Septie's Pages

Tuesday, January 10, 2017

Review Buku: AHOK by Jeffrie Geovanie

Teman minum kopi saya sore ini adalah buku Ahok. Cukup controversial sih memang tokoh ini, ada sebagian menyukai dan sebagian yang mencibir. Tapi yang jelas tokoh ini cukup menjadi buah bibir banyak orang. Dan bagaimana dengan saya? Boleh dong kalau saya sedikit jujur. Dulunya saya tidak begitu tertarik dengan orang ini. Karakter Ahok yang keras saat itu tertutupi oleh kelemah lembutan dan sifat humanis pak Jokowi, jujur saya dulu sangat simpatik sekali dengan pak Jokowi dan pak Ahok hanya sebagai pemanis, ibarat makanan pak Jokowi itu ice creamnya, sedang pak Ahok hanya topping nya saja, gak pake topping gak apa-apa "lumayan bisa lebih murah".
Waktupun berlalu akhirnya diangkatlah pak Jokowi menjadi Presiden dan pak Ahok jadi Gubernur, berita kembali diributkan dengan berita relokasi warga, RS Sumber Waras, reklamasi dan banyak macamlah. Mengikuti sepak terjang beliau memang ngeri sendiri hanya melihat dan mengamati, dan sampai hari ini saya menulis. Sepertinya orang itu memang adalah petarung yang tangguh yah. 
Pasti udah tau yah saya berada dimana? Saya seseorang yang sangat mengagumi karakter beliau sampai detik ini. Saya berharap ini tidak mengganggu persahabatan kita jika kita berbeda. Seperti fans artis, kita tetap berteman, bersahabat sekalipun kita mengagumi orang yang berbeda. Jadi buat yang enggak suka, udah enggak usah di baca.
Okaaai, balik ke buku ini yah:
Judul Buku : Ahok
Penulis: Jeffrie Geovanie
Cetakan 1: November 2016
Penerbit: Mediabaca Mandiri
Jumlah Halaman: 260
Daftar Isi:
Pendakian Ahok
Ahok dan Hal-hal yang belum selesai
Bagian 1: Mengenal Ahok
1. Siapakah Ahok
2. Apa adanya dan hitam putih
3. Mewarisi keberanian orang tua
4. Motivasi menjadi pejabat
5. Berpolotik dengan kebenaran
6. Politik keteladanan
7. Membangun politik akal sehat
Bagian 2: Bersama Jokowi
1. Fenomena Jokowi Ahok
2. Pilkada jakarta dan pilpres 
3. Pemimpin baru Jakarta
4. Pelajaran dari Jakarta (1)
5. Pelajaran dari Jakarta (2)
6. Angin segar dari pemilukada Jakarta
7. Fenomena kemenangan Jokowi-Ahok
Bagian 3: Ahok sebagai pemimpin
1. Modal sosial pemimpin
2. Fenomena Ahok
3. Anomali Ahok
4. "Kekejaman" Ahok
5. Cermati gaya komunikasi Ahok
6. Menggusur ala Basuki
7. Cara pemimpin menjawab ujian
8. Ahok sebagai simbol pemimpin
9. Nyali seorang pemimpin
10. Panutan Ahok sebagai pemimpin
11. Kekuasaan konstitusional Basuki
12. Menempatkan Basuki pada tempatnya
13. Menempatkan glorifikasi Basuki
Bagian 4: Ujiam berat Ahok
1. Perlawanan Ahok
2. Basuki, banjir dan kemacetan
3. Pelajaran untuk Basuki
4. Serangan bertubi pada Basuki
5. Diskredit Basuki
6. Ujian berat Basuki
7. Salah sangka pada Basuki
8. Para penantang Basuki
9. Ujian independensi Basuki
10. Menilai kinerja Basuki
11. Menjaga popularitas dan elektabilitas Basuki
Bagian 5: Impian Ahok
1. Menyelamatkan demokrasi
2. Keberagaman Basuki
3. Eksperimen politik Basuki
4. Nalar anomali Basuki
5. Anomali dukungan terhadap Basuki
6. Impian Basuki
7. Hidup bersih ala Basuki
8. Komitmen seoramg Basuki
9. Pilihan "tiket" Basuki
10. Menghormati pilihan Basuki
11. Menyelamatkan demokrasi dari demoralisasi
12. Membangun masyarakat berkemajuan
Daftar bacaan
Indeks
Tentang penulis
Fiuuuh selesai juga nulis daftar isinya, semoga bermanfaat utk teman-teman yang mau membelinya yah.
Awal dapat buku ini dari info para relawan Ahok tentang buku ini, dan karena buku ini di tanda tangani sendiri oleh pak Ahok sendiri, saya pun jadi exciting untuk membelinya. Dia tanda tangan kelar hidup lo. Berikut penampakannya:


Dari buku ini, awalnya saya roaming bacanya, karena buku ini buku politik yang pertana kali saya beli, okelah otak saya berjalan lebih lambat sepertinya. Di bagian awal banyak menceritakan kehidupan pak Ahok di masa kecil. Saya suka sekali bagian dimana beliau bersusah-susah dan mendapat motivasi dari ayahnya. Masa kerasnya ketika ia kecil membuat dia menjadi seorang petarung yang luar biasa saat ini. Sempet terharu juga membaca perjuangan ayah dari pak Ahok yang bernama bapak Kim Nam ini.
Menurut pendapat saya buku ini banyak kata pengulangan, sehingga untuk hal-hal yang sama di ceritakan beberapa kali. Kemudian lebih banyak menyorot kebagian politiknya, mungkin karena latar belakang penulis ini seorang politikus juga, sehingga lebih banyak menyorot bidang politiknya. Sedang untuk penulisan pribadi dan karakter serta perkataan Ahok sendiri jarang dituliskan.
Namun ada beberapa kata Ahok yang menarik untuk saya di buku ini:
Pada saat orang lain marah besar disebut kafir, Ahok justru mengatakan, "memang saya kafir, mau apa lagi"
Kata-kata ini sepertinya beliau menerima dirinya apa adanya, tanpa ada polesan atau keinginan untuk membenarkan diri. Kadang orang tidak menerima dirinya direndahkan, dan bagi saya kata-kata ini seperti pak Ahok menerima kelemahan dirinya dengan tangan terbuka, seperti orang yang dapat tertawa pada kelemahannya, dan bukanmenutupinya.
Adalagi kata beliau ketika beliau disuruh mengirimkan APBD yang sudah di manipulasi ke Mendagri. Dia dipaksa dan dia tidak takut, dia berkata "Saya tidak tega makan duit rakyat seperti itu. Sekalipun bukan saya yang makan. Saya disumpah untuk mempertahankan uang rakyat. Kalau saya harus terjungkal, tidak jadi gubernur pun saya puas. Dalam hiduo saya, saya tidak akan menghancurkan nurani saya."
Dari kata-kata ini, wow banget pokoknya. Komitmen dan integritas beliau terlihat jelas,beliau tau kepada siapa beliau bersumpah. Bukan kepada Jokowi, namun kepada Tuhannya.
Sekali lagi kata-kata humanisnya yang dia itu seperti manusia sebenarnya dan bukan malaikat. Dia kembali menerima cemoohan orang dengab tangan terbuka. Ketika orang mengatakan dia "anjing" dia hanya berkata " ya saya memang anjing. Saya ini anjing yang jagain harta tuannya. Saya memang anjing dan saya akan jaga harta majikan (rakyat) saya sampai mati.
Keren yah.... arrrrghhhh tidaaaak
Baiklah, sepertinya saya perlu mengikuti sidang ahok dulu
Thanks for reading :)

1 comment: