Akhirnya tahun 2015 berakhir, bukan hal yang mudah bagiku untuk melewati tahun ini, jika aku masih hidup sampai hari ini itu karena kasih setia Tuhan yang tidak pernah meninggalkan aku.
Dimulai dari awal 2014 dimana aku mengakhiri masa percintaanku dengan seorang pria yang kupikir akan menjadi jodohku saat itu. Dilahirkan menjadi anak tunggal bukan hal yang mudah buatku, disitu aku dididik dan di tempa menjadi pribadi yang benar-benar tegar. Orang tuaku sangat menyayangiku dengan cara mereka sendiri. Dengan penghasilan yang berkecukupan mereka dapat mengkuliahkan aku sampai tingkat profesi apoteker. Saat itu kami sekeluarga masih mengontrak disalah satu rumah kecil dibanjarmasin. Ketika saya lulus kuliah orang tua saya ingin sekali kami untuk bersegera memiliki rumah. Karena saat itu saya masih bekerja belum 1 tahun, maka saya belum diijinkan bank untuk mengambil kredit rumah. Hingga saat itu mantan saya dengan baik hati mengijinkan memakai atas namanya. Saya cukup tidak damai sejahtera memakai nama beliau. Tapi sudhlah itu keinginan orang tua saya.
Akhirnya di awal 2014 percintaan kami kandas tanpa sebab yang jelas, dia meninggalkan tanpa alasan jelas. Saat Itu saya benar-benar seperti orang gila, stress yang begitu mengerikan. Dari dulu saya sangat membenci perpisahan, entah dengan teman sahabat atau dengan siapapun. Dan saat itu saya pertama kalinya saya memiliki pacar, setelah beberapa tahun menjomblo. Dan saat itu pertama kalinya saya merasa patah hati.
Dia sudah pergi dan tertinggal kredit rumah atas nama beliau. Pusing rasaya, stress tak tertahankan di dalam kepala saya. Dan kemudian orang tua saya mengenalkan saya pada salah seorang pria di greja yang terkenal baik. Pendeta sayapun ikut turut andil menjodohkan saya, karena mereka pikir orang baik. Setelah itu tanpa saya berpikir panjang karena saya sedang stress saya pacaran dengan dia. Saya pikir pria itu dapat menolong saya saat itu. Namun bukannya menolong pria yang tanpa saya doakan terlebih dahulu justru menimbulkan masalah baru dala hidup saya.
Hari demi-demi hari perasaan saya di liputi ketidakbahagiaan, orang tuanya datang 3 kali kerumah dengan niatan yang tidak jelas, hari demi hari saya mencarikan pekerjaan untuk pacar saya saat itu, beberapa kali datang ke depnaker, membeli koran dan searching di internet. Saya berkelahi dengan orang tua saya. Terkadang saya menangis dikamar seperti benar-benar orang gila. Saya hanya akan bangun jika saya akan bekerja, dan uang yang saya dapatkan akan saya gunakan untuk melunasi rumah saya.
Ditengah-tengah kekalutan saya saat itu terkadang ada sms dari mantan saya yang menanyakan status rumah yang minta diover kredit. Jika saya memikirkan saya saat itu, benar-benar depresi saya. Belum lagi saat itu ada celetukan dari orang tua saya bahwa saya akan menikah, saya benar-benar gila, saya harus mempersiapkan uang untuk rumah dan menikah sedang kondisi pacar saya saat itu benar-benar tidak memiliki uang.
Hari-hari saya saya habiskan dikamar, menangis dan kondisi yang tidak dapat berdoa lagi. Kekalutan dan kegelisahan menghantui saya hari lepas hari. Beberapa kali saya kabur dari rumah hanya untuk menenangkan hati mereka.
Saat itu saya tidak dapat berdoa, tapi yang saya tau, Dia ada bagi saya.
Sampai akhirnya saya memiliki tabungan yang cukup. Dan saat itu saya berdoa "Allah akan saya apakan uang ini" dan sepertinya Allah memberikan saya hikmat untuk "membayar rumah nak" saat itu seperti ada perasaan damai sekaki di hati saya. Dan saat itu saya berpikir "benar biaya pernikahan urusan pria, saya hanya membantu sekedarnya saja, jika dia tidak memiliki sepeser uang, berarti dia belum siap menikah". Akhirnya uang yang ada pada saya saat itu saya pakai untuk melunasi rumah. Terpujilah Tuhan yang menyediakan itu pada akhirnya. Dia Allah yang mencukupi segalanya. Hingga di bulan september 2015 kredit rumah kamu dapat diselesaikan.
Dan di akhir 2015 Tuhan menyatakan kemuliaanNya. Dia menunjukan siapa sebenarnya pacar saya itu. Dibalik kerajinannya datang ke greja, dia bukab pria yang baik untuk dijadikan suami bagi saya. Terpujilah Tuhan atas semua yang terjadi. Dia melepaskan saya daripada yang jahat. Doa saya satu lagi terjawab.
Bapa kami yang ada di surga
Dikuduskanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di surga
Berikalah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Dan ampunilah kami akan kesalahan kam
seperti kami juga mengapuni orang yang bersalah kepada kami
Dan jangan membawa kami dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Sebab Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya
Amin
Jadi, apakah yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah? Kesesakankah? Ketelanjangankah? Penderitaankah? Diputusin pacarkah? Dikejar hutangkah? Dibohongin orangkah? Tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.
Jadi, apakah yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah? Kesesakankah? Ketelanjangankah? Penderitaankah? Diputusin pacarkah? Dikejar hutangkah? Dibohongin orangkah? Tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.
None of this fazes us because Jesus loves us. I’m absolutely convinced that nothing—nothing living or dead, angelic or demonic, today or tomorrow, high or low, thinkable or unthinkable—absolutely nothing can get between us and God’s love because of the way that Jesus our Master has embraced us.