Sebenarnya perasaan ini malu untuk diungkapkan, Memiliki seorang
kakak yang sukses dalam percintaannya dan teman-teman yang memiliki
jalan cerita cinta yang indah cukup membuat saya cukup minder untuk
menceritakan kegagalan saya dalam percintaan, entah dianggap orang suka
gonta-ganti pacar, playgirl atau apalah, cukup menyulitkan saya untuk
belajar terbuka dengan banyak orang.
Sebenarnya ini
sudah terjadi 2 tahun, semenjak pacar pertama saya meninggalkan saya dan
akhirnya dia sudah menikah dengan orang lain, dan saya sampai saat ini masih bertanya tentang apa yang sedang Allah rancangkan dalam hidup saya
saya sudah
mendapatkan pacar baru sejak putus dengan mantan saya 2 tahun lalu,
namun saya sebenarnya tidak mencintai pacar kedua saya, karena ada satu
hal yang tidak benar dalam diri pacar saya yang kedua sehingga akhirnya kami
putus. saya tau itu adalah keputusan yang salah yang sudah saya ambil, saya tidak mendoakan dan saya menyerahkan semua itu kepada orang tua saya.
Saat itu kadang saya merasa seperti orang yang
berdosa, tidak layak di mata umum untuk berganti pacar dengan cepat,
merasa terhilang, merasa tidak berharga dan tidak ada sesuatu yang lain
untuk dikejar, sampai akhirnya saya mendapatkan "Markus 2:17
Yesus mendengarnya dan berkata
kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang
sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang
berdosa."
dan saya bersyukur saya berdosa, karena
untuk itulah Yesus datang, dan saya memohon kepada Allah, untuk memampukan saya untuk mengampuni diriku dan memberikan kekuatan agar aku dapat
menanggung segala hal. Termasuk berdamai dengan diriku dan Allah.
Sampai
disatu titik saya menemukan cara untuk saya harus bangkit dari masa
laluku, disinipun saya sedang belajar untuk memulihkan diri dari rasa
sakit hati. menerima diri sebagai wanita yang memiliki perasaan rapuh
dan gampang gusar, ketakutan dan kekhawatiran akan usia yang bertambah,
saya belajar untuk menerima itu semua dan menyerahkannya kedalam tangan
yang kuat yang dari situ itu saya diciptakan.
saya pernah membaca suatu kalimat bijaksana:
Jika mobilmu rusak pergilah kebengkel mobil, Jika handphonemu rusak pergilah ke service handphone, begitu pula jika hatimu rusak, pergilah ketangan penciptamu karena dari situ anda berasal
Saya akan mencoba membagikan apa yang saya coba lakukan yang ini sudah saya coba kepada diri saya sendiri sebagai kelinci percobaan untuk mengatasi rasa sakit hati:
1. Berdamai dengan diri sendiri
Pertama-tama saya harus paham akan diri saya, saya sudah lama tidak
mengenal diri saya sendiri, saya seperti orang asing bagi diri saya
sendiri, saya lama tidak memperhatikan diri saya sendiri, ada kata hati
yang sering saya abaikan, belajar mendengar apa yang hati saya ingin
ungkapkan, saya terkadang sibuk mengejar apa yang seharusnya dilakukan,
daripada mendengarkan apa kata hati saya.
saya kadang membagikan kebeberapa teman dengan rasa sakit hati saya, namun beberapa dari mereka mengatakan, ayo cepat move on, saya mengerti bagaimana mereka sangat mencintai saya dan tidak ingin saya menangis hanya karena pria yang tidak benar. Dan terkadang saya menjadi bertindak kejam terhadap diri saya sendiri dengan memaksanya untuk cepat beranjak. Namun terkadang itu menjadi kurang tepat bagi saya, saya belajar tentang diri saya bahwa saya lebih menikmati dengan penerimaan saya sebagai diri saya sendiri. kita manusia "We are Human and Woman" dan itu satu hal yang tidak dapat kita langgar, kita bukan robot yang dapat dengan mudah jatuh cinta dan melupakan.
dalam wisdom of life dikatakan bahwa "There's a time for everything" segala sesuatu ada masanya, akan ada waktunya, ada waktu untuk bersuka ada waktu untuk berduka, ada waktu untuk menangis dan ada waktu untuk tertawa. Jadi ketika hati kita ingin menangis, nikmatilah masa-masa itu.
Satu hal lagi yang saya pelajari dari diri saya, saya tidak dapat beranjak dari masa lalu saya adalah karena saya menyalahkan diri saya mengapa pria tersebut meninggalkan saya, mengapa saat dia pergi saya tidak menahan dia, mengapa saya tidak mengikuti kata hati saya saat itu? disini saya belajar untuk berdamai dengan diri saya sendiri dan mengampuni diri saya sendiri.
2. Berdamai dengan Allah
Berdamai dengan Allah disini adalah mempercayai Allah akan kedaulatannya. Percaya bahwa dia yang berdaulat akan segala sesuatunya. Takkan sehelai rambutpun jatuh tanpa seiijin Dia sang penguasa segalanya
Bahkan rambut dikepalamupun terhitung semuanya (Mat 10:29:31)
Dia yang berdaulat menghitung jumlah rambut dikepalamu, bagaimana mungkin hatimu yang hancur luput dari pandangan matanya?
