Septie's Pages

Monday, November 7, 2016

Review Buku: Shadow of the Almighty

 Judul buku: Shadow of the Almighty
Jumlah halaman: 256
Terbitan pertama: Tahun 1979
Penerbit: Harpercolin
Penulis: Elisabeth Elliot
Daftar isi:
Acknowledgement
Preface
Prologue
Part 1 Portland, Oregon, 1927-1945
1. Strong Roots
2. Orator and Garbage Collector
Part II Wheaton, Illinois, 1945-1949
3. Degree of A.U.G.
4. Straight for the Goal
5. Flame of FIre
6. Behold Obscurity
7. Wine of Bewilderment
8. Sheep- Destined for the altar
9. Goaded by God
10. The Renaissance
Part III Portland-Oklahoma-Wisconsin-Indiana-Illinois-Portland,1949-1952
11. The Test of Free Time
12. The Test of Service
13. Impelled vs These Voices
14. The Parttern Tested
15. Hemmed in to Nothing
16. Exactly Timed for Good
17. The Hand Is on the Plough
Part Ecuador, 1952-1956
18. Under Way
19. Dreams Are Tawdry
20. The Realized Will
21. Lo, This is Our God
23. The Pattern at Work
24. Mission Accomplished
Epilogue
Sourcese
_________________________________________________________________________________________

