Septie's Pages

Friday, April 14, 2017

Review buku: Renditions of My Soul

Hari itu saya melakukan perjalanan dari Jogjakarta menuju Banjarmasin. Saat menunggu jadwal penerbangan saya, diruang tunggu mendadak ingin melihat-lihat sekeliling. Memang bibliophile yah, jadinya asal ngeliat toko buku langsung berkaca-kaca aja dech tuh mata. Masuklah saya ketoko buku itu. Saya tertarik sekali dengan toko buku itu, ternyata toko buku itu banyak sekali buku import atau bahasa asing gitu *ndeso. Langsung deh saya menlihat-lihat buku. Karena thema saya akhir-akhir ini sedang sangat mengapresiasi Indonesia, saya putuskan untuk membeli buku yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia.
Mata saya tertarik dengan dua buku saat itu, satu bukunya itu tentang wanita. Satunya buku Renditions ini. Saya berpikir panjang saat itu tentang buku mana yang akan saya ambil. Karena habis dari jogja yah. Uang saya sudah saya alokasikan ke oleh-oleh, pernak-pernik dan yang lain. Belum lagi harga buku itu sama mahalnya. Buku Renditions yang saya beli ini Rp. 250. 000. Gilaaa boook. Bangkrut gueee.... hidup gimana hidup??? Tapi yah itu lagi paling gk bisa nahan kalo lihat buku bagus. Akhirnya dengan berat hati saya ambil salah satunya yang sesuai dengan thema saya "Renditions of My Soul". Jeng Jeng.... inilah Review saya temans..
Judul buku: Renditions of My Soul
Penulis: Desak Yoni & Sarita Newson
Jumlah halaman: 388
Penerbit: Saritaksu Editions
Cetakan: 2013
Jenis buku: Fiksi
Bahasa: Inggris
Daftar isi:
Part 1: Out there in the Dark
Part 2: For Better of for Worse
Part 3: In Sickness and in Health
Part 4: For Richer, For Poorer
Part 5: Till Death do us Part
Part 6: Life After Death
Epilogue
Gimana yah buku ini? Hahahaha.... saya sebenarnya bukan penyuka novel kan yah, tapi ada teman saya yang bilang kalau ini bukan novel tapi roman. Yah apalah itu namanya yah. Tapi saya suka buku ini. Makanya saya review.
Buku ini merupakan novel cerita kehidupan seorang gadis. Dari cerita yang dibagikan penulis, alur cerita buku ini memang terlihat semrawut tanpa ending kisah yang jelas. Hanya memceritakan bagaimana dia mengatasi kesedihan yang dialaminya tak heran buku ini hanya diberikan rating bintang 3 bagi pengguna goodreads. Namun dari sudut mata saya melihat Desak Yoni ingin mengangkat juga kisah kehidupan dan adat istiadat orang bali. Bagi orang yang ingin mengerti dan mengenal budaya bali. Buku ini cocok sekali. Dengan alur cerita yang santai, penggunaan bahasa inggris yang tidak begitu British banget cukup memudahkan kita untuk mengerti maksud dan tujuan penulis.
Gadis bali yang menjadi tokoh utama dibuku ini bernama Made Angel. Diceritakan Tentang masa kanak-kanaknya di desa Ubud Bali. Dimasa kanak-kanak Made Angel sangat sederhana, seperti anak Indonesia pada umumnya. Hanya saja masa kanak-kanaknya Made sangat sering melihat perlakuan neneknya yang dipanggil Dadong Tublen. Dadong Tublen sepertinya memiliki Black Magic, agak mistis-mistis gitu. Saudara Made yang berusia 6 bulan harus meninggal untuk dijadikan tumbal. Setelah adiknya meninggal hubungan Ibu dan Kakeknya tidak baik, dalam budaya bali ternyata anak cowo itu sangat berharga. Kakek madepun berucap pada ibunya "Hanya wanita yang jelek yang tidak dapat melahirkan seorang laki-laki". Hubungan ibu dengan kakek neneknya tidak berlangsung dengan baik sewaktu ia kecil. Ibunya kemudian hamil dan melahirkan seorang wanita lagi.
