Septie's Pages

Monday, February 27, 2017

Review Buku: Tuhan Dalam Secangkir Kopi

Gak sabar ngereview buku karya bang Denny Siregar ini.
Dapatnya buku ini saya memesan disalah satu toko buku online, berhubung ada tulisannya gede "dapet tanda tangan penulis" gimana gak langsung dech saya masukkan keranjang belanja tanpa mikir 10 kali. Saya pesen buku ini bersama buku "Jokowi si Tukang Kayu". Untuk buku "Jokowi si tukang kayu" belum sempat saya baca karena bukunya baru datang kemaren baru sempat hari ini baca buku Bang Denny dan langsung review. Woke langsung saya review ya.
Judul buku: Tuhan dalam Secangkir Kopi
Penulis: Denny Siregar
Penerbit: Noura Books
Cetakan: 1 Mei 2016
Jumlah Halaman: 199

Belum tau Denny Siregar? Pria ini bernama lengkap Denny Zulfikar Siregar. Banyak yang mengenalnya di Media sosial. Bang Denny ini banyak belajar menulis dari radio, salah satunya Radio Suara Surabaya. Tulisan-tulisannys tentang agama dan politik Indonesia banyak disadur oleh situs media. Banyak yang menjuluki Bang Denny ini penggiat dunia maya. Tulisannya yang kala itu sangat fenomenal adalah "Surat Cinta untuk ISIS" yang ditulisnya pasca bom Jakarta. Karakter tulisan Bang Denny ini selalu melibatkan kopi, karena Bang Denny sangat begitu terinspirasi dengan kopi yang tidak pernah menyembunyikan kepahitannya. Githu...
Balik ke buku ini lagi yah. Buku ini banyak menuliskan tentang Ketuhanan. Meskipun buku ini berlatar belakangkan agama Islam karena Bang Denny ini muslim, tapi buku ini sangat oke untuk di baca bahkan untuk bukan hanya orang muslim saja.
Seperti biasa ke khas an dari tuisan Bang Denny ini tulisan-tulisannya lumayan ringan jadi kita bisa baca sambil tiduran, makan, dan mandi boleh juga. Karena ini bukan bentuk tulisan novel ya, jadi dibuku ini terdiri dari 70 bab, jadi satu babnya paling banyak tiga lembar.
Banyak hal yang saya dapat dari cerita ngopi bareng Bang Denny ini.Bang Denny yang saya terawang (udah kek paranormal aja) dari tulisannya merupakan orang yang sudah pernah mengalami kesukaran dan kesedihan dalam hidupnya, sudah pernah mengejar uang atau harta, sehingga dia merasa uang dan harta bukan merupakan sumber dari kebahagiaan itu sendiri.
Bang Denny merupakan salah satu pengagum NU, sama seperti saya juga, saya menyukai beberapa dakwah-dakwah Emha Ainun Najib dan beberapa buku sastra tulisannya. Bang Denny Dibuku ini menuliskan kekagumaannya dengan jelas.

Ketika perama kali NU mengeluarkan konsep Islam Nusantara sebagai antitesis dari Islam ala Saudi, jujur, saya terpesona.
Emha membawakannya dengan gaya kampungan, bukan gaya padang pasir. Gus Mus menceritakannya dengan gaya tutur, buan gaya menghardik. Quraish Shihab menggiringnya dengan gaya filsuf, bukan gaya menuding. Mereka menyeret kembali gaya bercerita dengan model walisanga. Dimana Islam diterima dengan cinta dan terhormat. Amanah bukan amarah. Menyejukkan bukan menakutkan.

