Septie's Pages

Monday, February 11, 2019

Selesai dengan diri sendiri


Hari ini aku duduk dan menulis, seperti biasa ditemani secangkir kopi hangat dan rintikan hujan diluar sana. Semenjak semalam pemadaman listrik di daerah kami dan bersyukur laptob ini baru saja aq charge sehingga baterai dalam kondisi full. Dengan badan sedikit lelah setelah menyelesaikan target 50 juta semalam. Mengatur semua karyawan pada posisi masing-masing, menata tanaman lidah mertua agar tetap cantik menghiasi klinik kami, menghitung uang brangkas, mengucapkan selamat tinggal pada karyawan yang akan pulang, berganti pakaian, memasang sepatu, menuruni anak tangga dan meluncur kegereja.

Worthy is the lamb
Seated on the throne
Crown you now with many crowns
You reign victorious

Beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk memilih apakah akan menjadi apoteker atau akan tetap menjadi manager dicabang kami. Aku menikmati pekerjaanku dengan hiruk pikuk di manager, mengatur karyawan dan lain-lain. Lagi pula aku pernah menginginkan berada diposisi ini. Pilihanku sekarang menjadi Apoteker. Aku sudah selesai dengan semuanya. Semua mimpi dan cita-citaku.
Aku kembali kekeluargaku.
Beberapa berkata, sayang sekali posisi yang membanggakan.
Cita-cita menjadi manager sebelum usia 30 sudah aq dapatkan, dan diusiaku hampir 31 ini aku lepaskan. Aku telah mencobanya dan selesai. Mataku berkaca-kaca saat menuliskan ini, bahwa Dia selalu ada disetiap musim dihidupku. Dalam setiap keputusan yang aku ambil, baik atau buruk, benar atau salah.

Amazing grace
How sweet that sound
That save a wrench like me
I one was lost
But now I’m found
Was blind but now I see
That Grace whose save me here this far
That Grace will leads me home

Kopiku hampir dingin tapi rohku tetap harus membara. Diluar boleh dingin tapi hati harus tetap hangat. Orang lain boleh jahat tapi kita tetap harus baik. Hati ini boleh terluka tapi Allahlah sang pemulih hati.
Akhirnya mata kita akan memandang kasih yang tidak terbatas itu. Kasih yang merentangkan kedua tangannya diatas kayu salib dan berkata “sebesar ini kasihku padamu”.
Oh Tuhan aku hanya ingin memujimu hari ini, lewat rangkaian kata, lewat tulisan, lewat hembusan nafas bersama dengan jatuhnya hujan kebumi. caraMu memeluknya.
Hujan semakin lebat.
….
….


No comments:

Post a Comment