan suara petir sekalipun, mungkin dia tidak mendengarnya, karena dia sedang berada di dunianya. Ini sangat berbeda dengan si "putri bakmi" yang dapat mengerjakan segala sesuatu sekaligus dalam suatu waktu. Kita kerap kali melihat seorang ibu yang sambil menggendong anaknya, sambil memasak, dan sambil berbicara di telpon.Wow ibu tersebut luar biasa sekali bukan? Karena otak wanita itu seperti bakmi yang terjalin dan berkaitan satu dengan yang lain, dari hal satu ke hal lain dan kegiatan satu ke kegiatan yang lain. 
Dari buku ini saya jadi belajar dan mengerti ketika saya berhubungan dengan lawan jenis, saya akan belajar untuk mengerti lawan bicara saya. Saya akan memulai untuk sedikit mengerem ketika lawan bicara pria saya menunjukan suatu kebingungan. Saya akan sedikit menguraikan jalinan "piring bakmi" yang saya miliki. Berikut contoh kejadian laki-laki dan perempuan.
Hidup Perbedaan!!!
Cara Laki-Laki dan Perempuan menggunakan ATM
Laki-laki:
1. Memutuskan menggunakan ATM
2. Memasukkan kartu
3. Memasukkan nomor PIN
4. Mengambil uang, kartu dan resi
Perempuan:
1. Memutuskan menggunakan ATM
2. Memperhatikan dandanan melalui kaca spion
3. Mematikan mesin
4. Memasukkan kunci ke dalan tas
5. Keluar dari mobil karena terlalu jauh dari ATM
6. Mencari-cari kartu ATM di dompet
7. Memasukkan kartu
8. Mencari-cari catatan no PIN di tas
9. Memasukkan no PIN
10. Mempelajari petunjuk paling sedikit dua menit
11. Menekan tombol "batal"
12. Memasukkan kembali no PIN
13. Mengecek saldo
14. Mencari amplop tabungan
15. Mencari pulpen di tas
16. Menulis slip tabungan
17. Menandatangani cek
18. Menabung
19. Meneliti petunjuk-petunjuk
20. Menarik uang tunai
21. Masuk ke mobil
22. Memeriksa dandanan
23. Mencari kunci-kunci
24. Menghidupkan mesin
25. Memeriksa dandanan
26. Mulai menjalankan mobil
27. Stop
28. Kembali ke ATM
29. Keluar dari mobil
30. Mengambil kartu dan resi
31. Kembali ke mobil
32. Memasukkan kartu ke mobil
33. Meletakkan resi di buku cek
34. Memasukkan resi tabungan dan pengambilan uang ke buku cek
35. Memasukkan tempat dompet dan buku cek di dalam tas
36. Memastikan dandanan
37. Menarik persneling mundur
38. Menarik persneling maju
39. Menjauh dari ATM
40. Melaju beberapa kilometer
41. Mengijak rem
Waktu saya membaca bagian kecil dari buku ini saya tertawa, ternyata perbedaan pria dan wanita itu sangat banyak. Di buku ini bukan saja membahas banyak perbedaan pria dan wanita. Di samping itu buku ini juga membagikan mengapa Allah menciptakan wanita yang membuat saya bangga, dan senang menjadi putri Allah. Saya tidak perlu meminta persamaan hak antara pria dan wanita, karena di pemandangan Allah, wanita pun berharga. Karena dalam kelemahan wanita, Allah teruslah yang menjadi sumber kekuatanNya ketika ia mengandalkan Allah.
Kemudian di buku ini di jelaskan mengenai mengapa Pria menjadi sang "pejuang wafer". Pria di bentuk ketika dunia masih dalam padang belantara. Sehingga dalam hati setiap laki-laki terdapat hasrat untuk berpetualang. Ia ingin menahlukan, mengatasi, mencari, membunuh atau menemukan sesuatu. Allah telah menciptakannya untuk menahlukan bumi. Laki-laki di rancang untuk menghadapi hal-hal keras dalam kehidupan dan menundukkannya di bawah kakinya. Hal ini berbeda dengan si "putri bakmi" yang diciptakan di dalam taman, taman yang indah dan luar biasa! Dimana kasih Allah itu cukup bagi dia. Sehingga adanya hawa di tengah-tengah taman itu akan mempercantik situasi taman itu. Allah begitu mendandaninya agar adam melihatnya sebagai suatu keindahan.
Hanya sedikit yang bisa saya bagikan dibuku ini, sisanya baca sendiri ya, guys!
Thanks for reading :)

