Septie's Pages

Sunday, September 25, 2016

Review Buku: Becoming A Woman of Excellence

Judul buku terjemahan: Becoming A Woman of Excellence (Menjadi Seorang Wanita Luar Biasa)
Penulis: Cynthia Heald
Penerjemah: Sophia Theophilus
Penerbit indonesia: Prionir Jaya
Penerbit pertama: NavPress in English
Cetakan: Desember 2005

Daftar isi:
Bagian Satu-Sasaran
1. Excellence: Sasaran yang Berharga untuk Dikejar
2. Excellence: Karakter Tuhan
3. Excellence: Menjadi Serupa dengan Kristus
Bagian Dua-Harga
4. Excellence: Berakar dalam Penyerahan
5. Excellence: Diteladani oleh Ketaatan
Bagian Tiga-Hadiah
6. Excellence: Dibentuk oleh Disiplin
7. Excellence: Dijaga oleh Kebijaksanaan (Discretion)
8. Excellence: Dibuat Berharga oleh Roh yang Lemah-Lembut dan Tentram
9. Excellence: Disempurnakan oleh Kesucian
10. Excellence: Diproklamirkan oleh Kebijaksanaan (Wisdom)
Bagian Empat-Pujian
11. Excellence: Dilukiskan dalam Kehidupan Seorang Wanita Saleh

Buku ini merupakan buku kedua yang saya review di blog saya ini, buku sebelumnya yang saya review berjudul "Becoming A Woman of Prayer" buku ini juga merupakan salah satu tulisan dari Cynthia Heald, dimana latar belakang penulis sudah saya tuliskan di review buku sebelumnya. (Agar tidak terkena copy scape guys, jadi saya tidak berani menuliskan kembali, hahaha..). Tapi, yang ingin tau wajahnya ada kog vidio beliau di video bawah artikel ini :)
Buku ini awal saya beli di semarang 19 Januari 2009, awalnya tertarik dengan buku ini kenapa? Karena cantik, sampulnya ada bunganya, hahaha, klise banget, tapi iyapppp bener karena sampulnya cantik ada satu bunga lili yang lebih tinggi dibanding bunga-bunga yang lain, disitulah bunga lili itu menggambarkan sifat excellent dibanding bunga-bunga yang lain. Dibagian lain saya memang pernah melihat kakak saya memiliki buku itu, jadi saya pikir mungkin buku itu bagus, hehehe.... dan ternyata memang bagus, guys!
Sama seperti buku-buku hasil tulisan Cynthia Heald lainnya, buku ini juga berisi pertanyaan sebagai bahan perenungan kita. Buku ini sangat menolong saya untuk tampil excellent.
Apa itu excellent? Excellence merupakan sasaran utama untuk dikejar. Banyak orang di dunia ini berpikir bahwa excellent itu adalah sesuatu yang sempurna, mereka berprestasi tinggi dan bahwa hidup mereka pada umumnya baik. Di buku ini dituliskan bagaimana sanak Ruth, Boas berkata kepada Ruth, "...setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik". (Ruth 3:11) woooow banget kan, jika akhirnya sang Boas mengatakan setiap orang dalam kota tau bahwa dia perempuan baik, satu kota? Tau? Memang apa sih yang sudah dikerjakan Ruth hingga satu kota tau?
Setelah suaminya meninggal, ia meninggalkan keluarganya, negaranya, dan masa depannya untuk pindah ke negara asing dan hidup dengan ibu mertua yang tidak bahagia. Pekerjaannya memunguti sisa-sisa jelai di ladang. Tapi waktu ia melakukan pekerjaan rendah ini, mereka yang mengenalnya berkata, "Oh Ruth? Ia berkarakter baik, Ia bernilai..." dalam dunia kita, kecantikan, kemampuan dalam pasar dan kemandirian merupakan topik utama bagi wanita yang mencari arti excellent dalam hidupnya. Beberapa teman saya menjadi kurang begitu berarti hidupnya jika apa yang di kenakannya bukanlah suatu barang branded. Begitu sempitnya nilai excellent jika hanya dinilai oleh barang yang tidak bersifat kekal.
Dan jika kita pun mengikuti dunia dan kita mengikuti kehidupan para model atau artis kekinian yang segera berlalu, saya pikir tidak ada seorangpun yang akan mengatakan pada kita "Saya tau dan teman-teman saya tau bahwa kamu adalah termasuk wanita yang excellent" yang ada malah dibilang "kamu adalah wanita sensasional" haahahaha.......gubrrraaaaak
Kemudian ada nih tulisannya Charles Colson yang berkata
"Gereja memiliki masalah yang hampir sama besarnya dengan kebudayaan, karena gereja telah terbawa kedalam sistem nilai yang sama: popularitas, kesusksesan, materialisme dan pujian. Kita melihat gereja-gereja yang terpandang dan para tokoh-tokoh Kristen yang ternama sebagai petunjuk"
Jadi bagaimana pandangan alkitab?
Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "excellent" dalam perjanjian baru berasal dari diaphero, yang secara harafiah berarti "membawa ketempat lain (transport) atau "berbeda (differ)". Sebagai tambahan terhadap "excellent," terjemahan Alkitab juga menggunakan "terbaik (best)" "terpenting (vital) "hal-hal yang lebih baik (the better things)," atau "tertinggi dan terbaik (the highest and best)."
Kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi "excel" dalam Amsal 31:29 adalah 'alah, yang berarti "naik (to ascend)."
Jadi Excellent itu adalah standar yang lebih tinggi dibanding standar rata-rata, jadi misal banyak orang baik disekitar kita kita harus lebih unggul, kualitas karakter yang sangat bernilai, dalam derajat yang tidak umum; kebaikan yang tiada tandingannya, kualitas yang mendatangkan pujian, sangat berharga.
Di buku ini juga membahas tentang roh yang lemah lembut dan tentram. Saya jadi diingatkan 1 Petrus 3:3-4 yang bunyinya kurang lebih "Perhiasanmu jangan secara lahiriah dengan cara mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan atau pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu haruslah manusia batiniah yang tersembunyi yaitu perhiasan yang tidak akan pernah binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang itu sangat berharga di mata Allah".
Wow begitu cantiknya ayat ini dituliskan untuk kita para wanita Allah, ternyata kita tidak memerlukan barang-barang branded untuk menjadi perhiasan kita, namun cukup jelas di katakan bahwa kita harus berhiaskan dengan roh yang lemah lembut dan tentram, pernahkah kita melihat seorang wanita seperti itu? Saya pernah. Wanita tersebut wanita biasa tanpa barang branded, namun karakternya memikat hati saya dan meneladani saya dalam sikap hidupnya.
Mengapa wanita tersebut bisa menjadi sangat tentram?
Karena ada Allah didalam hatinya yang menjadi sumber pengharapan. Mazmur mengatakan "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku" dalam bahasa inggrisnya "God is my shepherd, I shall not in want"(Psalm 23:1) yang artinya "Tuhan adalah gembalaku, aku tidak mengingini apapun" Wanita tersebut membuat hatinya penuh, sehingga dia penuh dengan sukacita yang dari Allah, dan tak ada kekuatiran, dan ketenangannya berasal dari "Hanya dekat Allah saja aku tenang, (Maz 62:1)" perasaan dekat Allah itulah yang membuat dirinya tenang dan ia dapat tertawa akan hari depan. Ia menikmati hidup karena ia aman dan tenang rohnya. Ia penuh dengan anugrah, puas dan bebas memberi kepada yang lain. Hmmmmmm, benar-benar sasaran yang sangat berharga untuk dikejar. 
Jadi intinya buku ini sangat menolong sekali untuk mengejar karakter excellent, dapat di gunakan sebagai bahan PA kelompok atau pribadi, :)
Grab it fast, hahaha *iklan...

Saturday, September 24, 2016

Review Buku: Becoming a Woman of Prayer

Judul buku: Becoming a Woman of Prayer
Penulis: Cynthia Heald
Cetakan: 1, 2010
Penerbit Indonesia: Pionir Jaya
Penerjemah: Yeni Agus Salim
Penerbit Asli: NavPress, U.S.A
Tahun Pertama terbit: 1996
Jumlah Halaman: 100

Daftar isi: 
Saran untuk menggunakan buku ini
Pendahuluan
1. Undangan untuk Menuju Keintiman
2. Berdoa dalam Iman
3. Pertolongan Allah dalam Doa
4. Bersukacita dalam Allah
5. Jawaban Allah
6. Ketika Allah Diam
7. Teladan Tuhan tentang Berdoa
8. Doa untuk Orang Lain
9. Bertekun dalam Doa
10. Menerima Undangan Allah
11. Saat-saat Indah Ketika Berdoa

Tentang penulis: 
Cynthia Hall Heald adalah penduduk asli Texas. Ia dan suaminya, Jack, yang berprofesi sebagai dokter hewan, adalah staf full time di The Navigators di Tucson, Arizona. Mereka mempunyai empat anak: Melinda, Daryl, Shelly dan Michael.
Cynthia lulus dari University of Texas dengan gelar BA dalam bidang bahasa inggris. Ia sering berbicara untuk kelompok wanita gereja dan pada seminar-seminar serta retreat.
Cynthia juga merupakan penulis dari buku pemahaman Alkitab terbitan NavPress Becoming a Woman of Excellence, Becoming a Woman of Purpose, Becoming a Woman of Freedom, Intimacy with God, Loving Your Husband (buku pendamping dari Loving Your Wife karya Jack dan Cynthia) dan Becoming a Woman who walks with God.
___________________________________________________________________________________________
Objek utama dari doa adalah memuliakan Tuhan Yesus. Kita harus meminta dalam nama Kristus "supaya Bapa dipermuliakan didalam Anak" (Yohanes 14:13). Dengar! Kita tidak boleh mencari kekayaan atau kesehatan, kemakmuran atau keberhasilan, ketenangan atau kenyamanan, kerohanian atau keberhasilan dalam pelayanan hanya untuk kesenangan atau kemajuan atau ketenaran kita sendiri, tetapi hanya demi Kristus-bagi kemuliaan-Nya.
-Dari The Kneeling Christian
Buku ini dirancang untuk digunakan secara individual maupun dalam kelompok kecil dan untuk wanita segala usia ataupun status. Buku ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat harus kita jawab sejujur-jujurnya. Karena pertanyaan tersebut mengacu diri kita dan digunakan untuk menoreksi kekurangan ataupun hal-hal yang masih belum benar dalam diri kita, misalnya saja di Bab pertamanya, Cynthia Heald menjelaskan tentang undangan Allah kepada kita dalam sebuah keintiman. Cynthia mengutip beberapa tulisan atau kata dari berbagai tokoh terkenal dunia. Di Bab 1 Cynthia menuliskan:
Bagaimana kalau Allah tidak menuntut doa sebesar Is memberikan doa? Bagaimana kalau Allah ingin agar kita puas karena doa? Bagaimana kalau doa adalah alat Allah untuk memelihara, memulihkan, menyembuhkan dan mengubahkan kita? Maka berdoa berarti membiarkan diri kita untuk di cintai, diperhatikan dan dipelihara oleh Allah. Bagaimans kalau dengan berdoa berarti kita membuka diri untuk menerima karunia Allah dan hadiratNya? Bagaimana kalau dengan berdoa kita melakukan bagian kita ,membiarkan Allah menjadi sang pemberi? Maka doa bukanlah kewajiban tetapi sebuah kesempatan untuk mengalami kasih yang menyembuhkan dan mengubahkan.
_Martin smith
Yang kalau tidak salah nih, martin smith salah satu musisi terkenal dunia yang pernah berkolaborasi dengan hillsong. 
Kemudian Cynthia memberikan sedikit pemahaman tentang undangan Allah tentang doa.
Allah penguasa seluruh alam semesta yang kekal, berkuasa, mulia ini ingin dekat dengan kita! Dia ingin kita memanggil, berseru, bernyanyi untuk-Nya. Dia rindu untuk mengasihi, memperbaharui, mendorong kita. Dia ingin menjawab semua panggilan kita dan memberitahukan kepada kita hal-hal besar dan tidak terpahami. Allah ingin kita tahu bahwa Dia selalu siap bersekutu; Dia selalu siap mendengarkan. Dia rindu menjadi bagian dari hidup kita, sehingga kita bisa datang kepada-Nya kapan saja. Dia mengatakan bahwa kita bebas memanggilNya dimanapun kita berada, mengatakan apapun dalam hati kita. Dia bersukacita karena terlibat dalam hidup anak-anak-Nya, dan doa adalah karunia dan undangan menuju keintiman denganNya.
Ketika saya mereview buku ini saya benar-benar sedang mengalami flue berat. Dan sakit saya berturut-turut, di bulan kelahiran saya ini, diawal bulan say mengalami jatuh dari motor saya hanya karena saya mengerem mendadak, saya terjatuh dan kaki saya luka dan bengkak, 4 hari saya hanya berada di atas tempat tidur, saya masih menikmati masa-masa itu, dipertengahan bulan saya mulai mengalami tidak enak badan, saat itu saya merasa perut saya sakit, ternyata itu hanya pengaruh tamu bulanan, dan di akhir bulan ini, saya diserang oleh rhinitis alergi. Secara bertahap obat sudah saya minum, dan hari ini saya tergeletak kembali di tempat tidur saya. Dan saya kembali diingatkan untuk berdoa. Mungkin, Allah menginginkan waktu untuk bercakap lebih banyak pada saya, baiklah :)
Beberapa contoh pertanyaan dibuku ini adalah
Allah terus menyatakan keinginan-Nya untuk bersekutu dengan kita. Bagaimana ayat-ayat berikut menggambarkan keinginan Allah untuk menikmati keintiman dengan kita?
Yeremia 29:11-14
Roma 8:14-17
Wahyu 3:14-22
Disitu kita harus mengisi sendiri dengan membuka Alkitab kita sendiri dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Di buku ini kita dituntut untuk menemukan sendiri. Buku ini cocok untuk di jadikan bahan Pendalaman Alkitan kelompok atau pribadi. Bahasanya lugas dan gampang dimengerti. 

Monday, September 12, 2016

Review Buku: Trusting in His Goodness



Judul buku         : Trusting in His Goodness
Penulis                : Mimi Wilson and Shelly Cook Volkhardt
Penerbit               : NavPress, Colorado springs, United States of America
Tahun terbit        : 2010
Jumlah halaman: 203
Bentuk Cover      : Soft Cover

Daftar isi:

Acknowledgement
Chapter 1: 360 Degrees of Absolute Goodness
Chapter 2: Out From Behind the Curtain
Chapter 3: Dancing in Life Giving Light
Chapter 4: Swept Off Your Feet
Chapter 5: Guilt Free and Spiritually Whole
Chapter 6: Radiant with Joy
Chapter 7: Becoming One
Chapter 8: Trusting in His Grip
Chapter 9: Beyond "Till Death Do Us Part"
Chapter 10: Shipwreeks Turned Gorgeous Coral Reefs
Chapter 11: Expecting Him to Show Up
Chapter 12: Enjoying the Rest
Notes
About the Authors
__________________________________________________________________________________________

Chapter 1: 360 Degrees of Absolute Goodness
Ketika banyak hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan terjadi dalam kehidupan kita. Bisakah kita dapat mempercayai kebaikannya? Tanpa kepercayaan diri yang kuat dalam kebaikan Tuhan., ini sangat mustahi untuk dapat membangun fondasi yang dapat bertahan dalam ketaatan, percaya, dan ketenangan jiwa kita. Jika kita tidak percaya bahwa Tuhan itu baik, kita akan mudah menjadi marah ketika kesulitan datang dalam kehidupan kita. Jika kita tidak percaya bahwa Tuhan itu baik, kita tidak dapat mempercayainya dalam seluruh kehidupan kita, kita tidak dapat menaatinya dalam segala sesuatunya dan kita tidak dapat mengucap syukur untuk setiap kesulitan hidup kits. Transformasi kemiripan kita seperti Kristua datang ketika kita menghidupi dalam kebaikan Allah, melihat segala sesuatunya dari kacamataNys. Ketika kita hidup dalam lingkar kebaikan Allah, ini akan mengubah cara kita menilai segala sesuatunya dalam hidup kita, baik dan buruk, keindahan dan kehancuran.
Ketika seorang wanita pertama meragukan kebaikan Allah. Ketika iblis mendekati Hawa dalam taman eden, dia memberikan pertanyaanya yang membuatnya fokus kepada buah dari pohon yang dilarang. Wanita tersebut akhirnya bertanya-tanya, "jika Tuhan itu baik, mengapa Dia melarang aku untuk makan sesuatu yang baik untuk aku?"
Apa yang akan terjadi jika Hawa menjawab iblis dengan "Lihatlah ke timur. Sepanjang matamu dapat memandang, aku dapat memakan buah disetiap pohon. Lihatlah keselatan. Sepanjang matamu dapat memandang, aku dapat memakan buah disetiap phon. Di utara dan barat, itu juga sama. Jadi mengapa aku harus duduk di bawah pohon dan terfokus pada buah yang todka dapat aku miliki?" Seperti Hawa, mata kita terlalu sering terfokus pada hal yang Allah todak ijinkan untuk kebaikan kita. Menjadi sangat terbatas, Hawa tidak dapat mengerti jalan-jalan Allah, tidak juga dengan kita.
Apakah Hawa hanya terfokus pada buah yang Allah katakan tidak dapat dimiliknya? Pohon-pohon baru diciptakan, dan buahnya adalah yang terbaik dari yang terbaik, warnanya yang cantik kaya dan mengundang.Disana terdapat berbagai macam variasi seperti apel, pear, alpukat, jeruk, lemon, melon, semangka, kiwi, stroberi dan banyak lagi. Hawa dikelilingi oleh 360 derajat kebaikan Allah, namun fokusnya terkunci pada satu hal yang tidak dapat ia miliki. Jika ia dapat berkomitmen pada larangan Allah, mungkin ia akan meletakkan buah terlarang kepada suatu prespektif meskipun ia tidak mengerti apa tujuan Allah. Jika Hawa memperhatikan perintah Allah, begitu sangat berbeda kehidupan Hawa yang akan terjadi! Dan begitu indahnya perubahan hidup kita jika ia melakukan hal itu.
Banyak dari kita tahu bagaimana hidup dalam kebaikan Allah. Mungkin kita mengerti secara intelektual bahwa Allah itu baik, dan  kita melangkah melewati setiap bagian kebaikan Allah, namun fokus kita seringnya hanya pada: kedaulatan atau pada cinta-Nya. Seperti Hawa, kita sering melihat pada apa yang tidak kita miliki dan memutuskan (banyak waktu tanpa sadar) bahwa Tuhan tidak cukup baik sejak kita tidak dapat memiliki apa yang kita ingini. Kita tidak dapat melihat jauh untuk melihat bukti dari ini. Wanita single meratapi tidak adanya seorang suami dan wanita yang menikah berharap mereka tidak memiliki suami yang mereka miliki. Wanita yang menderita penyakit kronis bersedih hati karena menjadi sakit. Wanita yang belum memiliki anak marah karena mereka infertile, dan wanita yang memiliki anak terlalu banyak merasa kewalahan. Beberapa wanita menginginkan berharap kulit mereka bercahaya, dan yang lain berharap gemuk dan yang lain tidak menginginkannya.
Ini bukanlah perasaan yang salah untuk merasa sedih dan berduka berlebihan pada hal-hal itu. Ini normal. Meskipunpun, ketika perasaan ini mendominasi kehodupan kita, kita lebih mudah terfokus pada hal-hal negatifdan mengijinkan mereka untuk bertumbuh menjadi besar dalam pikiran kita, dan mereka tak mengijinkan sesuatu yang baik. Konsekuensinya kita kehilangan arti sesungguhnya siapa Tuhan itu.

