Judul Asli: What He Must be... if he wants me to marry my daughter?
Judul Terjemah: Dia harus pria seperti apa... jika ingin menikahi anak perempuanku?
Penulis: Voddie Baucham JR.
Penerbit pertama: Crossway Books
Penerjemah: Yakob Riskihadi
Penerbit Indonesia: Pionir Jaya
Cetakan: 1 Desember 2011
Daftar isi:
1. Visi Multigenerasi
2. Perkawinan Sebagai Pelayanan
3. Peran Ayah
4. Ia Harus Pengikut Kristus
5. Ia Harus Siap Memimpin
6. Ia Harus Memimpin seperti Kristus
7. Ia Harus Berkomitmen kepada Anak-anak
8. Ia Harus Mempraktekkan Empat Peran
9. Jangan Suruh Perempuan Melakukan Pekerjaan Laki-laki
10. Bila Tidak ada... Ciptakanlah!!!
Kesimpulan
Catatan
Buku ini ditujukan untuk para ayah untuk putrinya, covernya cantik dan menarik hati saat itu untuk membeli. Cara penulisan penulisnya mudah untuk dimengerti. Dibagian awal di bagikan mengenai visi multi generasi. Tidak diragukan bahwa perkawinan adalah kunci kepada warisan multigenerasi, Allah dalam kedaulatan-Nya, menciptakan manusia untuk hidup, berkembang pesat, dan berlipat ganda. Dibuku ini dibagikan mengenai pentingnya memiliki generasi yang takut akan Allah. Dengan demikian hubungan dalam perkawinan mempunyai banyak segi penting. Buku ini membagikan di Yeremia 29, nabi itu menulis surat kepada orang-orang buangan di Babilonia, dimana ia memberi petunjuk-petunjuk tentang bagaimana mereka harus hidup di masa pembuangan yang lama itu.
Kebanyakan orang mengetahui janji yang diberikan di ayat 11: "sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan yang ada padaku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dn bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan penuh harapan" namun banyak orang melupakan janji di ayat 10: "Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Nah, tujuh puluh tahun yang di sebutkan dala teks itu mengingatkan kita jepada keputusan raja Koresy. Orang-orang buangan yang menerima surat dari yeremia tidak akan pernah melihat penggenapan janji ini. Orang-orang israel akan ada diBabilonia selama lebih dari 150 tahun. Ini lebih lama daripada umur para penerima surat nabi itu.
Dengan demikian, janji yang terkenal di yeremia 29:11 adalah janji multigenerasi. Sebagian orang mungkin kecewa, padahal seharusnya tidak perlu begitu. Kenyataan bahwa Allah dapat menjanjikan sesuatu kepada keturunan orang-orang ini sekitar 150 tahun kemudian adalah bukti kedaulatan-Nya. Allah hanya dapat membuat janji-janji ini bila ia mengetahui dan mengendalikan apa yang akan terjadi. Allah kita adalah Allah yang mengagumkan.
Janji ini menunjukan karakter janji Allah kepada umat-Nya dari generasi ke generasi. Kita melihat hal ini, misalnya dalam perkataan Petrus pada hari pentakosta. Dalam khotbahnya, ia memanggil para pendengarnya untuk bertobat dan menunjukan kepada mereka janji pengampunan di dalam Kristus dan karunia Roh kudus. Kemudian Ia menambhkan di Kis 2:38-39 sebab bagimulah janji itu dan bagi anak-anakmu. Baik dalam perjanjian baru atau perjanjian lama, Allah mempunyai rencana untuk generasi-generasi mendatang, dan hanya Dia yang punya kuasa menggenapinya.
Dari sudut rencana multi generasi Allah untuk memulihkan kaum buangan sesudah penghukuman atas bangsa itu selesai, Yeremia memberi tahu orang-orang itu tentang bagaimana mereka harus hidup sementara menantikan penggenapan janji Tuhan. Ia menyuruh mereka membangun rumah, menanami kebun, dan bahkan berdoa untuk kesejahteraan tempat dimana mereka di buang. Bahaimanapun juga, salah satu petunjuk Yeremia berkenaan langsung dengan pesan multigenerasi.
Yeremia menyuruh orang buangan itu untuk "ambillah istri untuk memperanakan anak laki-laki dan perempuan bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, ..., agar disana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang" (yer 29:26) kata-kata ini tidak begitu jelas terlihat dalam situasi seperti itu, kecuali orang mengerti dua hal yang pertama dilema mereka pasti di jawab. Kedua, petunjuk ini membuat kita mengerti bahwa janji ini akan di genapi pada generasi-generasi yang akan datang.
Setelah saya membaca buku ini saya jadi mengerti, seharusnyalah kita menikahi orang yang takut akan Allah, supaya generasi yang takut akan Allah itu bertambah. Dan bahwa itu adalah perintah Allah dan keinginan hati Allah.