Monday, November 7, 2016

Review Buku: Shadow of the Almighty

 Judul buku: Shadow of the Almighty
Jumlah halaman: 256
Terbitan pertama: Tahun 1979
Penerbit: Harpercolin
Penulis: Elisabeth Elliot
Daftar isi:
Acknowledgement
Preface
Prologue
Part 1 Portland, Oregon, 1927-1945
1. Strong Roots
2. Orator and Garbage Collector
Part II Wheaton, Illinois, 1945-1949
3. Degree of A.U.G.
4. Straight for the Goal
5. Flame of FIre
6. Behold Obscurity
7. Wine of Bewilderment
8. Sheep- Destined for the altar
9. Goaded by God
10. The Renaissance
Part III Portland-Oklahoma-Wisconsin-Indiana-Illinois-Portland,1949-1952
11. The Test of Free Time
12. The Test of Service
13. Impelled vs These Voices
14. The Parttern Tested
15. Hemmed in to Nothing
16. Exactly Timed for Good
17. The Hand Is on the Plough
Part Ecuador, 1952-1956
18. Under Way
19. Dreams Are Tawdry
20. The Realized Will
21. Lo, This is Our God
23. The Pattern at Work
24. Mission Accomplished
Epilogue
Sourcese
_________________________________________________________________________________________

