Septie's Pages

Sunday, October 2, 2016

Review Buku: Having Mary Heart in Martha World

Judul buku: Having a Mary Heart in a Martha World (Memiliki Hati Seorang Maria di Dunia martha)
Penulis: Joanna Weaver
Penerbit pertama: Waterbook Press, ,Colorado springs, USA
Penerjemah: Ellen Hanafi
Penerbit Indonesia: Prionir Jaya
Cetakan: ke-1, Maret 2009

Ucapan Terima kasih
Pendahuluan
Bab Satu Kisah Dua Perempuan Bersaudara
Bab Dua              "Tuhan, Tidakkah Engkau Peduli?"
Bab Tiga             Diagnosis
Bab Empat Pemulihan
Bab Lima Keintiman di Ruang Tamu Rohani
Bab Enam Di Dapur Pelayanan
Bab Tujuh Bagian yang Terbaik
Bab Delapan Pelajaran dari Lazarus
Bab Sembilan     Hati Martha yang mau di ajar
Bab Sepuluh       Kasih Maria yang Luar Biasa
Bab Sebelas Menjaga Keseimbangan Antara Bekerja dan Beribadah
Bab Dua Belas   Memiliki Hati seorang Maria di Dunia Martha

Sumber-sumber acuan
Lampiran A Pedoman Pelajaran
Lampiran B Sumber-sumber Acuan untuk Keintiman di Ruang Tamu Rohani
Lampiran C Sumber-sumber Acuan untuk Dapur Pelayanan
Lampiran D Jurnal Perjalanan
Lampiran E Rancangan Sederhana untuk Doa Setengah Hari
Lampiran F Hak Orang Kristen di Tempat Kerja

Tentang Penulis: 
Joanna Weafer adalah seorang penulis, istri dari seorang hamba Tuhan dan ibu dari dua orang anak. Artikel-artikel yang ditulisnya telah muncul di barbagai-bagai media penerbitan seperti Focus on the Family, Guidepost, dan Homelife. Ia juga pernah meraih penghargaan saat menulis buku tentang pernikahan With Thisthe Ring. Joanna hidup dengan kelurganya di Pasific Northwest.
______________________________________________________________________________________

Buku ini saya beli di Jogjakarta tanggal 5 April 2010. Karena letak toko buku yang deket banget sama kost waktu dulu jadi sering nangkring dech di toko buku. Waktu melihat buku ini, agak ekstrim juga dari judulnya. Karena saat itu saya memang sedang belajar membagi waktu saya dan agar saya juga dapat menikmati waktu-waktu saya bersama Allah saat itu. Tugas kuliah saya yang bejibun cukup menguras waktu-waktu saya saat itu. Hingga akhirnya saya bertemu buku ini, dan sangat menolong sekali :D
Buku ini menceritakan tentang pentingnya keseimbangan hidup. Bayangkan jika Allah saja menaruh dirinya satu hari selama satu minggu untuk beristirahat, begitu pula kita. Itulah yang di maksudkan segala sesuatu ada waktunya.
Buku ini mengambil satu ilustrasi yang selalu digunakan sepanjang buku ini yaitu, dua wanita yang bersaudara mereka adalah Maria dan Marta. Dibuku ini menceritakan bagaimana Marta yang sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga dia tidak memiliki waktu untuk duduk di bawah kaki Yesus. Hati Marta iri kepada Maria yang hanya duduk dan tidak mengerjakan apapun. Martha marah dan melakukan protes kepad Yesus, namun apa yang menjadi jawaban Yesus? mungkin versi bahasa sehari-hari seperti ini Lukas 10:41-42 "Marta sepertinya kamu terlalu kuatir akan banyak hal dech, tapi Maria memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan hilang darinya." 
Buku ini menggambarkan bagaimana kehidupan wanita saat ini yang begitu banyak aktifitas yang di kerjakannya, sehingga melupakan bagian yang terpenting darinya yang tidak dapat diambil. Satu ilustrasi yang masih saya ingat saat ini ialah waktu itu seperti ember, kemudian aktifitas kita itu seperti batu, kerikil, pasir dan air. Jika kita ingin memasukkan segala sesuatunya ke dalam suatu ember, kita harus memasukkan batu yang besar terlebih dahulu, kemudian setelah itu baru kerikil dan setelah itu pasir, setelah itu baru air, kita tidak dapat memasukkan air atau pasir terlebih dahulu kemudian baru batu besar. Kenapa? Karena ember itu akan terlebih dahulu penuh sebelum kita dapat memasukkan batu besar. Demikian waktu kita yang sangat berharga dan tidak akan pernah kembali lagi. Kita harus menetapkan prioritas kita untuk setiap kegiatan yang harus kita ikuti, agar kita tetap menikmati Allah dalam setiap hal yang kita kerjakan.
Jika di awal buku kita melihat hati Marta yang hobi protes, di akhir buku kita dapat melihat bagaimana marta di ubahkan Allah, dan bukan hanya Marta saja namun maria pun turut berubah, maria bukan hanya mendengar dengan pasif namun maria juga turut memberikan bagian yang terbaik dari dirinya. Marta pun turut melakukannya, jika dulu Marta melakukan segala sesuatu sambil bersungut-sungut, Marta kali ini melakukan pekerjannya dengan sukacita, sambil tertawa, bernyanyi dan memuji Allah.
Yesus yang menjadi teladan diantara keduanya.
Yesus mencerminkan teladan paling indah yang pernah ada di muka bumi ini. Suatu ketika para ahli taurat menanyakan perihal "bagaimana caranya untuk memperoleh hidup yang kekal?" karena Yesus mengerti bahwa pertanyaan yang mereka lontarkan hanya untuk berdebat, Yesus justru menanyakan balik pertanyaan mereka "apa yang tertulis dalam hukum taurat?" Mereka pun menjawab "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, segenap kekuatanmu, segenap akal budimu, dan hukum yang kedua ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."  Yesus pun menjawab "itu benar, perbuatlah demikian maka engkau akan hidup". Di sinilah letak keseimbangan kita berasal, kita harus mengasihi Allah dan sesama. Kita tidak dapat melakukan yang satu dan melupakan yang lain. Kita harus menjaga keseimbangan kita antara bekerja dan beribadah.
Buku ini cocok sekali untuk wanita yang sedang belajar menjaga keseimbangan. Wanita Allah diciptakan Allah untuk kesenangan Allah dan cakap menanggung segala sesuatu.


 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 
Filipi 4:13


No comments:

Post a Comment