Saya melihat mereka "wow" merupakan orang-orang yang mau terus belajar. Selalu merendahkan diri mereka agar tidak terlihat tinggi. Mungkin saya perlu mengangkat kopi untuk mereka ini.
Eitttt.... tapi saya bukan Bang Denny yang menandakan tulisan saya selesai dengan memberi penghormatan dengan secangkir kopi. Masih ada sisi lain dibuku ini yang belum selesai saya bagikan.
Beberapa tulisan cantik dan ringannya

Kita menafsirkan kebahagiaan berdasarkan nafsu kita, sehingga kita tertutup dari apa yang dibutuhkan jiwa kita. Kita begitu sombongnya merasa bahwa rencana kita sempurna, tapi Tuhan-Karena sayang-Nya-menggagalkan semua apa yang kita rencanakan. Senyumlah, mungkin Tuhan hanya ingin "minum kopi" dengan kita.
Coba berdoa dulu sebelum berusaha. Minta kepada Tuhan untuk memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan dengan kepasrahan total, karena engkau tidak mengert apakah yang akan kau lakukan nanti benar ataukah salah.
Manusia itu kadang-kadang suka memperlakukan Tuhan seperti pembantu yang bisa disuruh-suruh. Manusia yang berencana, Tuhan yang kerepotan.
Berteman dengan orang toleran itu menyenangkan. Mereka tidak peduli apakah mereka sesendok kopi atau dua sendok gula. Buat mereka, kenikmatan itu ketika semua seimbang.

Bukan hanya pemuja tokoh Nu, Bang Denny juga merupakan pemuja Ahok. Ada salah satu bukunya yang pernah saya review di bulan lalu yang berjudul "Semua Melawan Ahok". Dibuku ini Bang Denny juga menulis tentang Ahok.

Ahok mampu memaknai amanah di saat banyak pejabat melihatnya sebagai peluang. Ahok mampu memaknai hukum Islam, disaat banyak orang melihatnya sebagai kafir
Mungkin, jika Ahok adalah seorang dokter, seoramg pengacara, atau seorang ulama bersorban, dia akan melihat nikmat yang diberikan kepadanya sebagai bagian dari jalan menuju surganya, daripada kubangan kemewahan materi di dunia.

Dari tulisan Bang Denny ini saya melihat bang Denny orang yang mau belajar dan membuka diri. Wow Pria berusia 43 tahun ini saja masih ingin belajar. Lah gue?? Apa kabar??
Ahhh sepertinya saya perlu berguru dari Bang Denny dan Pak Ahok
Jadi mimpi ngopi cantik bareng mereka.
Mimpi lo!
Ahh Thomas Alfa Edison juga mimpi dengan keras kepalanya untuk menemukan sebuah lampu.

Thursday, February 23, 2017

Review Buku: Menjadi Wanita yang Berjalan Bersama Allah

Setelah bangun pagi ini, berdoa dan yoga barang 30 menit (dalam rangka sok sehat). Pagi ini saya jadi ingin mereview kembali buku cantik untuk para wanita yang ditulis buku Cynthia Heald. Entah kenapa akhir-akhir ini banyak sekali yang mau memberi saya buku. Saya jadi bingung memilah buku mana dulu yg mau saya baca kemudian review. Btw kalau ada yang mau ngasih saya buku, boleh juga loh.
Ok. Buku Cynthia kali ini dalam bentuk buku renungan perhari yang akan habis selama 31 hari. Bukan seperti buku Cynthia yang pernah saya baca dan ada pertanyaan yang diisi seperti bahan untuk PA. Buku Cynthia kali ini bahan bacaan renungan yang lebih ringan. Spesifikasi buku dan penampakannya seperti berikut ladies:


Judul buku: Menjadi Wanita yang Berjalan Bersama Allah (Becoming a Woman who Walks With God)
Penulis: Cynthia Heald
Penerbit: Pionir Jaya
Cetakan ke-3,Juni 2009
Jumlah Halaman: 115
O Allah, aku telah mengecap kebaikan-Mu dan itu telah memuaskanku dan juga membuatku haus untuk mendapatkan lebih lagi. Dengan pedih aku sadari kebutuhanku akan anugrah yang lebih lagi. Aku malu akan kurangnya kerinduanku. O Allah, Allah Tritunggal, Aku ingin menginginkan Engkau; aku rindu dipenuhi oleh kerinduan; aku haus akan adanya kehausan yang lebih lagi. Perlihatkanlah kemuliaan-Mu, aku berdoa pada-Mu, sehingga aku dapat benar-benar mengenal Engkau. Dalam kemurahan, mulailah suatu karya kasih yang baru dalam aku. Katakanlah kepada jiwaku, "Bangkitlah, kekadihku, cantikku, dan marilah." Kemudian berilah aku anugrah untyk bangkit dan mengikut Engkau naik dari dataran rendah berkabut dimana aku telah begitu lama mengembara ini. Dalam nama Yesus. Amin.
A.W. Tozer
Buku ini diawali dengan doa dari Tozer. Doa yang sangat simpel menurut saja, doa yang sangat jujur, doa yang cocok untuk diucapkan ketika kita sedang tidak ingin berdoa.
Mengapa saya perlu buku in? Karena saya tau belum dapat berjalan bersama dengan Allah secara konsisen. Jangan dikira banya buku koleksi saya yang rohani menyatakan bahwa saya kudus atau holy gitu yah, tidak! Saya sedang belajar mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya. Karena saya tau diluar Dia saya tidak dapat berbuat apa-apa. Buku ini menolong saya untuk saya rutin dalam bersaat teduh.
Buku ini buku renungan selama 1 bulan, sehingga daftar isi yang ada:
1. Aman karena Tinggal di DalamNya
2. Memilih untuk Tinggal di Dalam-Nya
3. Memilih untuk tinggal di Dalam Firman-Nya
4. Berbuah
5. Sehari demi Sehari
6. Terbanh dengan Kelas Satu
7. Allahku Peduli
8. Allah Beserta Kita
9. Ikut dalam Kehadiran-Nya
10. Anugrah Kesabaran
11. Berdiam diri dan Menanti
12. Menanggapi Keadaan yang Menyakitkan
13. Perlindungan dari Kekecewaan
14. Kuasa Ketekukan
15. Bahagia Dalam Pencobaan
16. Kepercayaan tak Bersyarat
17. Penderitaan dan Kemuliaan
18. Kesetiaan Allah
19. Kekuatan Bagi yang Letih
20. Penjunan dan Tanah Liat
21. Tunduk pada Tujuan Allah
22. Mengambil Sikap
23. Berjaga-jaga Dengan Yesus
24. Waspada
25. Berjaga-jaga Terhadap Hal-hal yang mengalihkan Perhatian
26. Hanya Lewat
27. Bebas dari Keterlibatan
28. Kerinduan akan Firman Allah
29. Haus akan Alkah Sendiri
30. Pelataran Tuhan
31. Beristirahat dalam Allah.
Setelah membaca judul-judulnya sangat menarik ya, saya mendambakan buku ini sejak lama dan baru kesampaian sekarang.
Dari pengalaman saya menggunakan buku ini dihari pertama tentang "Aman Tinggal di Dalam-Nya" bagi tiap wanita kata 'aman' itu sangat nyaman terdengar di telinga kita. Dibuku ini dituliskan ilustrasi mengenai kerang. Kerang yang memiliki cangkang yang keras untuk melindungi isi didalamnya. Sehingga mutiara yang ada didalamnya tetap terjaga. Demikian firman Allah yang berkata "diluar Aku, Kamu tidak dapat berbuat apa-apa". Kita seperti mutiara dalam kulit kerang, diluar itu kita tidak akan pernah menjadi apapun. Seperti Ranting anggung yang akan mati jika lepas dari pokoknya.
Berdiam didalam Kristus adalah memutuskan untuk mengijinkan Kristus menjadi sumber kita, menyerahkan hidup kits bagi hidup-Nya, menjadi kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya, percaya Dia akan menyediakan semua yang kita butuhkan. Itu artinya tiap hari memilih untuk menghabiskan waktu dengan Dia didalam firman-Nya dan dalam percakapan dengan Dia. Berdiam didalam Kristus adalah melekatkan diri kita yang rapuh dan halus ini dengan teguh dan permanen pada Sang Pokok agar dapat menerima kekuatan dan keamanan-Nya.
Kiranya Damai sejahtera, Allah yang melampaui segala akal memelihara hati dan pikiran kita
Amin