Haillooo, akhirnya saya dapat menyelesaikan review saya ini. Fiuuuuuuuh..... kali ini saya menulis di kampung halaman saya wonosobo, my beautiful village, guys. hahahaha, penting gak ya? Sok penting ajalah yaaaa. Ok, alasan pertama, why I buy this book? Karena penulisnya. Penulisnya sangat menginspirasi saya. Iyappp betul, Mrs. Elisabeth Elliot, Tapi buku yang kali ini beraaaaaat bingiiit, luar biasa.. kenapa? Pertama karena buku ini bahasanya Inggris British banget, karena di tulis di tahun 1979. Kedua karena saya tak suka buku-buku biografi. di banding buku-buku yang lain versi inggrisnya Elisabeth Elliot versi yang ini yang rada berat (menurut saya).
Ok! Buku ini selesai ditulis tahun 1958, Dua tahun setelah kematian Jim Elliot pada 8 Januari 1956. Hmmmm, Dia meninggal di tangan orang yang dia doakan selama enam tahun (*ngeri yaaah) tapi saya jadi memikirkan saat itu Elisabeth Elliot dalam kesedihannya mengingat sang suami yang amat di kasihinya. Elisabeth memilih untuk mencurahkan kesedihan hatinya dalam tulisan-tulisannya. Elisabeth mengumpulkan foto-foto dari jim dan menjadikannya sebuah kisah. Dari sinilah bukunya di mulai. Dari rasa kehilangannya yang terdalam.
Buku ini secara khusus dituliskan untuk anaknya Valeri yang masih kecil ketika ayahnya meninggal. Elisabeth ingin agar anaknya pun mengerti bagaimana sosok ayahnya sekalipun saat itu sang ayah sudah tiada.
Di awal buku itu dituliskan
Aku pikir dengan menuliskan tentang ayahmu, yang tidak kamu kami ingat, yang mungkin suatu saat akan menolongmu untuk mengenalnya ketika terkadang deskripsiku tidak dapat menjelaskan. Dan aku berdoa seperti kau mengenalnya, kamu akan belajar mencintai apa Sesuatu yang di cintainya, dan mengikuti imannya.
Dibuku ini juga banyak di tunjukan dengan foto-foto kenangan mereka. Dari foto keluarga inti dari Jim ElliotElliot, dan foto Jim Elliot dari masa kemasa dari Jim Elliot masih kecil sampai Jim Elliot menikah dengan Elisabeth Ellio, hingga Jim berada bersama suku indian. 
Banyak hal diceritakan tentang Jim Elliot, sejak dari kecil hingga misinya dan tujuan hidupnya terpenuhi. Jim lahir ditengah-tengah keluarga yang takut akan Allah. Dari kecil Jim sudah terbiasa akan disiplin dan kejujuran yang ditanamkan ditengah keluarganya. Ada satu kalimat yang saya sukai adalah ketika orang tua Jim mengajarkan tentang kejujuran dan berkata "jangan pernah berpikir jika kalian akan mendapatkan sesuatu karena kami tidak tau apa yang akan dilakukan" ibunya berkata " Tuhan tau, dan Ia akan memberikan ganjaran dengan caranya". Dari silsilah keluarganya kita dapat melihat Jim adalah keturunan yang takut akan Allah.
Sedari kecil Jim Elliot terbiasa dengan bekerja keras. Banyaknya tanaman dan peternakan yang dimilikinya merupakan bukti bahwa keluarga mereka sangat menyukai pekerjaan tangan. Jim menggembalakan beberapa ekor domba sedari dia anak-anak. Dia mengenal Allah senjak kecil dari orang tuanya. Ketika dia berusia 6 tahunan dia berkata kepada ibunya pada suatu malam ketika perjalanan pulang dari sebuah rapat katanya "Sekarang, mama, Tuhan Yesus dapat datang kapanpun Ia mau untuk datang. DIA dapat membawa seluruh anggota keluarga kita, karena sekarang saya sudah diselamatkan , dan Janie juga masih sangat muda untuk mengenal Dia"
Hidup Jim sangat dipengaruhi oleh tujuannya menjadi seorang misionaris. Ketika dimasa kuliahnya pun apa yang dikerjakannya membawanya kepada tujuannya. Sehingga setiap aspek hidupnya dilakukan untuk tujuannya. Dalam kehidupan sehari-harinya ia mendisiplin dirinya dengan jam-jam doanya. Ada satu surat yang dituliskan Jim untuk adiknya Janie, bunyinya:
"Mulailah tiap hari dengan membaca Firman dan doa, Bunyan pernah berkata dengan sangat baik, 'dosa akan menyimpanmu dari Kitab ini, atau Kitab ini yang akan menyimpanmu dari dosa". Pertama kali sebelum engkau memulai sekolahmu berikan waktumu. Buatlah suatu komitmen yang keras, ini lebih mudah daripada memulai dengan melewati hari ini tanpa-Nya. Hafalkan ayat-ayat firman ketika berada di perjalanan. Bayarlha dengan waktumu! Ini harus dibayar karena ini sangat berharga!"
Jim sendiri memiliki alarm setiap malam untuk bangun dan membangunkannya untuk berdoa dan mempelajari firman. "Tidak ada satupun 'barang lama'." Dia menulis "Dengan Kristus yang tertulis dan menghidupi setiap firmannya. Kita tidak pernah berpikir bangun dipagi hari tanpa mencuci wajah kita, namun kita sering melupakan untuk mencuci pikiran negatif kita dengan perkataan Kristus. Ini kembali kepada tanggung jawab masing-masing kita."
Jim memulai kuliahnya di Wheaton. Dan Ia sangat yakin bahwa Allah mengirimnya ketempat itu. Ini tidak dengan mudah Ia berkuliah disitu seperti ayahnya yang mengirimnya. "Tak ada seorangpun yang menafkahinya" kenyataannya, dia sendiri tidak tau darimana ia mendapatkan uang. Tuhan menghargai keyakinannya, dan Tuhna memberkatinya lewat teman-temannya, beasiswa, dan pekerjaan sampingannya, sehingga ketika di bulan November, dia menuliskan:
"Pengalaman sekolah kita adalah salah satu dimana kita dapat benar-benar merayakan segala sesuatu pemberian dari kasih kebaikanNya yang selalu dan selamanya. Bagi Dia segala kemuliaan dan ucapan syukur.
Bukan hanya itu saja, apapum yang di makan oleh Jim itu membawanya kepada tujuannya menjadi seorang misionaris. Makanan yang dipilihnya dengan hati-hati adalah buah dan sayuran segar, beberapa jenis gandum, beberapa makanan penutup. Dia makan dengan teratur, namun dengan jumlah yang sama. Dia mematuhi aturan untuk menjadi misionaris dimasa depannya.
Masih banyak lagi tentang seorang Jim Elliot dibuku ini yang belum dapat saya tuliskan. Tapi, suer! Bukunya sangat bagus dan mengispirasi sekali. Bagi saya khususnya. Saya sudahi dulu tulisan saya. Trimakasih sudah membaca.