God Essence
Segala sesuatu yang baik itu lahir dari karakter Allah. Segala sesuatu yang baik datang dari Dia. Kita dapat melihat kebaikan Allah. Kita dapat melihat kebaikan dalam setiap kehidupan dalam keseharian hidup kita--dalam kesegaran mekarnya bunga mawar, senyuman cinta dari seorang teman, kemurnian bayi yang baru lahir, dan hadiah rasa, perpindahan dan aroma. Dan hidup itu sendiri. Arti dari kebaikan, ini adalah rasa sesungguhnya yang datang dari Allah karena Dia itu kebaikan itu sendiri.
Musa melihat Allah di jalannya yang belum di pahaminya sebelum Allah memintanya. Dia berdiri di hadapan Allah yang membakar semak. Dia yang mengirimkan tulah di mesir dan Dia melihat dari pinggiran laut merah terbelah menjadi dua. Dia berkemah di bawah embun yang turun dari gunung Sinai, sebelum dia meminta untuk melihat ke dalam karakter Allah. Dia mengalami pengalaman kehadiran Allah, namun ia merindukan lebih lagi. Dalam Keluaran 33:18, Musa meminta satu permintaan yang simple: "Sekarang tunjukan padaku kemuliaan-Mu"
Uniknya Allah menjawab.
Aku akan menunjukan seluruh kebaikanKu melewati didepanmu dan Aku akan menyatakan nama-Ku, Allah yang hadir. Aku mengasihi kepada siapa Aku akan menaruh hati-Ku, dan Aku akan menyayangi kepada siapa Aku mau menyayangi. Kau tidak dapat melihat wajah-Ku, karena tak ada satupun yang melihat wajah-Ku dan tetap hidup (Keluaran 33:19-20)
Kemudian Dia menambahkan,
Disana di tempat didekat-Ku dimana kamu dapat berdiri diatas batu. Ketika kemuliaanku melewatimu, Aku akan meletakkanmu erat-erat dan melindungimu dengan tangan-Ku hingga Aku melewatimu. Kemudian Aku akan memindahkan tangan-Ku dan kamu akan melihat punggungku; namun wajahku tidak dapat terlihat (ayat 21-23)
Ketika Musa meminta untuk melihat kemuliaan Tuhan, Allah meresponnya dengan menunjukan kebaikannya. Mengapa Dia melakukannya? Karena setiap sisi yang ada dalam karakter Allah adalah kebaikanNya. Kebaikan Allah adalah keindahan yang ingin Musa lihat.
Hal yang sama dapat terjadi kepada kita. Musa dapat mati ketika melihat langsung Allah, begitu juga kita. Tangan Tuhan harus tetap menjaga kita dari Kekudusan-Nya yang melimpah. Namun kita melihat melihat lebih kebaikan Allah dalam tangan-Nya yang menjaga kita. Kita tidak dapat mendekati Allah sampai Ia membuat itu mungkin. Yesus Kristus mati diatas kayu salib untuk melindungi kita dari dosa-dosa kita. Perlindungan ini yang mengijinkan kita untuk mendekati Allah tanpa takut mati. Musa melihat kebaikan Allah dengan perlindungan dari tangan Allah. Kita dapat melihat dalam dunia kita dan penderitaan kita tangan-Nya yang melindungi kita. Seperti Dia lewat di depan Musa, Dia lewat di depan kita hari demi hari dan mengijinkan kita untuk melihat siapa Dia.
Di hari berikutnya ketika musa bertemu menjumpai Tuhan
Keluaran 34:5-7 Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN. Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
Seperti Musa disembunyikan di balik batu, dilindungi oleh tangan Allah, dia mendengar tentang pernyataan kebaikam Allah.Kebaikan Allah Itu untuk semua dan terlihat semua, tidak hanya satu orang yang dipilihNya. Matius 5:45 mengatakan " Dia yang menerbitkan matahari untuk orang jahat dan orang baik dan mengirim hujan kepada orang benar dan kepada orang tidak benar" tidak seorangpun hidup tanpa bukti dari kebaikan Allah. Sejak penciptaan dunia, Allah membuat dirinya diketahui bahwa Dia adalah penciptanya - kebaikannya sebaik diri-Nya -- Roma 1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan.
Ketika pemazmur berkata "Taste and see that the Lord is good" (psalm 34:8) Dia meminta kita untuk memberi perhatian kepada Dunia yang Allah ciptakan. Ketika kita melakukan itu membuat kita sadar akan kebaikkan-Nya.
Begitu sering kita makan dan tidak memberikan perhatian pada rasa makanan yang kita rasakan dan bagaimana itu terlihat. Sangat berbeda dengan para profesional tester anggur. Mereka dengan hati-hati dan menaruh perhatian pada sampel anggur di hadapan mereka. Mereka memegang gelas dengan tangan mereka dan dengan hati-hati melihat bagaimana aliran cairan itu memenuhi gelas. Kemudian mereka mulai membaui aromanya. Mereka menggulung anggur itu didalam mulutnya, dan menilai anggur itu. Mereka menaruh perhatian yang besar pada tekstur anggurnya dan bagaimana rasanya. Setiap sesekali mencoba anggur mareka membuat catatan. Memerlukan waktu, latihan dan fokus.
Tuhan memberikan banyak sekali rasa, warna dan tekstur untuk dinikmati. Tuhan dapat membuat segala sesuatunya hitam dan putih, namun Dia membuat makanan dengan beraneka warna. Kulit dari sebuah mangga, sebagai contoh kita dapat melihat hijau, kuning, jingga dan sesekali merah. Setiap kita melihat hal ini, kita dapat melihat pada wajah Allah dan mengekspresikan kerendahan hati kita pada kebaikan-Nya yang memberikan kita kaya akan variasi. Ketika kita melakukan hal ini kita membuat fondasi iman kita yang kuat pada kebaikannya. Semakin kita melihat bukti dari kebaikan Alah, semakin kita kuat untuk mempercayai-Nya dalam peristiwa sulit yang membuat kita ragu akan Dia.
Seperti Musa, kita dapat berseru, "Tunjukan kepadaku kemuliaanMu!"

Sunday, September 11, 2016

Review Buku: Tuhan Mengasihi Orang-Orang yang Hancur Hati

Hari ini tepat satu hari setelah hari kelahiran saya. Pagi ini terasa lain seperti biasanya, yang biasanya saya sudah dengan tangkas bersiap-siap pergi bekerja dan mengerjakan banyak hal. Namun pagi ini saya menikmati pergerakan saya yang lambat di karenakan saya terjatuh dan kaki saya terluka dan sedikit bengkak. Terkadang saya marah juga jika saya tidak bisa melakukan banyak hal dan ketika berada di greja saya tidak dapat membantu banyak hal. Namun, Saya sangat menikmati pagi ini, waktu untuk beristirahat yang Allah sediakan. Beginilah cara Allah membuat saya benar-benar beristirahat. Namun, Allah tidak hanya saja menyediakan waktu, Allah menyediakan piano yang dapat saya mainkan pagi ini, setelah lelah berlatih piano, dengan langkah kaki saya yang terseok-seok saya menuju dapur dan membuat secangkir kopi. Kemudian menarik diri saya keatas ranjang dan kembali membaca dan menulis. Di temani sebuah buku:

Judul Asli: God Loves Broken People
Judul: Tuhan mengasihi orang-orang yang hancur hati
Penulis: Sheila Walsh
Penerbit pertama: Thomas Nelson, Nashville, Tennessee
Penerbit Indonesia: Light Publishing
Tahun terbit: November 2012
Penerjemah: Marlina Nadeak
Jumlah Halaman: 241

Daftar Isi:
Pendahuluan: Tidak apa-apa untuk merasa tidak baik
Satu: Saya sedang tidak melambai: saya sedang tenggelam: ketika air yang dalam bertemu dengan kasih yang bahkan lebih dalam
Dua: Domba-domba yang terbuang dan kambing-kambing hitam: Seorang gembala yang mengejar para korban maupun penjahat
Tiga: Luka-luka lama memiliki ingatan yang baik: menemukan sebuah cara keluar dari kegelapan
Empat: Pertanyaan-pertanyaan yang memburu: hadirat dan damai sejahtera-Nya di malam-malam tergelap dan peperangan terpanjang anda
Lima: Bersembunyi, Berpura-pura dan pelarian-pelarian lainnya yang gagal: menghindari sebuah strategi lama yang tidak pernah berhasil
Enam: Apa yang bisa saya tau dengan pasti? Tiga kebenaran yang kuat untuk menjaga anda tetap berdiri, apapun yang terjadi
Tujuh: Sebuah kisah tentang dua teresa: Hikmat yang teruji oleh waktu untuk menangani rasa sakit yang terus menerus
Delapan: Kasih yang dasyat dan kasih karunia Halloween: Mengapa komitmen Allah yang garang kepada anda datang dengan kejutan-kejutan.
Sembilan: Tidak ada apapun untuk di lindungi, tidak kehilangan suatu apapun: Tiga pilihan ketika penderitaan memindahkan anda dari balkon panggung.
Sepuluh: Dipanggil kepada sesuatu yang lebih besar: Mengijinkan Allah untuk memakai penderitaan anda bagi tujuan surga yang mencengangkan
Sebelas: Hanya yang terluka yang bisa melayani: Bagaimana jika luka-luka anda membuat anda cocok untuk pelayanannya?
Dua belas: Rasa sakit yang kudus: Cara Allah mengubah luka anda menjadi sesuatu yang kudus
Tiga belas: Kristus yang hancur: Juruslamat yang memilih menderita... untuk anda
Penutup: Merindukan eden