Wednesday, February 22, 2017

Review Buku: Soekarno Dipuja, "Dibunuh", dan Dikenang

Akhirnya kesampean juga saya berkunjung ke perpustakaan daerah yang sudah saya rencanakan beberapa waktu silam. Setelah muter-muter kesana-sini mencari buku sastra yang saya tidak temukan saat itu, akhirnya saya putuskan untuk melihat-lihat buku sejarah. Eng ing eng... akhirnya tertambatlah hati saya pada buku ini. Langsung ya...

Judul buku: Soekarno Dipuja, "Dibunuh" dan Dikenang
Penyusun: Swadesta Arya Wasesa
Penerbit: Trans Idea Publishing
Cetakan: Pertama, 2014
Jumlah Halaman: 258

Buku ini sangat menarik bagi saya karena buku ini termasuk buku social sciences tentang biografi yang cukup lengkap. Diceritakan dari awal kelahiran soekarno yang memiliki nama sebenarnya kusno pada waktu kecilnya ini sampai sang Putra Fajar menjadi seorang Presiden, hingga meninggal sebagai orang yang terasingkan.
Dari buku ini saya mengerti sedikit banyak tentang sejarah perjuangan dan simbol-simbol yang ada, misalnya dengan beberapa guyonan semangat "MERDEKA!!" yang sering dikumandangkan orang ketika mendekati 17 agustusan atau sekedar bendera plastik yang biasanya dihiasin di kampung-kampung atau jalan menuju rumah kita. Tau gak? Ternyata itu adalah perintah dari Bung Karno ini. Itu merupakan perintah keduanya setelah text proklamasi Indonesia dibacakannya.
Ketika membaca buku ini saya sendiri ikut hanyut dalam cerita sejarah ini. Sesekali ketika saya membaca bagian Bung Karno berpidato di akhir pidatonya saya terkadang bertepuk tangan sendiri atau sekedar merinding membaca kisah perjuangannya. Diakhir cerita ketika Soekarno sakit dan terlupakan oleh bangsa ini, dan ketika Moh. Hatta datang untuk mengunjunginya yang terakhir kalinya, disitulah saya menangis tersedu-sedu. 
Soekarno merupakan orang yang mampu mengobarkan semangat kemerdekaan dengan pidato-pidatonya. Soekarno sering kali dipenjara oleh belanda karena dianggap dengan pidatonya dia dapat merusak rencana belanda untuk terus menjajah Indonesia. Tapi yah jangan panggil dia Bung Karno jika ia tidak dapat hidup dimanapun dia dibuang. Dia justru menyebarkan virus kemerdekaannya kepada banyak orang.
Tak heran namanya sering disebut si "Macan Asia". Dari Soekarnolah KAA (Kongres Asia-Afrika) dibentuk untuk melawan penjajahan. Amerika menjadi sangat benci padanya saat itu, karena bukan orang yang gampang dipengaruhi oleh pihak manapun. Pada saat terjadinya perang dunia ke-II denga tegas soekarno menyatakan Indonesia tidak memihak manapun hingga membentuk gerakan Nonblok saat itu.