Sunday, October 23, 2016

Review Buku: What He Must Be

Judul Asli: What He Must be... if he wants me to marry my daughter?
Judul Terjemah: Dia harus pria seperti apa... jika ingin menikahi anak perempuanku?
Penulis: Voddie Baucham JR.
Penerbit pertama: Crossway Books
Penerjemah: Yakob Riskihadi
Penerbit Indonesia: Pionir Jaya
Cetakan: 1 Desember 2011

Daftar isi:
1. Visi Multigenerasi
2. Perkawinan Sebagai Pelayanan
3. Peran Ayah
4. Ia Harus Pengikut Kristus
5. Ia Harus Siap Memimpin
6. Ia Harus Memimpin seperti Kristus
7. Ia Harus Berkomitmen kepada Anak-anak
8. Ia Harus Mempraktekkan Empat Peran
9. Jangan Suruh Perempuan Melakukan Pekerjaan Laki-laki
10. Bila Tidak ada... Ciptakanlah!!!
Kesimpulan
Catatan

Buku ini ditujukan untuk para ayah untuk putrinya, covernya cantik dan menarik hati saat itu untuk membeli. Cara penulisan penulisnya mudah untuk dimengerti. Dibagian awal di bagikan mengenai visi multi generasi. Tidak diragukan bahwa perkawinan adalah kunci kepada warisan multigenerasi, Allah dalam kedaulatan-Nya, menciptakan manusia untuk hidup, berkembang pesat, dan berlipat ganda. Dibuku ini dibagikan mengenai pentingnya memiliki generasi yang takut akan Allah. Dengan demikian hubungan dalam perkawinan mempunyai banyak segi penting. Buku ini membagikan di Yeremia 29, nabi itu menulis surat kepada orang-orang buangan di Babilonia, dimana ia memberi petunjuk-petunjuk tentang bagaimana mereka harus hidup di masa pembuangan yang lama itu.
Kebanyakan orang mengetahui janji yang diberikan di ayat 11: "sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan yang ada padaku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dn bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan penuh harapan" namun banyak orang melupakan janji di ayat 10: "Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Nah, tujuh puluh tahun yang di sebutkan dala teks itu mengingatkan kita jepada keputusan raja Koresy. Orang-orang buangan yang menerima surat dari yeremia tidak akan pernah melihat penggenapan janji ini. Orang-orang israel akan ada diBabilonia selama lebih dari 150 tahun. Ini lebih lama daripada umur para penerima surat nabi itu.
Dengan demikian, janji yang terkenal di yeremia 29:11 adalah janji multigenerasi. Sebagian orang mungkin kecewa, padahal seharusnya tidak perlu begitu. Kenyataan bahwa Allah dapat menjanjikan sesuatu kepada keturunan orang-orang ini sekitar 150 tahun kemudian adalah bukti kedaulatan-Nya. Allah hanya dapat membuat janji-janji ini bila ia mengetahui dan mengendalikan apa yang akan terjadi. Allah kita adalah Allah yang mengagumkan.
Janji ini menunjukan karakter janji Allah kepada umat-Nya dari generasi ke generasi. Kita melihat hal ini, misalnya dalam perkataan Petrus pada hari pentakosta. Dalam khotbahnya, ia memanggil para pendengarnya untuk bertobat dan menunjukan kepada mereka janji pengampunan di dalam Kristus dan karunia Roh kudus. Kemudian Ia menambhkan di Kis 2:38-39 sebab bagimulah janji itu dan bagi anak-anakmu. Baik dalam perjanjian baru atau perjanjian lama, Allah mempunyai rencana untuk generasi-generasi mendatang, dan hanya Dia yang punya kuasa menggenapinya.
Dari sudut rencana multi generasi Allah untuk memulihkan kaum buangan sesudah penghukuman atas bangsa itu selesai, Yeremia memberi tahu orang-orang itu tentang bagaimana mereka harus hidup sementara menantikan penggenapan janji Tuhan. Ia menyuruh mereka membangun rumah, menanami kebun, dan bahkan berdoa untuk kesejahteraan tempat dimana mereka di buang. Bahaimanapun juga, salah satu petunjuk Yeremia berkenaan langsung dengan pesan multigenerasi.
Yeremia menyuruh orang buangan itu untuk "ambillah istri untuk memperanakan anak laki-laki dan perempuan bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, ..., agar disana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang" (yer 29:26) kata-kata ini tidak begitu jelas terlihat dalam situasi seperti itu, kecuali orang mengerti dua hal yang pertama dilema mereka pasti di jawab. Kedua, petunjuk ini membuat kita mengerti bahwa janji ini akan di genapi pada generasi-generasi yang akan datang.
Setelah saya membaca buku ini saya jadi mengerti, seharusnyalah kita menikahi orang yang takut akan Allah, supaya generasi yang takut akan Allah itu bertambah. Dan bahwa itu adalah perintah Allah dan keinginan hati Allah.