Bagian yang saya nikmati adalah ketika Sheila Walsh membagikan tentang rasa malu. Rasa malu adalah rasa yang sangat wajar. Pada awalnya rasa malu itu tidak ada di bumi ini, hingga manusia pertama yaitu adam dan hawa jatuh kedalam dosa. Saat itulah rasa malu itu berasal dan membuat orang-orang yang melakukan sebuah dosa merasa malu.
Sayapun menjadi diingatkan ketika ketika saya kuliah dan saya diperkenalkan dengan kebenaran Allah dan apa yang benar dan yang harus saya kerjakan saat itu. Hingga di satu titik saya membuat kesalahan. Saya melakukan hubungan yang salah, dan saya tidak mendoakam hubungan saya terlebih dahulu, justru saya mengikuti keegoisan saya dan ketika hubungan itu berakhir saya diliputi rasa malu. Dan ya rasa malu itu memang ditimbulkan karena dosa yang kita perbuat.
Di buku ini Sheila Walsh memberikan saran praktis agar kita dapat menang dalam pertempuran kita melawan masa lalu tersebut:
1. Berbicara pada diri sendiri adalah hal yang normal. Hanya pastikan anda mengatakan hal-hal yang benar. Seperti mazmur Daud berkata "Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, berharaplah pada Allah"
2. Penuhi pikiran anda dengan kebenaran Firman Allah. Usahakan agar perlengkapan senjata kita harus memadai dan cukup untuk kita berperang. Pertama kita harus mengingat siapa Dia dan apa arti Dia bagi anda dan kedua anda harus mengingat siapa anda dan apa arti anda bagi Dia.
3. Buatlah diri anda disekeliling orang-orang saleh yang mengingatkan anda kepada kebenaran.
Sheila Walsh membagikan juga dengan kehidupannya yang dulu dihantui ketakutan, dia bersyukur ada suaminya yang takut akan Allah dan memanjatkan doa yang dikutipnya dari buku Richard Foster, Prayer:
Oleh otoritas Allah mahakuasa, saya meruntuhkan benteng-benteng setan dalam hidup saya, dalam kehidupan orang-orang yang saya kasihi dan dalam masyarakat di mana saya tinggal. Saya mengambil bagi diri saya senjata kebenaran, keslamatan, firman Tuhan dan doa. Saya memerintahkan setiap pengarih jahat untuk pergi; kau tidak memiliki hak disini dan saya tidak mengizinkan titik masuk apapun untukmu. Saya meminta iman, kasih dan pengharapan yang semakin bertambah supaya, oleh kuasa Allah, saya bisa menjadi terang diatas bukit, membyat kebenaran dan keadilan bertambah subur. Hal-hal ini saya doakan demi Dia yang mengasihi saya dan memberikan diri-Nya untuk saya. Amin.
Meskipun luka-luka lama memiliki ingatan yang baik, tidak ada mimpi buruk yang dapat menandingi kasih Juruselamat kita yang menyelamatkan. Rasa malu memberitahu kita bahwa kehancuran kita untuk selama-lamanya. Salib Yesus memberitahu kita bahwa ia telah menanggung kehancuran kita selamanya pada diriNya sendiri supaya kita bisa hiduo, selamanya dalam kemerdekaan.
Mengapa? Mengapa dan Mengapa? Itu adalah serentetan pertanyaan yang sering ditanyakan seseorang ketika hal buruk terjadi. Di kayu salib, Yesus mengucapkan pertanyaan yang telah ditanyakan oleh begitu banyak dari kita tentang Allah dimalam-malam tergelap kita:"mengapa Engkau meninggalkanku?" Pertanyaan itu tergantung di udara, terhenti, seolah-olah tertahan disana oleh penderitaan mendalam yang murni dan tak terpahami. Namun, itu bukanlah hal terakhir yang diucapkan Allah kita. "Sudah selesai!" Ia berseru beberapa saat kemudian. Lalu, pada akhirnya, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku". Dari ditinggalkan menjadi di rangkul!
Tiga kebenaran yang dapat selalu kita pegang:
*Tidak ada apapun yang terjadi yang mengejutkan Allah, jadi percayalah kepada Dia ditengah-tengah penderitaan anda
*Allah mengasihi anda, dan tidak ada apapun yang dapat memisahkan anda dari kasihNya
*Allah akan selalu menyertai anda, dan apapun yang harus anda hadapi, Ia akan melewatinya bersama anda.
Dibagikan di buku ini mengenai dua teresa. Ibu teresa yang kita kenal memiliki nama asli Agnes Bojaxhiu seorang biarawati Katolik Roma yang mendirikan sebuah ordo yang disebut The Missionaries of Charity di Kalkuta, India. Dunia mengingat dia sebagai seorang pembela bagi miskin dan sebagai pemenang hadiah Nobel perdamaian tahun 1979.
Tapi biasanya yang diingat hanyalah sebagian dari kisahnya.
Pada agustus 2007, sekitar sepuluh tahun setelah kematiannya pada 5 September 1997-sebuah buku berjudul Mother Teresa: Come be my Light, muncul di rak-rak toko buku, menimbulkan sebuah sensasi. Buku tersebut menciptakan suatu kegemparan sehingga majalah Time memuat sebuah artikel yang panjang menggambarkan baik buku tersebut maupun reaksi publik berhadapnya, berjudul " Krisis Iman Ibu Teresa"
Teresa tidak pernah ingin siapapun membaca surat-suratnya; Ia meminta agar mereka di musnahkan saat ia meninggal. Tetapi gerejanys menolak dia, dan buku tersebut menyingkapkan seorang wanita beriman yang selama hampir lima puluh tahun bergumul untuk merasa kehadiran Allah. Surat-suratnya kerap kali mengacu pada kekeringan, kegelapan dab bahkan kehidupan tersiksanya. Ada sebuah catatan yang ditujukan kepada Yesus:
Tuhan Allahku, siapa aku sehingga Engkau harus meninggalkan aku? Anak yang Engkau kasihi dan sekarang menjadi orang yang paling dibenci, orang yang telah Engkau buang sebagai sesuatu yang tak diinginkan, tak dikasihi. Aku memanggil, aku melakat, aku ingun dan tidak ada Seorangpun yang padaNya aku dapat berpegang, tidak ada. Tidak ada seorangpun, sendirian. Dimana imanku? Bahkan di kedalaman sana tak ada apapun, selain kehampaan dan kegelapan. Allahku betapa menyakitkannya penderitaan yang tidak diketahui ini. Aku tidak memiliki iman. Aku tidak berani mengucapkan kata-kata dan pemikiran-pemikiran yang memenuhi hatiku dan membuatku sangat menderita tak terkatakan.
Begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab hidup didalam diriku dan aku takut untuk menyatakan mereka karena takut menghujat jika memang ada penghujatan. Tuhan tolong ampuni aku. Ketika aku mencoba untuk mengangkat pemikiran-pemikiranku kesurga, ada kehampaan yang begitu menyiksa sehingga pemikiran-pemikiran itu kembali seperti pisauyang tajam dan melukai jiwaku. Aku di beritahu bahwa Allah mengasihiku, namun realita kegelapan, kedinginan dan kehampaan begitu besarnya sehingga tidak ada apapun yang menyentuh jiwaku.
Teresa yang kedua berasal dari Avila. Teresa inipun membagikan keputusasaannya ketika ia terjatuh dari keledai yang ditungganginya. Ia berkata pada Allah "Jika ini cara Engkau memperlakukan teman-teman-Mu. Tidak heran Engkau hanya memiliki sedikit"
Dalam buku tulisannya Interior Castle. Ditulisnya dengan segala kerendahan hati yang tanpa dibuat-buat saat ia di minta untuk menulis tentang saat teduh dan doa: beberapa tugas yang telah di perintahkan kepada saya untuk di laksanakan dengan taat telah begitu sulitnya karena satu tulisan saat ini ada hubungannya dengan doa: untuk satu alasan, karena saya tidak merasa bahwa Tuhan telah memberikan saya kerohanian ataupun keinginan yang kuat untuk itu, satu satunya alasan mereka mempercayai saya dengan hal itu bisa kadi karena memiliki sedikit pengertoan seperti yang saya miliki dalam hal ini.
Bagaimana anda meresponi Anda meresponi kehancuran dalam hidup anda sendiri? Apakah anda menemukan diri anda berada di persimpangan jalan? Titik balik? Mungkin inilah waktunya anda membuat sebuah pilihan, sebuah deklarasi, bahwa Allah adalah Allah, Tuhan anda dan tidak ada kembali ke masalalu bagi anda. Ruth membuat pilihan ini dalam momen tergelap hidupnya. Saya pikir keputusan-keputusan rohani yang mengubah hidup yang paling mendalam hampir selalu dibuat dalam kegelapan.
Bagaimana Mother Teresa dan Ruth begitu terkenang? Karena mereka melakukan pilihan yang tepat pada Allah dalam kegelapan.

Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau?
Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung
Batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Mazmur 73:25-26

Wednesday, September 7, 2016

Review Buku: The Purpose Driven Life

Judul buku: The Purpose Driven Life (Kehidupan Yang digerakkan Oleh Tujuan)
Penulis: Rick Warren
Penerbit Indonesia: Gandum Mas
Penerbit Pertama: Zondervan, USA
Penerjemah: Paulus Adiwijaya
Cetakan: Kedua tahun 2005
Jumlah hal: 373
Bentuk cover: Hard Cover

Sejatinya saya memang bibliophile atau seorang pencinta buku. Saya menyukai buku sejak saya kecil, karena orang tua saya rajin membelikan bahan bacaan. Sejak saat itu saya gemar membaca, hingga tingkat SMA saya sangat suka membaca tenlit, novel dan komik. Hingga kakak sepupu saya datang kerumah mengatakan "membaca kog hal yang tidak bermutu, membaca itu untuk harus yang menambah pengembangan diri" Saya saat itu hanya manggut-manggut saja karena bingung, buku yang berkualitas itu akan seperti apa. Saya rasa bukuyang saya pegang itu sudah gaul, keren dan menarik untuk saya. Kemudian hingga berlalunya waktu saya kuliah dan melihat kakak-kakak saya yang hebat-hebat membaca satu buku. Saya hanya diam saja dan hanya bertanya dalam hati, buku apa sih ini "the Purpose Driven Life" itu?
Sampai suatu saat saya liburan masa kuliah dan saya liburan dirumah. Saya melihat buku "the Purpose Driven Life" itu milik kakak saya, karena orangnya tak ada, saya iseng membaca buku ini. Dan wow memang, buku inilah yang mematahkan bahwa buku-buku yang saya baca itu memang tak ada apa-apanya. Kemudian saya meminta buku itu pada kakak saya, dan diberikannya pada saya. :D waaaaah senang sekali rasamya saat itu.... :D
Buku yang ada pada saya, saya ingin banyak orang juga membaca. Mulai saya pinjam-pinjamkan hingga saya fotocopikan keteman saya. Hihihi, namun beberapa orang mengecewakan saya karena tak paham akan maksud tujuan saya. Tapi ya sudahlah, bagian saya adalah membagikan, bagian Roh kudus yang mengerjakan. Termasuk ketika saya menuliskan review di blog saya tentang buku ini.
Buku ini terbagi menjadi 6 Bagian, yaitu:
1. Sesungguhnya untuk apakah aku ada didunia?
2. Tujuan 1: Anda di rancangkan untuk kesenangan Allah
3. Tujuan 2: Anda di bentuk untuk keluarga Allah
4. Tujuan 3: Anda di ciptakan untuk menjadi serupa dengan Kristus
5. Tujuan 4: Anda di bentuk melayani Allah
6. Tujuan 5: Anda diciptakan untuk sebuah Misi.