Soekarno bahkan tidak rela sejengkalpun tanah Indonesia di kuasai oleh asing. Ia bahkan sangat merebut Papua saat itu dari Belanda karena ia tau Indonesia sangat kaya.
Sedikit bercerita tentang Freeport saat ini. Mengapa Freeport itu ada di Indonesia. Dibuku ini dituliskan pada tahun 1959 Forbes wilson yg merupakan direktur Freeport saat itu melirik penemuan Jacques Dosy ditahun 1936 tentang adanya gunung tembaga di papua. Wilsonpun datang kesana untuk mengecek, dan wow ternyata surprised!! Disana bukan saja ada tembaga namun perak dan emas yang berbongkah-bongkah terdampar dipermukaan tanah. Demi Freeport, Amerika ingin menguasai Indonesia.
Amerika saat itu mencari cara untuk dapat menahlukan sosok Soekarno ini. Setelah 9 kali proses pembunuhan yang terus gagal, Amerika mencari cara lain untuk membunuhnya. Ketika diwawancarai Cindy Adams soekarno mengatakan satu cara untuk membunuhnya adalah jauhkanlah rakyatnya dari dirinya. Betul pernyataan itupun diambil oleh Amerika untuk menjadi alatnya.
Gerakan G30S/PKI yang disebut-sebut orang adalah pemberontakan PKI ternyata adalah skenario yang sudah dirancang oleh Soeharto saat itu. Mungkin istilah sekarang adalah makar. Haha, Soekarno dituduh membela PKI saat itu. Rakyat dan mahasisawa saat itu banyak menentangnya. Saat itu situasi sangat keruh, negeri terpisah menjadi 2 kubu yang pro dan kontra dengan Soekarno. Saat itu Meskipun Soekarno dapat melakukan perang melawan Soeharto, Bung Karno memilih untuk meredam dan mundur, karena ia tidak ingin terjadi pertumpahan darah di tanah air yang ia perjuangkan ini.
Soeharto yang saat itu menjadi kaki tangan Amerika mendapat banyak bantuan. Hingga akhirnya terciptalah Supersemar versi dirinya sendiri, yang mengangkat dirinya sendiri. Meskipun supersemar sampai sekarang masih misteri bagi para sejarahwan.
Semua demi Freeport yang masih bertahan sampai detik ini.
Soekarno meninggal karena penyakit yang dialaminya, ia diusir dari istana negara, dan tidak mendapatkan penanganan yang baik secara medis. Saya menangis ketika sahabatnya Hatta datang mengunjunginya. Sahabat Soekarno membebaskan rakyat dari kolonialisme Belanda dan Jepang. Ibarat seorang kekasih yang masih memendam cinta yang besar tetapi terpisahkan puluhan tahun, begitulah mereka berdua. Sang dwi tunggal, merekalah negarawan sejati.
Sudahlah nanti saya mendadak baper lagi.
MERDEKA!!!!!

