Septie's Pages

Monday, November 21, 2016

Review Buku: Life as a Vapor

Judul Asli Buku: Life as a Vapor
Judul Terjemahan: Hidup adalah Uap
Penulis: John Piper
Penerbit Pertama: Multnomah Books, a devision of Random House, Inc.
Penerbit Indonesia: Pionir Jaya
Penerjemah: Grace P. Christian
Cetakan ke : 1, Februari 2008
Jumlah Halaman: 151
Daftar Isi:
Sepatah Kata untuk Pembaca
1. Pentingkah Penilaian Orang Lain
2. Penderitaan, Belas Kasihan, dan Penyesalan Surgawi
3. Mata adalah Pelita Tubuh
4. Hidup Saya adalah Uap
5. Warna Favorit Allah
6. Padamkan Kemarahan Sebelum Kemarahan Memadamkan Anda atau Pernikahan Anda
7. "Tuhan, Perintahkanlah Apa yang Kau Kehendaki, dan Berikanlah apa yang Kau Perintahkan
8. Kesudahan Adalah untuk mengucap syukur, Permulaan Adalah untuk Iman
9. Bermegah di Dalam Manusia Sungguh-sungguh Dilarang
10. Yang akan Kita Peroleh Sepenuhnya Adalah Belas Kasihan
11. Sebuah Panggilan untuk Orang-orang Kristen Koroner
12. Allah Tidaklah Membosankan
13. Ucapan Syukur untuk Kehidupan dari Orang-orang Kudus yang Tidak Sempurna
14. Mengapa Iblis Dibiarkan Ada di Bumi
15. Jalan Hikmat Mungkin Bukanlah Jalan yang Paling Berbuah untuk Kemuliaan Allah
16. Badai Menyatakan Kemenangan Karyanya
17. Nilai dari Pelajaran Sejarah
18. Sudah: Merdeka secara Mutlak dan Secara Permanen, Belum: Merdeka secara Final dan Secara Sempurna
19. Jika Anda Ingin Mengasihi, Anda Harus Mati Terhadap Hukum Taurat
20. Bagaimana Teisme Terbuka Membantu Kita Menyembunyikan Penyembahan Berhala Kita yang Tersembunyi
21. Cara untuk Bertanya kepada Allah
22. Mengapa Saya Tidak Mengatakan, "Allah tidak Menyebabkan Malapetaka itu, Tetapi Ia Dapat Menggunakannya untuk Kebaikan."
23. Janji-janji yang Memberi Pengharapan untuk Menang atas dosa
24. Jonathan Edwards Membahas Cara Berpikir Peziarah
25. Ditabur dalam Kehinaan, Dibangkitkan dalam Kemuliaan
26. Buah yang Dahsyat dari Penguasaan-Dini
27. Renungan-renungan tentang Pikiran-pikiran Allah
28. Apakah Tuntutan Allah untuk Disembah itu Sia-sia?
29. Menyingkirkan Keangkuhan dari Pengaruh Budaya Kristen
30. Perintah-perintah Allah yang Manis kepada Roh-roh Jahat, Angin, Burung-burung Gagak, dan Kasih
31. Kristus Menderita dan Mati untuk Melepaskan Kita dari Masa Sekarang yang Jahat Ini
__________________________________________________________________________________________
Buku ini saya beli awalnya, ketika saya merenungkan "hidup itu seperti uap" dimana saat itu saya terinspirasi dari lagunya bapak Casting Crown yang judulnya "Who am I" yang lirik refrainya seperti ini:


I'm a Flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
A vapor in the wind
Still you
Here me when i'm calling
Lord You catch me when i'm falling
Lord You Told me Who i'm
I'm Yours


Naaaaah, dari lagu itu saya jadi menyukai istilah live as a vapor, kemudian ketika saya melihat buku ini ada di rak buku salah satu toko buku. Langsung saya grab it fast!!!
Buku ini adalah buku bahan perenungan, selama satu bulan. Tadinya saya pikir merupakan suatu cerita berkelanjutan. Ternyata, buku ini seperti buku perenungan hari yang harus di baca bab perbab setiap harinya.
Penulis buku ini adalah John Piper yang merupakan pendeta pengkhotbah di Bethlehem Baptist Church di Minneapolis, adalah penulis dari Desiring God, The Dangerous Duty of Delight, Future Grace dan beberapa buku lainnya.
Buku karangan John Piper ini cukup bagus untuk perenungan setiap hari. Seperti contoh di hari pertama: John Piper membagikan tentang penilaian orang lain penting atau tidak? Disini Piper menjelaskan perbedaan antara dua bagian kitab. Dimana Galatia 1:10 dikatakan bahwa Paulus saat itu sedang mencari persetujuan Allah dan bukan manusia, jika ia masih mencari persetujuan Allah maka ia tidak akan menjadi hamba Kristus. Jadi sepertinya orang Kristen tidak boleh mendengarkan apa kata orang lain.
Namun disisi lain, di Amsal 23:1 dikatakan bahwa nama baik lebih berharga daripada perak atau emas dan dikasihi orang lebih baik daripada perak. Yang sepertinya reputasi itu sangat penting.
John Piper menjelaskan di buku ini, seharusnyanyang menjadi pusat kita adalah Dia semakin di besarkan dalam diri kita dan kita semakin kecil, yang menjadi pusat kita adalah reputasi Kristus dan bukan kepentingan atau nama baik pribadi kita. Sehingga apa yang menjadi perkataan orang itu menjadi sangat-sangat penting agar Kristus itu semakin ditinggikan dalam kehidupan kita.
Di akhir masing-masing Bab ada doa yang dituliskan oleh Piper sendiri, yang bunyinya di bab pertama:

Bapa, terkadang jalan Kristus itu rumit bagi pikiran-pikiran kami yang dinodai dosa dan terbatas. Ampuni kami  saat-saat ketika kami telah membenarkan kesis-siaan kami dengan dalih reputasi yang baik. Ya, Tuhan, Karuniakanlah kepada kami, dalam hidup yang singkat ini, hikmat dan keberanian untuk menyenangkan orang lain, atau untuk tidak menyenangkan orang lain, hanya demi Kristus, dan bukan diri kami sendiri di puji. Dalam nama Yesus. Amin.

No comments:

Post a Comment