Haillooo, akhirnya saya dapat menyelesaikan review saya ini. Fiuuuuuuuh..... kali ini saya menulis di kampung halaman saya wonosobo, my beautiful village, guys. hahahaha, penting gak ya? Sok penting ajalah yaaaa. Ok, alasan pertama, why I buy this book? Karena penulisnya. Penulisnya sangat menginspirasi saya. Iyappp betul, Mrs. Elisabeth Elliot, Tapi buku yang kali ini beraaaaaat bingiiit, luar biasa.. kenapa? Pertama karena buku ini bahasanya Inggris British banget, karena di tulis di tahun 1979. Kedua karena saya tak suka buku-buku biografi. di banding buku-buku yang lain versi inggrisnya Elisabeth Elliot versi yang ini yang rada berat (menurut saya).
Ok! Buku ini selesai ditulis tahun 1958, Dua tahun setelah kematian Jim Elliot pada 8 Januari 1956. Hmmmm, Dia meninggal di tangan orang yang dia doakan selama enam tahun (*ngeri yaaah) tapi saya jadi memikirkan saat itu Elisabeth Elliot dalam kesedihannya mengingat sang suami yang amat di kasihinya. Elisabeth memilih untuk mencurahkan kesedihan hatinya dalam tulisan-tulisannya. Elisabeth mengumpulkan foto-foto dari jim dan menjadikannya sebuah kisah. Dari sinilah bukunya di mulai. Dari rasa kehilangannya yang terdalam.
Buku ini secara khusus dituliskan untuk anaknya Valeri yang masih kecil ketika ayahnya meninggal. Elisabeth ingin agar anaknya pun mengerti bagaimana sosok ayahnya sekalipun saat itu sang ayah sudah tiada.
Di awal buku itu dituliskan
Aku pikir dengan menuliskan tentang ayahmu, yang tidak kamu kami ingat, yang mungkin suatu saat akan menolongmu untuk mengenalnya ketika terkadang deskripsiku tidak dapat menjelaskan. Dan aku berdoa seperti kau mengenalnya, kamu akan belajar mencintai apa Sesuatu yang di cintainya, dan mengikuti imannya.
Dibuku ini juga banyak di tunjukan dengan foto-foto kenangan mereka. Dari foto keluarga inti dari Jim ElliotElliot, dan foto Jim Elliot dari masa kemasa dari Jim Elliot masih kecil sampai Jim Elliot menikah dengan Elisabeth Ellio, hingga Jim berada bersama suku indian. 
Banyak hal diceritakan tentang Jim Elliot, sejak dari kecil hingga misinya dan tujuan hidupnya terpenuhi. Jim lahir ditengah-tengah keluarga yang takut akan Allah. Dari kecil Jim sudah terbiasa akan disiplin dan kejujuran yang ditanamkan ditengah keluarganya. Ada satu kalimat yang saya sukai adalah ketika orang tua Jim mengajarkan tentang kejujuran dan berkata "jangan pernah berpikir jika kalian akan mendapatkan sesuatu karena kami tidak tau apa yang akan dilakukan" ibunya berkata " Tuhan tau, dan Ia akan memberikan ganjaran dengan caranya". Dari silsilah keluarganya kita dapat melihat Jim adalah keturunan yang takut akan Allah.
Sedari kecil Jim Elliot terbiasa dengan bekerja keras. Banyaknya tanaman dan peternakan yang dimilikinya merupakan bukti bahwa keluarga mereka sangat menyukai pekerjaan tangan. Jim menggembalakan beberapa ekor domba sedari dia anak-anak. Dia mengenal Allah senjak kecil dari orang tuanya. Ketika dia berusia 6 tahunan dia berkata kepada ibunya pada suatu malam ketika perjalanan pulang dari sebuah rapat katanya "Sekarang, mama, Tuhan Yesus dapat datang kapanpun Ia mau untuk datang. DIA dapat membawa seluruh anggota keluarga kita, karena sekarang saya sudah diselamatkan , dan Janie juga masih sangat muda untuk mengenal Dia"
Hidup Jim sangat dipengaruhi oleh tujuannya menjadi seorang misionaris. Ketika dimasa kuliahnya pun apa yang dikerjakannya membawanya kepada tujuannya. Sehingga setiap aspek hidupnya dilakukan untuk tujuannya. Dalam kehidupan sehari-harinya ia mendisiplin dirinya dengan jam-jam doanya. Ada satu surat yang dituliskan Jim untuk adiknya Janie, bunyinya:
"Mulailah tiap hari dengan membaca Firman dan doa, Bunyan pernah berkata dengan sangat baik, 'dosa akan menyimpanmu dari Kitab ini, atau Kitab ini yang akan menyimpanmu dari dosa". Pertama kali sebelum engkau memulai sekolahmu berikan waktumu. Buatlah suatu komitmen yang keras, ini lebih mudah daripada memulai dengan melewati hari ini tanpa-Nya. Hafalkan ayat-ayat firman ketika berada di perjalanan. Bayarlha dengan waktumu! Ini harus dibayar karena ini sangat berharga!"
Jim sendiri memiliki alarm setiap malam untuk bangun dan membangunkannya untuk berdoa dan mempelajari firman. "Tidak ada satupun 'barang lama'." Dia menulis "Dengan Kristus yang tertulis dan menghidupi setiap firmannya. Kita tidak pernah berpikir bangun dipagi hari tanpa mencuci wajah kita, namun kita sering melupakan untuk mencuci pikiran negatif kita dengan perkataan Kristus. Ini kembali kepada tanggung jawab masing-masing kita."
Jim memulai kuliahnya di Wheaton. Dan Ia sangat yakin bahwa Allah mengirimnya ketempat itu. Ini tidak dengan mudah Ia berkuliah disitu seperti ayahnya yang mengirimnya. "Tak ada seorangpun yang menafkahinya" kenyataannya, dia sendiri tidak tau darimana ia mendapatkan uang. Tuhan menghargai keyakinannya, dan Tuhna memberkatinya lewat teman-temannya, beasiswa, dan pekerjaan sampingannya, sehingga ketika di bulan November, dia menuliskan:
"Pengalaman sekolah kita adalah salah satu dimana kita dapat benar-benar merayakan segala sesuatu pemberian dari kasih kebaikanNya yang selalu dan selamanya. Bagi Dia segala kemuliaan dan ucapan syukur.
Bukan hanya itu saja, apapum yang di makan oleh Jim itu membawanya kepada tujuannya menjadi seorang misionaris. Makanan yang dipilihnya dengan hati-hati adalah buah dan sayuran segar, beberapa jenis gandum, beberapa makanan penutup. Dia makan dengan teratur, namun dengan jumlah yang sama. Dia mematuhi aturan untuk menjadi misionaris dimasa depannya.
Masih banyak lagi tentang seorang Jim Elliot dibuku ini yang belum dapat saya tuliskan. Tapi, suer! Bukunya sangat bagus dan mengispirasi sekali. Bagi saya khususnya. Saya sudahi dulu tulisan saya. Trimakasih sudah membaca.

No comments:

Post a Comment