Allah itu adalah Allah yang mendengar, kita harus belajar dengan berdoa dengan penuh kejujuram, jika kita ingin marah, marahlah, jika ingin menangis menangislah, percayalah bahwa Dia adalah seorang Suami sejati yang pernah kita punya. mungkin ini terdengar tidak patut, namun percayalah, Dia mengerti dengan benar daripada kta harus berpura-pura kuat di hadapannya, jika kita belum mampu bangkit, katakan padanya, bahwa kita perlu pertolongan-Nya untuk dibangkitkan.
Sampai di titik ini saya
bersyukur dan belajar menjadi seorang ibu dengan pendengar yang baik untuk
anak perempuan saya yang mungkin akan mengalami hal ini, meskipun saya
berharap dia tidak perlu merasakan sakit hati seperti ini. Lihat bahwa hal ini terjadi, Allah sedang membimbing kita untuk belajar sesuatu dari pengalaman hidup kita untuk kita bagikan kepada orang lain, terlebih anak perempuan atau laki-laki saya kelak.
3. Berdamai dengan Manusia lain
kita sakit hati? benar, bagikanlah itu kebanyak orang. saya sangat
bersyukur dengan hal ini, ketika saya berbagi tentang ketidak benaran
saya, banyak teman-teman saya yang turut berbagi bersama, kami
membagikan apa yang kami miliki, kami berdoa bersama dan kami dikuatkan.
bagikan sebanyak-banyaknya dengan mereka hingga diri anda bosan dengan
hal itu. sampai disatu titik kata hati kita merasa cukup, dan
benar-benar hentikan pembicaraan mengenai dia.
Awal-awal saya berpikir mengapa orang tua saya begitu over protektif terhadap saya. Maklum karena saya anak tunggal dan ibu saya sangat kuatir apabila saya menikah dengan orang yang salah. Namun tidak ada yang bersalah atas semua, karena itu semua seijin Tuhan. Jika Dia yang membentuk hati, masakan Dia tidak berkuasa atas rasa dalam hati itu? masakan Allah membiarkan Hati itu mendekat dan menjauh sebegitu saja?
4. Kerjakan sesuatu
Yang saya lakukan adalah mengingat apa yang saya sukai, dimana hati saya berada. Saya kembali ke hal-hal yang saya sukai dulu, antara lain:
A. Kembali keteman-teman
Let's be Friend, hubungi mereka dengan semua hal yang terjadi. menangislah dengan mereka, ternyata mereka mendengarkan apa sebelumnya mereka tidak pernah kita dengar tentang hidup kita. Jomblo bukan suatu hinaan, namun Jomblo yang bermartabat sangat berbeda dengan yang lain. Katakan pada mereka jika kita jomblo (*jangan sampe pasang iklan ya guys). Terbukalah kembali dengan hal-hal yang baru.
B. Ikuti Kata Hatimu
Seperti sekarang saya menulis, saya menyukai kegiatan ini dan saya mengerjakan kembali dengan apa yang saya sukai, saya belajar dari buku mewarnai untuk dewasa yang saya beli di gramedia akhir-akhir ini. Ternyata itu cukup menolong saya untuk me management stress saya. Berikut kata peneliti yang saya temukan:
"Memperhatikan anak-anak dan bagaimana mereka bisa tenang saat mewarnai
benar-benar mendasari ide ini. Kenapa orang dewasa tidak bisa
mendapatkan juga ketenangan itu di dalam otak mereka?" kata
neuropsychologist dan neuroscientist Dr Stan Rodksi, seperti dikutip
dari ABC.net.au.
Stan menambahkan, proses dalam pewarnaan itu
yang menimbulkan efek menenangkan karena kita merasa menikmati saat
mewarnai gambar. Proses tersebut membawa kita pada momen di mana stres
jadi dibebaskan. Efek relaksasi dari mewarnai gambar pun dibuktikan Stan
lewat alat canggih yang bisa mengukur gelombang otak dan ritme jantung.
"Hal paling menakjubkan adalah kami melihat adanya perubahan pada detak jantung dan gelombang di otak," terangnya.
C. Berolahraga
Buanglah air matamu dengan keringat, berolahragalah. Wanita yang Sexi adalah Wanita yang sehat. Dan tubuh seseorang menunjukan bagaimana gaya hidup seseorang. Ini pun yang akhirnya saya memilih olahraga seperti yoga. Dimana instruktur saya mengajarkan ketenangan dan fokus. Kata-katanya yang saya ingat pertama kali saya ikut "jika sakit ya sudah, nikmatin aja, letting go aja" tepat sekali untuk menenangkan pikiran saya yang saat itu sedang kacau balau. Zumba fitness juga baik, apalagi diiringi music yang keras, bisa olahraga sekalian meluapkan emosi terpendam dan membuat kita lebih senang.
None of this fazes us because Jesus loves us. I’m absolutely convinced that nothing—nothing living or dead, angelic or demonic, today or tomorrow, high or low, thinkable or unthinkable—absolutely nothing can get between us and God’s love because of the way that Jesus our Master has embraced us.
Roman 8:31-39
Terimakasih Allah saya Seorang single hari ini dan saya percayakan kepada Engkau esok hari
Big Regards
Septie_