Monday, February 13, 2017

Review Buku: A Man Called #AHOK

Have doneeee..... 
Haha.. seneng bangettt hari ini sudah menyelesaikan buku ini. Sebenernya pengen banget beli buku ini. Tapi gue sih gitu orangnya. Banyak keinginan dan tanpa realisasi kerja nyata. Beda banget ya sama pak Ahok. Saya udah punya dua buku tentang pak Ahok. Terus... masa saya mesti beli buku tentang pka Ahok lagi sih. Beruntungnya tipe yang lebih sering mengkhayal seperti saya dan lama penerapannya itu kadang bisa dapat barang karena kelamaan mikir, ntah barang itu jadi murah atau gratis. Seperti kali ini buku yang saya dapat dari teman saya dengan judul "a man called #AHOK".
Sebenernya buku ini id tulis oleh Pendulung Ahok garis keras atau FBA (Fans Berat Ahok). Sebenernya saya ngefans sih, cuma saya bukan warga DKI saat ini ya sudah hanya bisa ngebantu twit atau sekedar baca-baca beberapa buku biografinya doang.
Langsung ke review bukunya yah..
Judul Buku: A man called #AHOK
Penulis: Rudi Valinka
Jumlah Halaman: 11
Karena yang saya dapat buku ini dalam bentuk pdf jadi untuk penerbitnya gak ada ya, buku ini sengaja dibagi-bagikan sebagai contoh dukungan pak Basuki Tjahaja Purnama dalam pemilihan gubernur DKI jakarta tahun 2017. Mas Rudi ini demi menulis buku ini, beliau rela mengunjungi daerah belitung timur tempat kelahiran pak Ahok ini. Mas rudi rela mengunjungi teman-teman, guru-guru bahkan musuh-musuh politik beliau. Buku ini hanya berisi kumpulan twit @kurawa tentang perjalannya kesana. Karena kumpulan twit dan bahasanya mudah maka buku ini amat nyaman untuk digunakan sebagai bahan bacaan ringan yang bisa di baca tanpa kopi, dan sambil ngantuk pun bisa. Enak kog. Seperti kita membaca twitter aja. Di buku ini juga disertai beberapa foto yang diambil dari beberapa kejadian.
Kalau tulisan Bang Denny siregar itu bacaan dalam bentuk facebook dan blog, bila mas Rudi ini dalam bentuk Twitter nya. Cakeep..
Mas Rudy menuliskan twitnya dari berbagai pendapat, beberapa tulisan Mas Rudy yang saya kutip.
Dari kecil Pak Ahok memang sudah nampak mental petarungnya. Jika dia ingin, maka harus bisa. Sekolah pun dijabanin  walaupun masih belum cukup umur.
Teman sekolah: 
Saat Ahok tersenyum ketika di-bully, justru itulah poin yang membuat banyak orang  jadi segan kepada Pak Ahok hingga saat ini.  Cool. Meskipun ayahnya Ahok punya mobil, Ahok kecil nggak dianter-anterin. Katanya, Pak Ahok sudah punya jalan tikus sendiri dari rumahnya ke sekolah. Sejak kecil sudah ditanamkan rasa mandiri oleh orang tuanya.
Pak mus yang pernah menjadi teman sebangku Pak Ahok ketika SD mengatakan pengalaman yang paling lucu ketika mereka nyolong berenang di PT. Timah (rekanan kantor perusahaan ayahnya) Ahok saat itu tidak pernah ikut berenang, Ahok kecil hanya bertugas menjaga teman-temannya berenang. Menurut Pak Mus, walaupun Ahok tahu ini melanggar, tapi Ahok pula yang meng ingatkan teman-temannya untuk tidak kelamaan atau keseringan. "Alhamdulillah  belum pernah ketangkap", kata Pak Mus. Ini berkat kejelian Pak Ahok untuk menghitung waktu, dari kecil sudah nampak leadership-nya.
Sewaktu SMP Ahok kecil menjadi ketua osis. Kebetulannya istri Pak Mus yang bernama bu Erni ini juga merupakan teman semasa SMP Pak Ahok. Beliau mengatakan Ahok tidak pilih-pilih teman saat SMP. Bahkan, dikisahkan Bu Erni, Pak Ahok juga suka main karet dan gemar main voli bersama teman-teman wanita.
