Judul Buku: The Path of Loneliness
Penulis: Elisabeth Elliot
Penerbit: Revell a Division of Publishing Group
Cetakan: Tahun 2007
Cetakan Sebelumnya: 1988 by O. Nelson dan 2001 by Servant Publications
Jumlah Halaman: 196
Daftar Isi:
1. The Sudden Tide
2. Fierceness and Tenderness
3. Loneliness Is a Wilderness
4. The Pain of Rejection
5. All My Desire Is Before Thee
6. The Gift of Widowhood
7. Under the Same Auspices
8. Divorce: The Ultimate Humiliation
9. A Love Strong Enough to Hurt
10. Death is a New Beginning
11. The Price is Outrageous
12. The Intolerable Compliment
13. Married but alone
14. Love Means Acceptance
15. A Field With a Treasure in it
16. Make Me a Cake
17. The Glory of Sacrifice
18. A Share in Christ's Suffering
19. A Strange Peace
20. Help Me not to Want so Much
21. Turn Your Solitude Into Prayer
22. How Do I Do This Waiting Stuff
23. A Pathway of Loneliness
24. Spiritual Maturity Means Spiritual Parenthood
25. An Exchanged Life
26. A Gate of Hope
Notes
The last day of 2016
Akhirnya kesampaian juga nge-review satu buku lagi di akhir tahun ini. Dengan seabreg acara natal di tahun ini, benar-benar kesempatan yang bagus untuk berbagi hidup dengan sesama yah. Menyempatkan waktu bercengkrama dengan orang-orang, teman-teman saudara. Sampai berpikir sempet gak ya nge review satu buku lagi? Dengan buku bahasa asli, tapi akhirnya karena saya suka banget sama setiap buku tulisan Elisabeth Elliot, saya baca juga dech ini buku, meskipun baru baca setengah buku aja, tapi udah cukuplah untuk di jadiin bahan review.
Karena Elisabeth Elliot pernah mengalami masa-masa single dan kehilangan suami yang dikasihinya di tangan orang-orang yang dilayaninya, hingga mengalami masa kejandaannya, dan menikah kembali dan kehilangan kembali orang yang dikasihinya, dan mengalami kembali masa kejandaannya yang kedua kalinya, saya pikir wanita ini sangat cocok dan dekat sekali dengan kesendirian.
Seperti buku Elisabeth biasanya, buku ini juga terdiri dari beberapa judul yang tidak berkesinambungan, alias dengan judul pendek-pendek. Jadi jangan berharap seperti membaca sebuah novel yang bagus dengan satu ending cerita yang indah. Tapi di buku ini kita bisa menangis berkali-kali (* atau gw yang baperan?). Beth menuliskan banyak dari kehidupannya dan orang-orang yang di layaninya, sehingga setiap tulisan yang di bagikan itu seperti menjadi bagian dari kehidupan kita.
What I've got from this book?
Beth menuliskan about Loneliness adalah perasaan seorang diri bahkan ketika ia memiliki semua orang disekitarnya. Dengan mengenal Allah atau dengan memulai untuk mengenal Dia adalah cara untuk mengetahui bahwa kita tidak seorang sendiri di dunia ini.
Amanlah, seperti yang ditunjukkan pada salib. Semua yang terjadi ketika saya masih kecil, dan ketika saya masih belajar tentang penderitaan, saya belajar tentang "lengan yang kuat" yang berarti kesakitan kita berada didalam kendali. Kita tak dapat mengerti, namun ada tujuan cinta dibalik semuanya, ada kelembutan dalam kedasyatan.
Disana iman itu dimulai-ditengah hutan belantara, ketika engkau sendirian dan ketakutan, ketika sesuatu tak memberikan rasa, She must hang onto message of the cross: God loves you. DIA mencintaimu itu cukup membuat-Nya mati untukmu. Akankah kamu mengasihinya? (*Berlinang dech mata gue nulisnya).
Dia menulis cerita cintanya setiap harinya "it's written". C.S. Lewis menuliskan Pain is God's megaphone ( Dia berbisik dalam kegembiraan kita, berbicara dalam kata hati kita, dan berteriak pada dalam kesakitan kita) . Kesakitan dalam kesendirian kita adalah cara Allah meminta perhatian kita. (*mak jlebbb)
Mungkin kita menginginkan untuk taat dan kudus. Itu dapat terjadi dengan sangat mudah dalam suat tempat tertenu, situasi tertentu yang nyaman, namun kita harus belajar untuk mengasihi Dia, disini ketika dia tidak terlihat, dimana Dia tidak bekerja seperti yang kita inginkan, dimana dia selalu absen, disini dan tak ada tempat untuk janjinya. Dan jika iman tidak bekerja disini, ini pun tak akan bekerja ditempat lain. (*hiks, netes)
Beth memiliki keinginan untuk mengenal Kristus. Dan dia berusia 20 tahun ketika ia membaca banyak cerita tentang misionaris. Ia perlahan - lahan belajar tentang Kristus dan dapat mengenalnya hanya dengan melalui jalan kecil ketaatan. Ada pembicaraan kecil antara Elisabeth dan Allah yang mewakili hati saya, dan perkataan ini juga dimana Allah juga menolong saya
"What do you want more than anything else in the world?"
"To know You, Lord."
"Do you want My will, at any cost?"
"Yes, Lord"
Perharps some future day, Lord, Thy strong hand
Will lead me to the place where I must stand
Utterly alone
Alone, o Gracious Lover, but for Thee;
I Shall be satisfied if I can see
Jesus only
I do not know Thy Plan for years to come
My spirit finds in thee it's perfect home
Sufficiency.
Lord, all my desire is before Thee now,
Lead on, no matter where, no matter how -
I trust in Thee.
Happy New Year 2017
No comments:
Post a Comment