Saturday, October 15, 2016

Review Buku: Let me be a Woman (Elisabeth Elliot)

Judul buku          : Let Me be a Woman
Penulis                : Elisabeth Elliot
Penerjemah        : Herlina Julenta
Cetakan               : Pertama Juni 2013
Penerbit               : OMID Publishing House
Jumlah halaman: 191

Daftar isi:
1. Allah yang memegang kendali
2. Bukan siapa aku tapi milik siapa aku?
3. Dimana jiwamu digantungkan
4. Seorang anak perempuan, bukan anak laki-laki
5. Penciptaan - Wanita untuk pria
6. Ubur-ubur dan kebanggaan
7. Kebanggaan yang benar
8. Beban sayap
9. Kehidupan lajang-sebuah anugrah
10. Sehari demi sehari
11. Rasa percaya dalam perpisahan
12. Disiplin pribadi dan keteraturan
13. Peperangan siapa?
14. Kebebasan melalui disiplin
15. Allah tidak membuat perangkap
16. Prinsip yang berparadoks
17. Maskulin dan feminim
18. Jiwa yang feminim
19. Apakah penundukan diri memasung kita?
20. Dua puluh pertanyaan
21. Pilihan adalah batasan
22. Komitmen, rasa syukur, kebergantungan
23. Engkau menikahi seorang pendosa
24. Engkau menikahi seorang pria
25. Engkau menikahi seorang suami
26. Engkau menikahi seorang pribadi
27. Meninggalkan yang lain
28. Dinamis tidak statis
29. Sebuah kesatuan
30. Sebuah cermin
31. Sebuah pekerjaan
32. Apa yang membuat pernikahan berhasil
33. Penerimaan akan keteraturan surgawi
34. Kesetaraan adalah bukan hal yang ideal dalam kekristenan
35. Ahli waris anugrah
36. Persamaan yang proporsional
37. Kerendahan hati sebuah perayaan
38. Otoritas
39. Bawahan
40. Pembatas kekuasaan
41. Kekuatan dalam keterbatasan
42. Tuan atas diri sendiri
43. Sebuah alam semesta yang harmonis
44. Jadilah wanita sejati
45. Keberanian sang pencipta
46. Tempat suci pribadi
47. Kesetiaan
48. Kasih dalam perbuatan
49. Kasih berarti salib
Tentang penulis
Ayat-ayat referensi
Catatan
__________________________________________________________________________________________

