Septie's Pages

Wednesday, November 27, 2024

Our First Meet

"Halo, selamat sore..."

Suara itu sangat menenangkan, sedikit berat. suara pria dewasa. Dia orang yang di kenalkan oleh teman persekutuanku. Sebenarnya bukan temannya, tapi teman dari suami sahabatnya. terdengar aneh memang. Tapi itulah keajaiban Tuhan dalam hidupku.

Sore itu dia memilih utk menelphoneku. aku ingat sekali, itu adalah saat break timeku dari rutinitasku sehari-hari, berkelut dengan pekerjaan dan aku masih tinggal dengan orang tuaku. aku memilih untuk membooking satu kamar hotel dan tidur seharian disana, tanpa ada yg menggangu, sambil memikirkan apa yang harusku kerjakan selanjutnya. menyusun rencana dan mengarah kesatu tujuan membuat aku lebih bersemangat menjalani hidup.

Kami bercerita panjang sampai tidak terasa sudah 1 jam, mulai bercerita tentang tempat-tempat yang pernah kami kunjungi dan tempat yang ingin kami kunjungi. Pria itu sopan sekali, bernama Mena Bertony Ginting yang menjadi suamiku.

Orang yang sangat kaku, hanya berusaha menjadi orang yang menyenangkan saat kami pertama saling berkenalan dan mengirimkan pesan. Tempat kerjanya yang jauh di Papua, diujung indonesia, sempat membuatku bertanya-tanya, akankah dia menemuiku. di kota Banjarmasin Kalimantan Selatan ini.

Desember 2021 kami menyusun cuti bersama, dan dia datang menemuiku di desa kecil Wonosobo, Jawa Tengah, tempat kelahiranku. Dia datang dan berhasil nyetir dan menakhlukan jalan Salatiga - Wonosobo yang di penuhi banyak jalan berliku dan curam. Dan dia berhasil menemuiku dan kedua orang tuaku.

Aku tipikal orang yang spontan dan jalan dengan santai kemanapun, sedang dia sudah terlihat stress dengan rencana jalan kami yang tidak jelas, belum lagi dia yang sedang fokus menyetir jadi tidak dapat ku ganggu. Akhirnya kami putuskan untuk makan di cafe rotroof sebuah hotel di wonosobo, dengan pemandangan gunung yang indah. Kami makan dan berbincang malam itu. Sampai dia mengajakku untuk serius dalam hubungan kami ini. Mulutnya terbata-bata untuk berbicara, Melihat caranya berbicara, akupun segera memotong pembicaraannya karena merasa kasihan.

Hari itu aku sangat senang, menunggu pesan singkatnya di handphone adalah hobby baruku saat itu, dan masih menjadi hobbyku sampai sekarang.

11 November 2022 kami memutuskan untuk bertunangan. dan menikah di 4 juli 2023.

Kami masih LDR tapi kami akan segera bersama.

Sunday, November 17, 2024

Fraktur Femur Tydaaac

Gambar fraktur femur
Horaaaayyyy!!!!

Sambutan hangat para sahabat yang menungguku keluar dari ruang operasi, sambil setengah sadar aku melambai2kan tangan, sambil terus terbujur kaku menahan serangan vertigo dan mual muntah akibat bius spinal 5 jam lalu.

10 November 2024, Pagi itu aku bangun dan scrolling Hp, sambil melihat marketplace dan memikirkan baju yang bagus, sampai aku tersadarkan bahwa seharusnya aku memikirkan utk menghadapi hari itu. aku teringat akan meeting audit kantor di jam 08.00 WITA. Meskipun itu masih di jam 06.30 namun otakku sudah sampai diruang meeting di jam 08.00, otakku melapaui dimana kakiku berdiri. Dengan langkah secepat kilat aku menuju kamar mandi, tanpa sadar, adik sepupuku barusan mengepel lantai depan kamar mandi.


GEDEBOAAAAAKKKKK!!!!
aku terjatuh...

saat itu adikku panik dan mencoba mengangkat aku sambil buru-buru karena ada jadwal gereja yang harus didatanginya, namun aku tolak, membiarkan dia pergi ke gereja dan membiarkan diriku berselonjor di keramik yang dingin selama 6 jam, berusaha berdiri karena ingin pipis namun aku tak bisa dan hanya menangis sendirian saat itu dan sambil berteriak-teriak "Tuhan Yesus Tolong Tiyan"

11 November 2024, hariku jatuh dimeja operasi selama 1,5 jam, aku bersyukur karena aku saat itu aku langsung ditangani dengan baik dan langsung di operasi. Dukungan dokter, para medis juga sangat membantuku. Sahabat gereja yang datang menyambut di ruang perawatan Aster Lantai 4 cukup membesarkan hatiku, belum lagi ibuku yang datang disore hari karena masih diluar kota. Besok harinya suamiku datang memberikan senyuman hangat saat dia datang.

Aku sangat gembira menyambut kehadirannya, setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit. Dia menyuapiku yang masih pucat sambil berkata "kau adalah orang pertama dalam hidupku yang pernah aku suapi" mendengarnya pun aku sedikit geli. belum lagi dengan sabar dia menemani aku saat aku mau ketoilet, membuang pempers yang sudah semalaman ku pakai dengan bau yang amat tidak sedap. mengantarkanku keluar dari rumah sakit, membuang muntahanku dan sesekali kami bercanda hal yang tidak senonoh saat memandikanku. Dia bahkan tidak risih karena aku tidak sengaja mengompol disebelahnya, tengah malampun dia selalu terjaga saat aku tiba-tiba bangun dan membenarkan posisi pinggangku yang lelah rebahan.

Dua mur yang ditanamkan di paha kanan atasku membuat sedikit tidak nyaman, bukan aku jika enegran tipe 7 ku yang selalu berpikir positif. Mungkin dengan cara ini Tuhan memperlambat langkahku. Banyak hal yang masih dapat aku syukuri setelah kejadian ini:

1. Aku bersyukur untuk orang tuaku yang selalu menolongku
2. Aku bersyukur untuk pasangan hidupku, suamiku, cintaku yang langsung datang dari papua
3. Aku bersyukur untuk sahabat, teman yang mengunjungiku saat dirumah sakit ataupun dirumah
4. Aku bersyukur untuk dokter specialis orthopedhi "dr. Andreas" yang menolongku dengan cepat
5. Aku bersyukur untuk semua team medis yang ada di RS Ciputra dan RSUD Ulin

setiap hari aku bangun pagi dan melihat kemajuan pada diriku sendiri. Hari ini seminggu setelah operasi dan aku sudah bisa menggerakkan pergelangan kakiku dengan lebih kuat.

bukankah? Hati yang gembira adalah obat yang manjur?