Septie's Pages

Thursday, January 24, 2019

Management Stress Part 2




Bunga mawar yang indah, ajarkan aku tidak memikirkan bagaimana aku jatuh esok hari. Tapi memberikan keindahan dipagi ini. Pagi yang dingin dan embun yang sejuk membasahi



Pagi ini seteleh memberikan sedikit pidato singkat (mengomel lebih tepatnya) kepada adikku karena kesalahan yang disebabkannya semalam. Aku biarkan dia asik menonton TV dan membiarkan dia sedikit santai.
Saya teringat akan kisah anak dari penulis terkenal Rick Warren. Seorang penulis yang tulisannya terjual Best Seller diseluruh dunia. Buku-bukunya yang mengajak orang untuk menemukan tujuan hidup di dunia ini. Saya pun teringat saya sangat diberkati oleh buku tersebut dan itu menjadi salah satu buku kesayangan saya. Namun, Apa yang salah dengan anaknya?
Anaknya meninggal karena bunuh diri.
Saya juga teringat akan salah satu pembicara yang sangat menolong saya saat saya kuliah. Saya sangat kagum dengannya. Namun, beberapa waktu berlalu dan dikabarkan anaknya mengalami depresi.
Tekanan hidup. Tuntutan harapan orang lain. Membuat kadang kita hidup dalam tekanan yang memberatkan kita.
Dan bagaimana undangan Yesus menjadi begitu berarti sekali akhir-akhir ini “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikulah kuk yang kupasang dan belajarlah daripadaKu, karena aku lemah lembut dan rendah hati”
Undangan Yesus seakan sangat bertolak belakang. Disatu sisi Dia menawarkan penghiburan bagi yang letih lesu, namun dia tidak berkata “Marilah datang kepada-Ku semua yang letih lesu karena aku Superhero, dan aku bisa membuat dunia ini dalam 6 hari saja” tapi karena dia lemah lembut dan rendah hati. Mengapa kita harus belajar dariNya?
Karena Dia menerima apapun yang telah Allah tetapkan baginya. Termasuk mati di kayu salib. Karena Dia lemah lembut dan rendah hati.
Mengapa kita stress?
Karena ada hal yang tidak seharusnya terjadi dan itu diluar planning kita. Ketika kita merasa masih kuat kita tidak akan menerima undangan darinya. Namun ketika kita merasa letih lesu kita menerima undangan darinya untuk belajar.
Belajar menerima dengan lemah lembut dan rendah hati apapun yang Allah rancangkan.
Menerima dengan kedua tangan untuk hari ini, dan menyerahkan dalam tanganNya apa yang akan terjadi hari esok.

We are woman, and my plea is Let me be a woman, holy through and through, asking for nothing but what God wants to give me, receving with both hands and with all my heart whatever that is”

Ellisabeth Elliot

No comments:

Post a Comment