Hari ini
aku duduk dan menulis, seperti biasa ditemani secangkir kopi hangat dan
rintikan hujan diluar sana. Semenjak semalam pemadaman listrik di daerah kami
dan bersyukur laptob ini baru saja aq charge sehingga baterai dalam kondisi full.
Dengan badan sedikit lelah setelah menyelesaikan target 50 juta semalam.
Mengatur semua karyawan pada posisi masing-masing, menata tanaman lidah mertua
agar tetap cantik menghiasi klinik kami, menghitung uang brangkas, mengucapkan
selamat tinggal pada karyawan yang akan pulang, berganti pakaian, memasang
sepatu, menuruni anak tangga dan meluncur kegereja.
Worthy is
the lamb
Seated on
the throne
Crown you
now with many crowns
You reign
victorious
Beberapa
waktu yang lalu saya diminta untuk memilih apakah akan menjadi apoteker atau
akan tetap menjadi manager dicabang kami. Aku menikmati pekerjaanku dengan
hiruk pikuk di manager, mengatur karyawan dan lain-lain. Lagi pula aku pernah
menginginkan berada diposisi ini. Pilihanku sekarang menjadi Apoteker. Aku
sudah selesai dengan semuanya. Semua mimpi dan cita-citaku.
Aku kembali
kekeluargaku.
Beberapa
berkata, sayang sekali posisi yang membanggakan.
Cita-cita
menjadi manager sebelum usia 30 sudah aq dapatkan, dan diusiaku hampir 31 ini
aku lepaskan. Aku telah mencobanya dan selesai. Mataku berkaca-kaca saat
menuliskan ini, bahwa Dia selalu ada disetiap musim dihidupku. Dalam setiap
keputusan yang aku ambil, baik atau buruk, benar atau salah.
Amazing
grace
How sweet
that sound
That save a
wrench like me
I one was
lost
But now I’m
found
Was blind
but now I see
That Grace
whose save me here this far
That Grace
will leads me home
Kopiku
hampir dingin tapi rohku tetap harus membara. Diluar boleh dingin tapi hati
harus tetap hangat. Orang lain boleh jahat tapi kita tetap harus baik. Hati ini
boleh terluka tapi Allahlah sang pemulih hati.
Akhirnya
mata kita akan memandang kasih yang tidak terbatas itu. Kasih yang merentangkan
kedua tangannya diatas kayu salib dan berkata “sebesar ini kasihku padamu”.
Oh Tuhan
aku hanya ingin memujimu hari ini, lewat rangkaian kata, lewat tulisan, lewat
hembusan nafas bersama dengan jatuhnya hujan kebumi. caraMu memeluknya.
Hujan
semakin lebat.
….
….