__________________________________________________________________________________________

Tujuan hidup kita bukan mengenai kita. Tujuan hidup kita jauh lebih besar dari prestasi kita, ketenangan pikiran kita atau bahkan kebahagiaan kita, karier kita atau bahkan mimpi-mimpi terliar dan ambisi kita. Jika kita ingin tau mengapa kita ditempatkan di planet ini, kita harus memulainya dengan Allah, kita dilahirkan oleh tujuanNya dan untuk tujuannya.
Pencarian tujuan hidup telah membingungkan banyak orang selama ribuan tahun. Ini karena kita pada umumnya memulaib dari titik awal yang keliru, yaitu dari diri kita sendiri. Kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada diri kita sendiri seperti Ingin menjadi apakah aku kelak? Apa yang sebaiknya aku lakukan dengan hidupku? Apakah sasaran-sasaranku, ambisi-ambisiku, impian-impianku untuk masa depanku? Tetapi memusatkan perhatian pada diri sendiri tidak akan pernah menyingkapkan tujuan hidup kita. Alkitab berkata, "Bahwa didalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia."
Bertentangan dengan apa yang banyak dikatakan oleh buku-buku, film-film dan seminar-seminar terkenal, anda tidaj ajan menemukan makna hidup dengan mencarinya didalam diri anda sendiri. Anda mungkin telah mencobanya. Bukan anda ynag menciptakan diri anda, jadi anda sama sekali tidak mengetahui, untuk apa anda di ciptakan! Jika saya memberi barang yang belum pernah anda lihat, anda tidak akan mengetahui keinginannya, dan barang tersebut tidak akan dapat memberi tahu anda. Hanya pencipta atau buku panduan pemiliknya yang bisa mengungkapkan kegunaan barang itu.
Mengenali tujuan anda membuat kehidupan anda memiliki fokus. Tujuan itu akan memusatkan usaha dan energi anda pada apa yang penting. Anda menjadi efektif karena bersifat selektif.
Kuasa karena memiliki fokus adalah ibarat cahaya. Cahaya yang menyebar memiliki sedikit kuass atau pengaruh, tetapi anda bisa memusatkan energinya dengan memfokuskannya. Dengan kaca pembesar, sinar matahari bisa di fokuskan untuk membakar rumput atau kertas. Ketika cahaya lebih di fokuskan lagi seperti sinar laser, ia bisa memotong baja.
Kekuatan dari suatu kehidupan yang terfokus hampir tidak ada duanya, yaitu kehidupan yang dijalani berdasarkan tujuan. Laki-laki dan perempuan yang berpengaruh paling besar dalam sejarah adalah orang-orang yang sangat fokus. Misalnya, rasul Paulus nyaris sendirian menyebarkan Agama Kristus di seluruh kekaisaran Romawi. Rahasianya adalah kehidupan yang terfokus. Paulus berkata, "Aku memfokus seluruh tenagaku pada satu hal ini: Melupakan apa yang telah dibelakang dan mengarahkan diri kepads apa yang dihadapanku.
Jika Anda ingin hidup anda memiliki pengaruh, fokuskanlah! Berhentilah bermain-main. Berhentilah mencoba melakukan segala hal. Kurangi hal-hal yang anda lakukan. Bahkan kurangi kegiatan-kegiatan yang baik dan hanya melakukan hal-hal yang paling penting. Jangan anda mengacaukan antara aktifitas dengan produktifitas. Anda bisa sibuk tanpa memiliki tujuan, tetapi apa gunanya? Paulus berkata,"Marilah kita tetap fokus pada sasaran itu, kita yang ingin mencapai segala sesuatu yang Allah sediakan bagi kita.
C.S lewis berkata, "ada dua orang macam orang: yaitu orang-orang yang berkata kepada Allah 'Jadilah kehendakmu' dan orang-orang yang berkata 'baiklah kalau begitu, pilihlah sesuai dengan keinginanmu." Tragisnya, banyak orang harus menjalani kekekalan tanpa Allah karenakaren merek memilih untuk hidup tanpa Dia di muka bumi ini.
Apabila anda sepenuhnya memahami bahwa kehidupan ini bukan sekedar yang ada sekarang, dan anda memahami bahwa kehidupan hanyalah persiapan untuk menghadapi kekekalan, anda akan mulai hidup dengan berbeda. Anda akan mulai hidup dalam terang kekekalan, dan itu akan mewarnai cara anda menangani semua hubungan, tugas dan keadaan. Tiba-tiba banyak kegiatan, sasaran dan bahkan masalah yang tampak begitu penting akan kelihatan tidak penting, kecil dan tidak layak mendapatkan perhatian anda. Semakin dekat anda hidup dengan Allah, semakin kecil kelihatannya segala sesuatu yang lain.
Ketika anda hidup dengan mempertimbangkan kekekalan, nilai-nilai anda berubah. Anda menggunakan waktu dan uang anda secara lebih bijak. Anda menghargai lebih tinggi pada hubungan dan karakter daripada kepopuleran atau kekayaan atau prestasi atau abahkan kesenangan. Prioritas-prioritas anda ditata ulang. Soal mengikuti trend, model pakaian, dan nilai-nilai populer tidaklah penting lagi. Paulus berkata "aku pernah menganggap semua hal ini sangat penting tetapi sekarang aku menganggap semua itu tidak berharga karena apa yang telah Kristus lakukan".

Thursday, September 1, 2016

Review Buku: Be Still My Soul (Elisabeth Elliot)

Judul buku: Be still my soul
Penulis: Elisabeth Elliot
Penerbit: Revell, devisi dari Baker Publishing Group, U.S.A
Tahun terbit: 2003
Jumlah halaman: 152

Hari ini memang niat saya adalah untuk beristirahat, apalagi semalam memang tidur yang kurang berkualitas. Jadi saya putuskan untuk mengambil hari libur saya, untuk beristirahat, menulis dan membaca buku. Pagi ini saya tertarik sekali, lagi-lagi dengan tulisan Elisabeth Elliot ini. Buku penulis kitab NIV ini memang selalu bisa membuat saya meneteskan air mata. Beliau bukan hanya menuliskan tentang suatu teori saya, tapi bagaiana beliau menceritakan tentang kehidupannya. Kereeneenlah bukunyaaaaa.......
Judul buku ini Elisabeth Elliot terinspirasi oleh salah satu hymn favoritenya, yang tertulis bagian belakang buku.

Be still my soul: the Lord is on thy side.
Bear patiently the cross of grief or pain
Leave to thy God to order and provide:
In every change, He faithful will remain
Be still my soul: thy best, thy heavenly Friend
Through thorny ways leads to a joyful end.


Buku ini terdiri dari 10 bagian, yaitu:
Introduction Christ-Bearers
1. Do we know what we're in for?
2. Acceptance and peace
3. All things are yours
4. Material evidence
5. helps to holiness
6. Walking With Jesus
7. A servant heart 
8. Helps in prayer 
9. Long-suffering love 
10. The hope of glory

Dari bagian awalnya introduction, Beliau membagikan tentang bagaimana Yesus Kristus itu ada dan dilahirkan melalui perawan maria, hati maria yang tulus yang mengijinkan Allah untuk berkarya dalam hidupnya, namun lebih dari hanya melahirkan dan menyusui saja, seluruh kehidupan maria dia korbankan seluruhnya. Dia yang yang maha kuasapun rela menyerahkan seluruh kejayaannya untuk rela menjadi anak kecil yang lemah tak berdaya, dan harus di ajar berjalan, dan lain-lain. Dia merelakan segalanya, begitu pula dengan maria dia menyerahkan hidupnya dalam rencana Allah. Baiklah saya akan mencoba menuliskan apa yang saya dapat di dua bab awal.

1. Do we know what we're in for?
 Disini elisabeth menjelaskan tentang, berapa harga yang harus di bayar untuk mengikuti Yesus. Yesus berkata pikulah salibmu dan ikutlah aku, ketika Yesus mengajak petrus, ketika ada pemuda kayaraya yang berkata harus apa lagi yang dia lakukan, But Jesus said " carry your cross and come with me. I alone can make you a disciple." So long as we see ourselves is competent we do not qualify.
Tidak ada jalan untuk berbalik arah ketika kita menyerahkan hidup kita pada Allah, disini elisabeth membagikan dengan renyahnya ketika ia menjadi misionaris dan berada didalam hutan hingga kosa kata bahasanya berkurang, dia berkata
During my first year in the jungle, before I married Jim, I lost my informant as well as all my language materials it was as though God said to me, " what did you expect? You gave everything to me when you were 12 years old. when you were young woman, you told me that you would go anywhere that I wanted you go. You prayed work your whole will in my life at any cost.' And so when your informant is killed and Jim's station is demolished in a flood and you lose your language materials, is that your business? It's mine. I can do what I want with what you have given to me."
Tentang kebahagiaan elisabeth menuliskan kalimat yang cantik di halaman 20-21
The process of being stripped does not feel good. But the joy we taste is not incompatible with the sorrow. I remember waking up in morning in my house in Sandia after Jim had been killed.  the bed was empty beside me. Suddenly, in the place of fresh tears of sorrow, I was surprised by a sudden, unexpected surge of joyful exultation, realizing where Jim was at that very moment. He would never have to suffer again. He would never have to undergo the degradation and humiliation of old age. I would never have to spend days and nights in that dreadful fear of not knowing if he was safe. He was now with the Lord. Even with thw reality of my widowhood and my daughter's fatherlessness and the house and station that I had to run all by myself-there was joy! Psalm 116:17: I will offer the sacrifice of thanksgiving."
I will offer Him both my tears and my exaltation. Nothing we offer to Him will be lost. It is the person who tries to save him-or herself who loses it all. Jesus gave His word "Whoever loses his life for my sake will find it" (Matthew 10:39)