Buku ini saya dapatkan di semarang 18 Desember 2013. Buku ini merupakan hadiah dari mbak dwi hadi setya palupi (haiii mbak, namamu ku tuliskan juga disini). Buku ini yang membuat saya berkenalan dengan bu Elisabeth Elliot sang penulis buku. Beberapa waktu saya mengamati buku-buku tulisan beliau, wow banget. Salah satunya ya buku ini.
Mengapa "let me be a woman"?
Andai saja wanita pertama menyatakan itu pada ular? Saat itu ular menghasut dengan berkata "jika engkau memakan buah ini, maka tentunya engkau menjadi sama seperti Allah" dan wanita dalam ketundukannya kepada Allah dan berbahagia karena Allah menciptakannya sebagai wanita dan ia berkata "biarkanlah aku menjadi seorang wanita. Biarkan aku menjadi apa yang Allah inginkan untuk aku" wow, pasti ceritanya akan berbeda.
Begitu banyak wanita didunia ini yang menunjukan rasa emansipasi wanita, menuntut persamaan derajat dan ingin menjadi Pria. Terkadang kita melupakan jati diri yang Allah sudah rancang kita menjadi wanita. Beberapa orang yang tidak puas mengatakan mereka terperangkap dalam tubuh yang salah. Jadi masakan Allah salah menciptakan kita? Mengapa kita tidak cukup mengatakan "biarkan aku menjadi seorang wanita. Biarkan aku menjadi apa yang Allah inginkan"
Cara pandang membuat perbedaan didalam dunia kita. Jika engkau melihat sekilas saja rancangan surgawi paling tidak engkau akan merendahkan dirimu dan kagum pada akhirnya. Aku percaya bahwa pengertian yang benar mengenai rancangan surgawi juga akan membuatmu merasa bersyukur. Namun bagi sekelompok orang menjadi wanita adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, sebuah penderitaan. Hidup mereka merindu untuk menjadi sesuatu yang lain. Setiap makhluk Allah diberikan sesuatu yang bisa saja tidak menyenangkan, menurutku, tergantung pada cara pandang seseorang. Gajah dan tikus bisa saja mengeluh mengenai ukuran mereka, kura-kura dengan batok dipunggungnya, burung dengan berat sayapnya. Tetapi gajah tidak diciptakan untuk berlarian di balik tembok rumah, tikus tidak akan di jumpai sedang "mondar-mandir seolah-olah merek punya janji di ujung dunia" kura-kura tidak punya kebutuhan untuk terbang, begitu pula burung untuk merayap. Karunia khusus dan kemampuan setiap makhluk menunjukan keterbatasan-keterbatasannya yang khusus pula. Dan sementara burung merasa harus menanggung beban kedua sayapnya, padahal sesungguhnya sayap-sayap itulah yang menopang burung - terbang menjauh dari dunia, menuju langit, menuju kebebasan - begitu pula wanita yang menerima keterbatasan atas kewanitaannya menemukan di dalam setiap keterbatasan karunianya, panggilan istimewa baginya - sayap-sayapnya, sesungguhnya, yang membawa masuk ke dalam kemerdekaan yang sempurna, kedalam kehendak Allah.
Kebenarannya, tidak ada dari kita yang tahu kehendak Allah bagi hidupnya. Aku katakan bagi hidupnya - karena janjinya berbunyi "jika engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung." Dia memberikan kita cukup cahaya hari ini, cukup kekuatan untuk sehari demi sehari, cukup manna, makanan kita "hari ini." Dan kehidupan iman adalah sebuah perjalanan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, seperti orang israel "berangkat lalu berkemah di Obot. Berangkatlah mereka dari Obot," lalu berkemah dekat reruntuhan di Abarim, di Padang gurun... Dari situ berangkatlah mereka, Lalu berkemah disungai Arnon... dari sana mereka ke Beer... dan dari padang gurun mereka ke Matana; dari Matana ke Nahaliel; dari Nahaliel ke Bamot; dari Bamot kelembah yang didaerah Moab."
Sejauh yang kita tahu, tidak ada yang terjadi di tempat-tempat ini. Obot, Abarim, Arnon, Beer, Matana, Nahaliel, Bamot tidak ada artinya bagi kita. Kerumunan yang besar itu hanya terus bergerak. Mereka berpindah dan berhenti dan membangun tenda dan berkemas lagi dan berpindah lagi dan membangun tenda lagi. Mereka mengeluh. Begitu banyak keluhan, hingga bahkan Musa, yang sangat lembut hatinya, hampir tidak tahan melihat orang-orang yang harus dipimpin oleh panggilan Allah. Namun di sepanjang waktu Allah bersama mereka, memimpin mereka, melindungi mereka, mendengar jeritan mereka, mendorong dan memimpin mereka, melindungi mereka, tahu ke mana mereka akan pergi dan apa tujuan-Nya untuk mereka dan Dia tidak pernah meninggalkan mereka.
Tidaklah sulit ketika kau membaca keseluruhan kisah pembebasan israel oleh Allah untuk melihat bagaimana setiap kejadian yang terpisah membentuk sebuah pola demi kebaikan. Kita memiliki cara pandang yang tidak dimiliki para pengelana yang menderita tersebut. Tetapi itu seharusnya menolong kita untuk mempercayai Allah mereka. Tahap-tahap dalam perjalanan mereka, sekalipun membosankan dan tidak terjadi apa-apa, merupakan bagian-bagian penting dari perjalanan menuju penggenapan janjiNya.
Kehidupan lajang mungkin hanyalah satu tahap dalam kehidupan, tetapi bahkan setiap tahap kehidupan adalah anugrah. Allah bisa menukarnya dengan anugrah lai, tetapi si penerima menerima anugrah dari-Nya dengan ucapan syukur. Anugrah hari ini untuk hari ini. Kehidupan iman di jalani sehari demi sehari, dan dijalani - tidak selalu memandang kedepan seakan-akan kehidupan "yang sesungguhnya" berada di tikungan berikutnya. Kita bertanggung jawab untuk hari ini. Hari esok masih menjadi milik Allah.
Cara engkau memelihara rumahmu, cara engkau mengatur waktumu, perawatan yang kau lakukan untuk penampilanmu, bagaimana kau membelanjakan uangmu, semuanya mengungkapkan dengan lantang mengenai apa yang engkau percayai. "Indahnya kedamaian-Mu" memancar keluar lewat keteraturan hidup . Keteraturan hidup menyatakan dengan lantang keteraturan jiwa.
Buku ini ditulis bukan untuk mengajarkan untuk lebih bersolek untuk mengikat para lelaki, namun buku ini di tulis untuk semua wanita kekasih Allah, menerima dirinya dalam ketundukannya pada penciptanya.