Setelah itu ia beranjak menjadi remaja dan mulai jatuh cinta. Kehidupan cintanya tidak berjalan mulus. Ia pernah beberapa kali bergonta-ganti pacar. Pacar pertamanya cukup mistis. Karena pacarnya kedapatan selingkuh. Kemudian ia tidak mengakuinya pada Made dan membuat sumpah bahwa jika ia selingkuh ia akan meninggal kecelakaan bersama motornya. Diwaktu yang lain ia bertemu dengan Made tepat ketika ia sedang selingkuh. Made membisikinya dengan kalimat "kematianmu sudah dekat, bersiaplah" sang pria hanya tertawa saja dan mengatakan bahwa itu adalah kebodohan. Tak lama dua bulan setelahnya seseorang datang kerumah Made mengabarkan bahwa pria yang bernama De tu' meninggal kecelakaan. Madepun datang menghadiri acara kremasi. Cinta sejatinya saat itu bukanlah de Tu' melainkan Kadek, ia jatuh cinta pada kadek saat SMA cinta itu membuatnya hamil dan menggugurkan kandungan setelah itu ia melanjutkan sekolahnya kembali. Gilaaa, strong banget yah.
Cerita yang paling lucu adalah ketika Ia akhirnya menikah. Ia menikah pertama adalah dengan seseorang yang sama sekali tidak dicintainya bernama Adi. Adi adalah anak dari pemilik bar dimana Made bekerja. Adi memiliki keturunan bule Australia dari ibunya yang merupakan istri kedua dari ayahnya. mengapa mereka menikah? Saat itu Adi sedang mabuk berat di bar tempat Made bekerja yang tidak jauh dari rumahnya. Made saat itupun berinisiatif untuk menolong Adi dengan membawanya kerumah dan tidur dikamarnya, sedang Made menyelesaikan tugasnya sampai jam 2 subuh. Setelah pulang Madepun tidur di paviliun sebelah rumah. Namun ketika pagi hari Made menjenguk Adi dan segera menyiapkan minum. Ayah Made memergokinya dan segera memanggil tetua kampung dan segera menyiapkan pernikahan mereka. Gosh!!!
Made kemudia bercerai dengan Adi karena adi memiliki watak yang keras. Dan ternyata Adi adalah seorang pengedar obat-obatan terlarang. Made sempat diboyong ke australia saat ity. Disana made belajar bahasa inggris, dan mencari pekerjaan disana. Made mendapatkan seorang anak dari pernikahan pertamamanya. Karena Dia dipukul akhirnya meminta cerai. Kemudian ia menikah kembali, namun pernikahan keduanyapun tidak berlangsung lama. Hingga akhirnya dia menikah dengan seseorang bernama Jack seorang bule Australia juga. Disini si penulis bukan hanya menceritakan tentang kehidupan bali namun juga budaya Australia, china hingga USA. Dipernikahannya yang lumayan lama ini mereka membangun bisnis mereka dan mereka berhasil hingga bisa keliling dunia. Dari pernikahannya yang ketiga ini dia memiliki seorang anak.
Buku ini memang sepertinya segala sesuatu berlangsung sangat cepat tanpa ada klimaks dari ceritanya. Ceritanya terlihat acak dan tidak beraturan bagi penyuka novel, namun bagi saya yang menyukai budaya romantisme cinta dan kontrofersi hati itu jadi tidak sebegitu penting.
Dipernikahannya yang ketiga bersama Jack ini pula tidak selesai diceritakan. Jack saat itu berubah menjadi seorang gay dan menyukai party. Dia jatuh cinta pada seorang lady-boy. Dia sering mengunjungi tempat prostitusi. Hingga akhirnya dia menderita HIV. Namun di akhir cerita Made sudah kembali ke bali bersama anak keduanya Dharma, sedang anak pertamanya Indra bersama Jack di Australia. Made menikmati hidupnya kembali, dia sudah dapat memulihkan dirinya dan menjadi bermanfaat bagi banyak orang di kampunnya Ubud. Dia sudah tidak mempedulikan Jack kembali. Dia kembali mempercayai karma, apa yang kita lakukan pada orang lain itu yang akan kembali pada diri kita.
Wahhhh cape juga mengingat dan menuliskan kembali buku ini. Baru sempet review.
Selamat pagi hujan.