Malam ini ntah mengapa ada kegalauan dalam diri saya. Merasa ketakutan yang amat sangat dan bertanya-tanya adakah jodoh untuk saya? Saya menyalahkan orang tua saya karena dulu menolak seseorang yang sangat saya sayangi. Perasaan kosong, hampa dan sendiri.
Saya teringat akan tempat dari mana saya berasal. Dari debu dan tanah. Malam ini saya mengutarakan apa yang ada dalam hati saya kepada Allah. Yang saya inginkan adalah mengenal Dia, dan mengerti apa yang Dia inginkan dalam hidup saya. Saya memuji Allah dalam segenap kelemahan saya. Saya melihat lantai yang tepat untuk bertumpu, letak dimana seluruh kekuatan saya berasal. Dia paling mengerti hati saya. Saya sadar bahwa saya berada di tempat terindah yang pernah saya miliki, selama ini saya merasa bahwa saya hanya menjalankan tata ibadah sebagai seorang kristiani tapi selama 3 tahun saya merasa diri saya hampa, sangat jauh dari kasihNya. Malam ini saya merangkak mendatangi tahta kasihNya. Seorang penulis kisa cinta terbaik. Seorang penulis cinta Ruth, Ribka dan juga kisah cinta kakak-kakak saya.
Dia mengingatkan saya dan berkata "jika mantanmu tidak mencintaimu, Aku mencintaimu dengan sangat, Jika mantanmu meninggalkanmu, Aku sedetikpun tidak akan pernah meninggalkanmu" saya teringat ketika Dia disalib dan membentangkan tanganNya "sebesar ini cintaKu padamu" air mata saya berlinang, dan saya menangis di kirbatNya. How great You are Lord. Thanks for Your great love for me.
Dia meminta saya untuk menyerahkan polpen kisah cinta saya kepadaNya. Dengan tidak perlu kuatir akan hari esok, akan pasangan hidup saya. Ketika saya menangis menikmati hadiratNya. Saya di sadarkan bahwa, satu hal seorang yang akan menikahi saya adalah seorang yang begitu gilanya mencintai Engkau ya Tuhan. Orang yang bukan asing bagi saya ketika saya menangis dihadapanNya. Orang yang lebih sangat mencintai Dia daripada saya. Bukan hanya pria yang cukup secara finansial, tapi yang sangat mengasihi Engkau. Kadang saya bertanya dalam hati saya, masih adakah pria yang baik dan mengasihi Engkau diluar sana? Dan Allah hanya berkata "can u give me that pen?" I just say "I wont this pen, I want You" sampai di satu titik saya temukan "ya saya ingin mengenal Dia" itulah tujuan hidup saya. Saya ingin menjadi seorang wanita dengan penyerahan tanpa ragu. Saya belajar untuk mendisiplin hidup saya dan mengelola pikirn dan emosi saya untuk saya memikirkan perkara yang diatas dan bukan yang di bumi. Saya memerlukan Tuhan. Saya ingin bertemu dengan Dia kembali seperti waktu dulu dan menyaksikan kemurahannya dalam hidupku. Mari kita lihat apa yang akan Dia kerjakan dalam hidup saya. Di ingn saya berubah, begitu mudah bagi Dia untuk mendatangkan jodoh untuk saya, tapi Dia ingin membentuk hati dan karakter saya terlebih dahulu.
Beberapa hari yang lewat, saya mulai tertawa kembali "thanks God, You put smile on my face " tertawa yang benar-benar lepas tidak seperti yang biasa saya tertawa. Hanya sedikit lelucon dari teman kerja saya, saya baru tersadar, saya sudah lama tidak tertawa demikian.
"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, supaya akhirnya aku memperoleh kebangkitan dari antara orang mati"
Filipi 3:10-11
Thanks God for Your embarrassed
No comments:
Post a Comment