2. Accepted and peace
Disini di Elisabeth menggambarkan seperti seorang june yang menemuinya karena suaminya yang bermasalah. June meminta pendapat kepada Elisabeth Elliot, saat itu Elisabeth hanya memberikan nasehat agar june berterimakasih atas suaminya, June marah karena June tidak dapat menerima suaminya dengan keadaan suaminya. Karena cinta itu sejatinya adalah memberi, jadi jika June mencintainya makya June sudah seharusnya bersyukur akan keadaan suaminya.
Belajar untuk menerima dengan kedua tangan apa yang Allah berikan, bahwa it terbaik untuk jiwa kita. Apakah kita benar-benar mempercayaiNya. 
He will keep as neither slumbers nor sleeps. His love is always awake, always aware, always surrounding and upholding and protecting. if a spear or a bullet find its target in the flesh of one of His servant, it is not because of intention on his part. It is because of love.
Di bagian selanjutnya Elisabeth menuliskan tentang seorang wanita digerejanya yang tidak dapat menerima kehilangannya dengan kedua tangannya. Dia tidak dapat menerima kehilangan suaminya yang mengakibatkan ia menjadi seorang janda, yang pada saat itu Elisabeth juga mengalami hal yang sama dia baru saja menjadi janda. Hingga suatu waktu Elisabeth duduk makan di sebelahnya, dan wanita itu sedang memakan pie, sesaat sebentar wanita itu pergi dan meninggalkan secuil pie di piringnya, pada saat itu ada seorang pelayan meja yang membersihkan piringnya, sesaat setelah wanita itu kembali. Wanita itu marah-marah dan bertanya siapa yang tela mengambil pienya? Sang pelayan terkejut dan menawarkan untuk membawakna pie yang baru. Namun wanita itu bersi keras meminta pie miliknya yang masih bersisa 2 gigitan lagi.
Begitulah ketika kita kehilangan, kita menginginkan apa yang menjadi milik kita. Kita menjadi bodoh karena apa yang kita inginkan tidak terpenuhi. Kita beranggapan hanya kita yang memiliki masalah hidup yang terbesar kedunia dan kita tidak memperhatikan yang lain. Kita menjadi fokus terhadap diri sendiri.
Pilihlah senjata kita:
* Pilih yang menjadi sikap kita : 2 Corinthians 12 :10 says that "Karena Kristus aku bermegah dalam kelemahanku, dalam kesukaran, dalam penderitaan dan kesesakan" itu tidak datang dengan sendirinya. Namun kita dapat memiih untuk bermegah dalam kelemahan kita "karena ketika kita lemah kita kuat"
This is one of the Magnificent paradox of the cross you bring the cross your weakness and you receive God's strength. You bring him your sins and you receive your righteousness you bring him your sorrows and you receive His joy.
*Pilihlah untuk menyerahkan kesakitanmu pada Allah: sebelum kita menangis pada orang, menangislah pada Allah 
*Pilihlah untuk menerima dengan kedua tangan kita: terimalah hal-hal yang tidak dapat kita ubah
*Pilihlah untuk memperbaharui komitmen kita pada-Nya. Ketika aku takut, aku ini percaya kepadaMu. Psalm 56:3-4. Dalam satu ayat kita membaca dua emosi disana. Dalam emosi kita yang tidak jelas kita dapat memilih Dia kembali.
*Pilihlah untuk Memuji Dia: seperti yang di katakan habakuk: sekalipun pohon zaitun mengecewakan, sekalipun pohon ara tidak berbuah, domba terhalau dari kurungan, namun habakuk tetap memuji Dia.
*Pilihlah untuk mengerjakan sesuatu yang lain: itu yang merupakan salah satu Motto hidup Elisabeth Elliot.
There is nothing magical about any of this. The Lord has assigned you your portion and your cup; it is designated, measured precisely.  Are you upset because you have been hindered from doing what you wanted to do, or perhaps what you thought God wanted you to do? Jesus Christ provides the way out of the labyrinth of the world into the freedom of the new creation. You will keep the same talents, the same circumstances, the same health,  the same family the same property, the same daily demands. But as someone has said,"A door has opened, and the crossing over to Christ has been made possible by acceptance." In Acceptance Lieth Peace.

3. All things are Yours
Disini Elisabeth Elliot banyak membagikan tentang kedaulatan Allah atas hidup kita. Dia menjelaskan bahwa segala sesuatu ada didalam Dia. Yang menarik bagi saya, tulisannya yang berbunyi. 
Jika Engkau Allah, mengapa engkau meminta seorang pria baik-baik untuk menghabiskan beberapa tahun untuk membangun kapal di tengah-tengah tanah yang kering, dan membuatnya menjadi bahan cemoohan para tetangganya? Mengapa Engkau menciptakan Goliath? Mengapa Engkau, tanpa menentramkan hatinya bahwa dirinya tidak mungkin dirugikan, Engkau mengijinkan Daniel di lemparkan kedalam lubangyang penuh dengan singa yang lapar? Meskun dengan alasan yang baik, ini sangat sulit untuk tetap bertahan dalam rancangan yang benar.
Meskipun ujian dan cobaan kita berbeda, namun kita memiliki kesulitan yang sama. Rancangan Allah dalam hidup kita termasuk semua penderitaan, seluruh keturunan kita, setiap detail lingkungan kita, setiap keputusan yang kita buat, keputusan dari orang lain, tepatnya seluruhnya. 
Pemikiran kita sangat terbatas. Kita melupakan bahwa kasih Allah bukan saja ditunjukkan dengan menjaga kita dari penderitaan kita. Kasihnya tidak membenci tragedi, dan tidak juga menolak realiti. Kasihnya akan tetap berdiri teguh dalam penderitaan. Kasih Allah tidak melindungi Anaknya yang tunggal untuk mati di atas kayu salib. KasihNya tetap bertahan, meskipun "Berlaksa-laksa Malaikat" dapat menolongnya. Dia juga tidak penting bagiNya untuk melindungi kita dari apapun yang akan membuat seperti Yesus. Jika tempaan dan pahatan dan kemurnian dari api yang akan memproses kita. Hadapi itu semua, kita harus belajar mempercayainya dalam tiap hal-hal terkecil.

She writes with clarity and elegance.....