Adalagi Pak Sayono teman SMP Pak Ahok. Mas Rudi menceritakan bahwa kehidupan ekonomi Pak Sayono tidak se beruntung Pak Ahok. Selepas pulang sekolah dia harus menjaga adik-adiknya dan mencari nafkah jualan kue. Pak Ahok sering menyampaikan simpatinya kepada Sayono, karena jika Pak Ahok di posisi yang sama, belum tentu dia bisa unggul dari Sayono. Ada satu kejadian saat ulangan matematika. Pak Ahok pernah mencoba “nyontek” ke Joni. Di sinilah Ahok dinasihati Sayono yang lalu buat dirinya sadar. “Pak Ahok, kau kan anak tauke, pasti kalo besar nanti kamu pun jadi pengusaha, sementara pengusaha itu harus jago hi tung-hitungan agar nggak ketipu.” Nasihat inilah yang buat Ahok kecil pun berpikir. Karena hal ini Ahok sangat respek dengan Sayono. Berkat kejujuran pak Sayono, Pak Ahok mengingatnya dan menjadikan Pak Sayono plt. Kabid bansos, dan lepas dari itu Pak Sayono melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka dan kini menjadi camat Gantung, tidak berpidah dan berwirausaha kecil-kecilan.
Para guru:
Pak Bachtiar, guru SMP Pak Ahok, mengajarkan mata pelajaran agama dan olah raga saat itu. Beliau sangat respek dengan Pak Ahok karena menurut Pak Bachtiar, ada satu momen terharu saat Pak Ahok menjadi anggota DPRD Belitung Timur, sedangkan Pak Bachtiar pindah kerja di Sekretariat DPRD. Saat itu ada acara sidang anggota DPRD, Pak Bachtiar bertugas menurunkan bang ku-bangku untuk tamu-tamu undangan. Saat itu Pak Ahok melintas lewat. Pak Ahok berhenti dan melihat Pak Bachtiar bekas gurunya. Lalu dia katakan "sudah pak biar saya yang kerjakan ini" Pak Bachtiar menolak. Pak Ahok terus memaksa agar dia yang kerjakan tugas Pak Bachtiar. Beliau pun terharu dengan sikap bekas muridnya ini. Di sinilah titik baliknya.  Padahal, menurut Pak Bachtiar, bekas muridnya banyak yang jadi pejabat. Namun, hanya Pak Ahok yang memiliki rasa hormat sedemikian tinggi. Setelah kejadian itu, Pak Bachtiar pun dengan sukarela menjadi bagian penting timses Pak Ahok saat jadi Bupati Belitung Timur. Dia yakin ini orang baik. Hormat kepada orang yang lebih tua dan guru-gurunya adalah kunci keselamatan Pak Ahok selama ini, katanya. Dia banyak di doa kan oleh orang yang ditolong.
Pak Nirwan guru biologi SMP Pak Ahok. Pak Nirwan berkata, semenjak sakit, setiap muridnya balik ke Belitung, dia pasti akan kunjungi dan besuk dirinya. Ahok bilang "kok waktu sakit nggak info" Pak Nirwan berkata, Pak Ahok selalu memberikan bantuan biaya berobat tiap bulan kepada dirinya untuk cuci darah akibat gagal ginjal.
Ibu Bundet guru SD pak Ahok. Ibu Bundet mengenal Pak Ahok kecil sebagai pribadi yang penurut dan tidak nakal. Dia cukup  surprise  di Jakarta Pak Ahok terkesan sbg “pemarah”. Setiap tahun, waktu tinggal di Belitung, saat Idul Fitri Pak Ahok selalu mengunjungi Bu Bundet, hingga akhirnya beliau bisa umroh.
Mantan pembenci Ahok:
Pak Kani ini seorang kepala desa yang sangat disegani warganya. Dia benci Pak Ahok karena alasan agama. Kemudian ketika pemilihan umum didaerah Pak kani ini yang mendapatkan dukungan paling rendah untuk Ahok, namun di daerah lain pak Ahok menang. Pak Ahok justru mendatangi desa ini terlebih dahulu dan mengucapkan bahwa Pak Kani justru lebih pintar dari pada pak Ahok, karena bisa menyainginya. Kemudian beberapa waktu kemudian Pak Ahok memberikan sumbangan untuk masjid yang akan dibangun didesanya tersebut. Disitulah mengapa Pak Kani sekarang sangat pro Ahok.
Pak Agung yang dinaikan haji oleh Ahok. Dia mengatakan di hati Ahok tersimpan kelakuan sifat seorang Islami walaupun Ahok bukan Islam, menolong tanpa pamrih, pemimpin warga yang teladan.baik. Pak Agung juga bercerita setelah pulang haji, dia ditugaskan Pak Ahok untuk mengasuh pondok pesantren milik Pemkab Belitung Timur yang baru dibangun.
Ahhhh saya sendiri lelah menuliskan banyak kebaikan yang dikerjakan pak Ahok untuk masyarakat dan orang disekelilingnya. Kira-kira mungkin perlu jutaan buku untuk menuliskan. Sampai sekarangpun penulis-penulispun datang bergantian menuliskan dengan banyak gaya bahasa mereka tentang pak Ahok.
Sampai detik ini, Pak Ahok Oke Oce...
Ehh..