Bunga mawar yang indah, ajarkan aku tidak memikirkan bagaimana aku jatuh esok hari. Tapi memberikan keindahan dipagi ini. Pagi yang dingin dan embun yang sejuk membasahi
Pagi ini
seteleh memberikan sedikit pidato singkat (mengomel lebih tepatnya) kepada
adikku karena kesalahan yang disebabkannya semalam. Aku biarkan dia asik
menonton TV dan membiarkan dia sedikit santai.
Saya
teringat akan kisah anak dari penulis terkenal Rick Warren. Seorang penulis
yang tulisannya terjual Best Seller diseluruh dunia. Buku-bukunya yang mengajak
orang untuk menemukan tujuan hidup di dunia ini. Saya pun teringat saya sangat
diberkati oleh buku tersebut dan itu menjadi salah satu buku kesayangan saya.
Namun, Apa yang salah dengan anaknya?
Anaknya
meninggal karena bunuh diri.
Saya juga
teringat akan salah satu pembicara yang sangat menolong saya saat saya kuliah.
Saya sangat kagum dengannya. Namun, beberapa waktu berlalu dan dikabarkan
anaknya mengalami depresi.
Tekanan hidup.
Tuntutan harapan orang lain. Membuat kadang kita hidup dalam tekanan yang
memberatkan kita.
Dan bagaimana
undangan Yesus menjadi begitu berarti sekali akhir-akhir ini “Marilah kepada-Ku
semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan
kepadamu. Pikulah kuk yang kupasang dan belajarlah daripadaKu, karena aku lemah
lembut dan rendah hati”
Undangan
Yesus seakan sangat bertolak belakang. Disatu sisi Dia menawarkan penghiburan
bagi yang letih lesu, namun dia tidak berkata “Marilah datang kepada-Ku semua
yang letih lesu karena aku Superhero, dan aku bisa membuat dunia ini dalam 6
hari saja” tapi karena dia lemah lembut dan rendah hati. Mengapa kita harus belajar
dariNya?
Karena Dia
menerima apapun yang telah Allah tetapkan baginya. Termasuk mati di kayu salib.
Karena Dia lemah lembut dan rendah hati.
Mengapa kita
stress?
Karena ada
hal yang tidak seharusnya terjadi dan itu diluar planning kita. Ketika kita
merasa masih kuat kita tidak akan menerima undangan darinya. Namun ketika kita
merasa letih lesu kita menerima undangan darinya untuk belajar.
Belajar
menerima dengan lemah lembut dan rendah hati apapun yang Allah rancangkan.
Menerima dengan
kedua tangan untuk hari ini, dan menyerahkan dalam tanganNya apa yang akan
terjadi hari esok.
We are
woman, and my plea is Let me be a woman, holy through and through, asking for
nothing but what God wants to give me, receving with both hands and with all my
heart whatever that is”
Ellisabeth
Elliot