Septie's Pages

Saturday, November 21, 2020

Seorang Wanita Samaria

Padang rumput menghijau, diam dan tumbuh dalam ketenangan, jauh dari kesibukan kota,  tanpa ada yang menyadari. Mereka tetap tumbuh kebawah, keatas, kesamping, mengikuti gerak angin berhembus dan menari saat cahaya mentari menyinari. Seakan tersenyum kepadaku dari balik jendela ini. Jendela kamar tempat aku menulis pagi ini.

Burung-burung pipitpun ikut tertawa gembira menyambut datangnya pagi. Aku melayangkan pandanganku ditengah-tengah padang, tepat dimana bunga cantik Morning glory yang memberikan sentuhan warna ungu tepat ditengah hijaunya padang. Siapakah sang pelukis ini yang melukiskan detail warna ungu ditengah-tengah hijau? Dia bukan saja pelukis yang agung, namun pemelihara seluruh alam semesta.

Sungguhpun alam ini dipeliharanya dengan baik dan dilukisnya dengan indah, hanya manusia yang mengotori dan merusak. Bahkan kadang akupun tidak setertib burung-burung itu menari, bahkan hanya untuk membuang sampah pada tempatnya.

_______

Siang itu wanita samaria datang ke sumur dimana Yesus sudah ada mendahuluinya.  Bukan tanpa alasan dia datang kesumur pada siang hari,  mungkin wanita itu datang menunggu saat semua gadis sudah tidak pergi kesumur, karena dirundung rasa malu akan masa lalunya atau mungkin memang dia sedang kehabisan air siang itu dirumahnya. Tapi.... Bukankah itu semua dalam kontrol sang pemilik semesta? Dia yang mengatur wanita samaria ini untuk datang kesumur? Seperti Allah mengatur burung-burung untuk terbang dan Morning glory ditengah padang??

Seperti kura-kura yang tidak protes akan gundukan dipunggungnya, bahkan dengan setia membawa gundukan itu kemanapun dia berjalan. Seorang wanita yang sadar akan dirinya memang sungguh elok dipandang. Wanita yang tak disebutkan namanya ini merupakan seorang wanita yang sadar akan dirinya, dan menerima dirinya sebagai seorang "wanita samaria".

Dia sadar bahwa orang yahudi tidak mau bergaul dengan orang samaria. Bahkan di awal pembicaraannya ia justru menegur Yesus,  dengan berkata "bukankah orang yahudi tidak bergaul dengan orang samaria?" disini ia hanya melihat Yesus sebagai orang yahudi. Sikap rendah hati yang dimilikinya pun terpancar dari apa yg dia ucapkan. Dalam bahasa yang lebih simple seperti mengatakan "Tidak layak aku berbicara padaMu, aku ini seorang wanita samaria"

Kekaguman saya berlanjut dengan sisi logic sekaligus ketulusan atau keluguan wanita ini. Dengan polosnya dia berkata "Bagaimana tuan memberi aku minum? Sumur ini dalam dan tuan tidak memiliki timba?" Pada kalimat ini bukan saja sisi logic dia saja yang terlihat, tapi bagaimana ia peduli akan kebutuhan orang lain. Dia mengerti Yesus akan memberikan dia minum, tapi Yesus saat itu tidak memiliki timba. 

Pada kalimat yang lain, pada jawaban wanita tersebut "Aku tidak memiliki suami" yang merupakan ungkapan jujur, simpel dan benar terhadap dirinya, tanpa ada yang ditutupi. Dia tidak berkata sebaliknya "Baik, akan ku panggil suamiku dulu" tanda dia menutupi dirinya, atau dia justru curhat panjang lebar "Jadi aku sudah menikah 5 kali dan suamiku bla.... bla... bla" tanda dia membutuhkan membenarkan diri atau mencari pembenaran pada Yesus. Dia hanya berkata "Aku tidak memiliki suami" dan kalimat itu justru membuat Yesus membenarkan apa yang dia katakan.

Sisi pengenalan dia akan Yesus pun bertambah. Pada awal bertemu Ia memandang Yesus hanya seorang yahudi, kini Ia mengenal Yesus menjadi seorang Nabi. Setelah Yesus mengatakan "Benar apa yang kamu katakan, kamu memiliki 5 suami dan pria yang bersama denganmu bukan suamimu"

Dilanjutkan dengan ketaatan ibadah wanita samaria ini, sekalipun sebagai samaria, ia menanti datangnya Mesias, yang akan menerangkan segalanya. Kerinduannya akan Mesias, membuat sang Mesias membuat agenda khusus bahkan untuk datang, bahkan sekalipun ada jalan lain, Mesias tetap "Harus" melewati samaria, karena Dia ingin bertemu dengan wanita samaria yang sudah lama merindukanNya. Yoh 4: 4 "Ia harus melewati daerah Samaria".