Wednesday, October 5, 2016

Sejarah Lagu "As a Deer" (Seperti Rusa)

Lagu ini sering saya dengar dan saya nyanyikan lagu ini, baik di greja atau perkumpulan agamawi lainnya, lagu ini dalam versi bahasa indonesianya:

Seperti rusa rindu sungai-Mu
Jiwaku rindu Engkau
Kaulah Tuhan hasrat hatiku
Ku rindu menyembah-Mu

Kaulah kekuatan dan perisaiku
KepadaMu rohku berserah
Kaulah Tuhan hasrat hatiku
Kurindu menyembah-Mu

Barusan, beberapa hari yang lalu kakak saya membagikan lagu ini di english version-nya, saya jadi tertarik untuk ingin tau. Mulailah saya menggoogling lirik beserta sejarah lagu ini, yang artinya dalam terjemahan bahasa indonesia miriplah seperti lirik diatas, hanya saja saya ingin lebih mendetailkannya:

As the deer panteth for the water
So my soul longeth after thee
You alone are my heart's desire
And I long to worship thee

Longeth  dan long disini yang dipakai adalah kerinduan yang dipakai yang jika kita tidak bertemu, kita akan mati. berbeda dengan miss yang artinya rindu juga, hanya saja miss itu dipakai ketika kita merindukan seseorang yang jika kita tidak bertemu kita masih tetap hidup. Daud memilih kata tersebut dengan baik dengan perumpamaan rusa yang merindukan air. 
Rusa yang kita tau, biasanya merupakan binatang lemah yang menjadi incaran singa atau harimau. bau rusa yang begitu khas membuat rusa mudah di kenali oleh predatornya, karena itu rusa harus menemukan air, berenang didalamnya agar baunya hilang dan terselamatkan dari perdatornya. sehingga ungkapan Daud itu sangat benar. Ia akan mati jika ia tidak bertemu Allah

    reffrain:
    You alone are my strength, my shield
    To you alone may my spirit yield
    You alone are my heart's desire
    And I long to worship thee

di refrainnya udah umum kita dengar ya, Engkaulah satu-satunya kekuatan dan perisai, kepada Engkau satu-satunya kuserahkah jiwaku, kaulah satu-satunya keinginan hatiku dan aku rindu untuk memujiMu

You're my friend and you are my brother
Even though you are a king
I love you more than any other
So much more than anything

dibait berikutnya. Penulisnya sangat indah menulis dua pribadi yang sangat berbeda, Kaulah Sahabatku dan Saudaraku, namun Engkau juga adalah Rajaku, aku sangat mencintaimu lebih dari yang lain

I love you more than gold or silver,
only you can satisfy.
You alone are the real joy giver
and the apple of my eye.

Aku sangat mencintaimu lebih dari emas ataupun perak, dan hanya Engkau yang dapat memuaskan, hanya Engkau pemberi Kebahagiaan yang nyata, Kau adalah biji mataku.
Setelah saya mengerti arti dari lagu tersebut membuat saya terpana. dan saya ingin mengerti seperti apa lagu ini di buat dan penulisnya.
__________________________________________________________________________________
 
"As a Deer," yang ditulis pada tahun 1981, adalah salah satu lagu paling populer di musik Kristen (CCM) Genre kontemporer yang ditulis pada abad kedua puluh terakhir. Pencipta lagu ini adalah Martin J. Nystrom yang adalah penduduk asli Seattle, Washington. Setelah lulus dari Oral Roberts University, Tulsa, Oklahoma pada tahun 1979, ia menjabat penginjil sebagai musik dengan Kristus untuk Bangsa, Dallas, Texas dan menghasilkan album untuk Hosanna! Musik, Mobile, Alabama.