Air mata sayapun menetes saat saya membaca akhir cerita ini. Yesus memperkenalkan dirinya secara personal kepada wanita samaria ini. Tanpa ada orang yang melihat. Dan Dia berkata tepat dihati wanita samaria ini. "Akulah dia yang berbicara kepadamu, Akulah Mesias". Ijinkan saya untuk menuliskan apa yang dalam benak saya dalam kalimat ini "Akulah Dia Mesias yang selama ini kau tunggu, aku datang dan aku sangat mengasihimu, Aku tau apapun tentang hidup dan hatimu, Kau mulia dan berharga dimataku, untuk itu aku datang ditengah jadwalku yang padat. Aku sangat mengasihimu"

Alasan mengapa wanita samaria ini tidak dituliskan namanya juga cukup menarik perhatian saya. Dia bukan seorang wanita yang ingin di ekspose atau ingin mendapat pujian, mungkin saat yohanes ingin menuliskan kitab ini dan meminta wanita samaria ini menceritakan, wanita Samaria ini justru tidak ingin namanya di tuliskan, dan berkata "Biarlah aku.... Biarlah aku menjadi seorang wanita "Wanita Samaria". Baginya Mesiasnya yang termasyur jauh lebih penting daripada nama baiknya.

Disiang yang terik itu, telah mengubah seorang wanita yang dulunya di tolak dimana-mana,  menjadi seorang wanita yang di terima oleh seorang pribadi, bukan seorang Yahudi, bukan pula seorang Nabi, tapi lebih besar dari yang dia bayangkan, seorang Mesias. Bagaimana tidak ia tidak menceritakan hal tersebut ke orang-orang? Air kehidupan dihatinya meluap-luap penuh untuk di alirkan ketempat yang lain. Dan air kehidupan itu mengalir deras semakin jauh ketempat kemana sang pencipta itu ingini. Dan sampai di sini, di siang ini. Dimana saya menuliskan ini. Dan akan mengalir kemanapun si Pemberi air kehidupan ingini.

Siang semakin terik...

Air mengalir semakin deras... 

 ______________

As a deer patern for a water

so my soul longeth after Thee

You alone are my heart desire

and i long to worship Thee


Sunday, November 1, 2020

Cappucino Latte


Kemana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku didunia orang mati, disitupun Engkau.
Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
juga disana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"
maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagiMu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
Mazmur 139:7-12

------

Kopiku yang sedari tadi belum ku minum, nampaknya menatapku tajam.
Kopiku dingin,
Namun ada yang lebih menarik dari secangkir kopi yang menemani hujan pagi ini.
Rohku yang lebih panas didalamku dan tulisanku yang ingin segera ku selesaikan.
 
------

Pandemi Covid ini sedikit mengubah cara pandang saya dengan pekerjaan saya, yang semula saya anggap sebagai zona nyaman, menjadi sebuah zona yang tidak nyaman lagi. Saya memang ingin memulai usaha tapi tidak secepat ini. Sesegera ini, tapi Allah mengajarkan saya untuk belajar banyak hal ditengah covid ini.

Pagi ini setelah mendengarkan ibadah online, saya putuskan untuk menuliskan beberapa hal dan point yang saya nikmati pagi ini, yang akan terus menjadi pengingat bagi saya.

Pertama-tama tentang tujuan saya memulai usaha.

Beberapa hari lalu saya merasa seperti saya kehabisan energi dan tujuan akan kemana kapal usaha ini berlayar. saya hanya tetap mengerjakan. Belum lagi seorang berkata tidak baik tentang saya dan menyebabkan saya sedikit kehilangan diri saya. Dan bodohnya saya saat itu sedikit mendengarkannya, tapi saya tau bahwa Allah merancangkan rancangan yang indah bagi saya dan bukan rancangan kecelakaan (Yeremia 29: 11). Saya memang bukan orang dengan standard dunia yang tinggi, saya hanya seorang wanita rata-rata, hidup dari keluarga yang biasa, dan nothing special at all. Tapi sebagaimana Allah memilih wanita samaria yang memiliki 5 suami, Petrus yang hatinya gampang goyah dengan angin  ribut dan saulus si pembunuh orang percaya, begitu pula Allah memilih saya wanita rata-rata untuk pekerjaan mulia ini.

Allah membawa saya dengan beberapa harga barang, dan Allah berkata jangan memberi harga yang terlalu tinggi, dengan begitu engkau mampu memberikan kehidupan bagi orang lain.

Dan pagi ini Allah mengingatkan saya dengan “penjala manusia”

Akan sampai dimana bisnis ini berjalan saya tidak tau, yang saya tau bisnis ini akan membawa banyak jiwa utk mengenal Allah.

Ini tidak tentang pekerjaan saya, keuntungan yang saya dapatkan, tapi bagaimana Allah mengerjakan semuanya.

Allah yang memulai, Allah juga yang akan menyelesaikan.

Terpujilah Nama Tuhan.