Lindsay Terry, dalam bukunya The Sacrifice of Praise: The Stories Behind the Praise dan Worship Songs Greatest of All Time (2002), menjelaskan tentang penciptaan lagu ini:

"Marty adalah seorang guru sekolah di Seattle, dan karena ia memiliki hari libur di musim panas, ia memutuskan untuk pergi ke Summer Term of Christ mewakili Nations Institute di Dallas, Texas. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya, terutama dengan semua bahwa ia akan terkena mendapatkan penekanan ibadah sekolah.
 Dia lulus dari Universitas Oral Roberts dan ia sedikit kewalahan dalam pelayanan. Dia telah terlibat dalam banyak hal di sekolah, yang salah satunya adalah televisi ministry dari ORU. Semua studinya ditambah dengan banyak kegiatan lain dan menyebabkan stres untuk mengambil mengorbankan kehidupan spiritual Marty.
sejarah lagu as a deer Teman sekamar Marty di CFNI adalah seorang Kristen yang hidup yang menantang Marty untuk pergi sejenak (mungkin di suruh saat teduh kali ya?), berpikir itu akan membantunya pulih kegembiraannya. Marty mengambil tantangan, dan pada hari kesembilan belas puasa, ia menemukan dirinya duduk di piano di ruang sekolah, mencoba menulis lagu. Dia hanya bermain progresi akord ketika ia melihat sebuah Alkitab di kotak musik dari piano, terbuka pada Mazmur 42. Matanya jatuh pada ayat pertama dari pasal itu. Setelah membaca ayat tersebut ia mulai menyanyi pesannya, langsung dari halaman. Dia menulis ayat pertama dan chorus dari sebuah lagu, praktis langsung melalui. Seluruh lagu selesai dalam hitungan menit. "

Intinya, lagu ini di tuliskan ketika Marty mengalami terlalu banyak kegiatan, yang meskipun bertujuan untuk pelayanan kristus namun, jiwa dari Marty tersebut kosong. Saat itu Mr. Nystrom publik tidak bermaksud membagikan lagu tersebut pada publik, ia hanya berbagi dengan seorang teman di  Nations Institute sebelum kembali ke Seattle. Namun temannya diperkenalkan lagu tersebut ke orang lain di Institut, dan lagu itu menjadi favorit. Agak berbeda dengan website-nya saat ini, komposer tersebut justru telah menulis lebih dekat dengan 250 lagu. Ia banyak melakukan perjalanan di Amerika Serikat dan Asia, berpartisipasi dalam konferensi dan retret.

Sebagian besar lagu Mr. Nystrom ini terdiri sebagai syair tunggal. Penyusun Hymn di Canada United Church Voices, Inggris (1995) meminta Lydia Pederson menulis dua bait tambahan untuk parafrase sisa mazmur. Pedersen adalah mantan direktur musik di Royal York Road United Church di Toronto, dan anggota aktif dari Himne Masyarakat di Amerika Serikat dan Kanada. Kemudian ada tambahan di dua bait muncul dalam Kovenan Hymnal: A Worshipbook (1996).

Para editor dari buku kidung kemudian meminta bait tambahan karena mereka merasa bahwa lagu asli merasa tidak lengkap bila dilihat dalam konteks seluruh mazmur. Pilihan dari Mazmur 42 mengikuti:

"Jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup; kapankah aku dapat datang dan muncul dihadapan Allah? Air mataku menjadi makananku siang dan malam, sedang mereka terus bertanya, dimanakah Allahmu?" (Ayat 2,3 KJV)

"Aku akan berkata kepada Tuhan, Gunung batuku, Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa  aku berduka karena musuh-musuhku? Seperti pedang di dalam tulangku, musuh-musuhku mendekatiku; yang setiap hari bertanya padaku, Dimanakah Allahmu? 
Mengapa engkau tertunduk hai jiwaku? dan gelisah di dalam hatiku? Berharaplah pada Allah: karena aku akan memuji Dia yang membuat wajahku bersinar dan Tuhanku (ayat 9,10,11 KJV) 


Mr. Nystrom menghadiri sebuah konferensi di Korea pada 1990-an yang dimulai dengan 100.000 orang Kristen Korea menyanyikan lagunya. Saya pun turut tersentuh oleh lagu tersebut, jika saya merenungkan liriknya di tengah kebisingan dunia ini, saya seperti menemukan air kehidupan itu kembali. Selamat mendengarkan teman :)