Ini buku Elisabeth Elliot yang kedua yang saya baca. Setelah saya jatuh cinta kepada buku pertama yang saya baca Let me be a Woman. Buku kedua ini saya beli cukup lumayan mahal karena merupakan buku import.
Judul: Passion and Purity
Jumlah halaman: 249 halaman
Penulis: Elisabeth Elliot
Penerbit pertama: Fleming H. Revell, U.S.A
Tahun terbit pertama: 1984
Buku yang saya pegang terbit tahun : 2000
Penerbit: OMF literatur INC, Filipina.
Daftar isi: 43 bagian
Bagian pendahuluan kata sambutannya di sampaikan oleh Jhosua harris. Jhosua harris adalah seorang pengarang yang cukup terkenal, di banyak tulisan jhosua haris, banyak sekali mengutip tulisan-tulisan dari Elisabeth Elliot.
Tulisan Elisabeth Elliot ini, cukup berat membacanya. Dikarenakan tulisan ini ditulis pada era 80an, sehingga penggunaan bahasanya masih sangat rapi dibandingkan dengan beberapa buku import yang pernah saya baca. Gaya penulisan Elisabeth Elliot juga mengambarkan sisi feminim, keanggunan, elegan dan imannya pada yang Ia percayai.
Pagi ini, entah mengapa ingin membaca kembali passion and purity, saya sudah membacanya dan ingin membacanya kebali. Tulisan Elisabeth Elliot ini memang sering mengganggu pikiranku untuk ingin membacanya berulang.
Dibuku ini Ellisabeh banyak membagikan rasa kesendiriannya, dan bagaimana ia menanti seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya. Dimulai dari ia merasa sendiri saat itu ketika ia masih mahasiswa greek saat itu. Hingga beberapa pria mengajak dia ngedate saat itu, namun dia merasa bukan pria itu yang tepat, pria-pria tersebut tidak berfokus pada Allah, hingga dia merasakan kekosongan ketika menjalani hari bersama mereka. Elisabeth pun akhirnya menyudahi pertemuan mereka dan menjadi single kembali.
Hingga suatu saat Elisabeth dikenalkan oleh kakaknya seorang Jim elliot, Elisabeth membagikan isi hatinya saat itu, dimana dia menyukai jim saat itu. Saat melihat jim saat itu yang dia sukai adalah karena dia pria yang suka menyanyikan hymn, membaca puisi, dan mengasihi Allah. Beberapa kali Elisabeth membagikan Jim membuat jantungnya berhenti berdektak ketika mereka bertemu, karena Jim sangat keren saat itu, terutama ada alkitab yang di bawanya.
Elisabeth menjaga hatinya tetap terfokus pada Allah dan menguji setiap kemurnian isi hatinya. Karena Allah menginginkan segalanya seluruh kehidupan kita, karena Dia sudah memberikan seluruh kehidupanNya, maka Ia inginkan seluruh kehidupan kita.Dia menguji hatinya dengan bertanya kepada Allah, apa yang Allah inginkan dalam kehidupannya. Dibuku ini Elisabeth juga menuliskan bahwa dia hanya seoarang mahasiswa yang ingin di cintai, menginginkan pernikahan yang baik dan mengharapkan seorang yang mencintai Tuhan. Dia memohon bimbingan Allah, atas hidup yang di pinjamnya dari Allah.
One morning I was reading the story of Jesus' feeding of the five thousand. The disciples could find only five loaves of bread and two fishes. "Let me have them," said Jesus. He asked for all. He took them, said the blessing, and broke them before He gave them out. I remembered what a couple speaker. Ruth Stull of Peru, had said: " if my life is broken when given to Jesus, it is because pieces will feed a multitude, while a loaf will satisfy only a little lad."
Oooo...ow.. I think that my hot coffee is ready, it's time for sipping it first...
Sweet taste of coffe morning and book
Lanjuttttttt......
Kemudian Elisabeth memberikan gambaran tentang kedaulatan Allah tentang rancangannya, jika kita mengingini rancangan-Nya maka rancangan itu melibatkan seluruh atom, tata surya, keseimbangan lingkungan dan seluruh jagad raya ini. Bukan hanya terfokus hanya kepada keinginan kita untuk dapat menikahi pria yang kaya, ganteng dan kristen saja. Menerima kedaulatan Allah berarti percaya dengan apapun yang Ia berikan, karena Dia yang memikirkan dan memelihara kehidupan kita.
Bukan pula dengan mengingini pernikahan, sebaliknya memanfaatkan masa single kita untuk melayani terbaik bagi Allah. Like a single man of Jesus. Kita tidak perlu juga di bohongi oleh keinginan kita yang dikuasai oleh iblis, seperti iblis menguasai hawa saat itu dan berkata bahwa buah itu baik. Sehingga kita mengingini buah pernikahan dan membuat kita menikah dengan orang yang salah, dan merusak tujuan penciptaan Allah dalam hidup kita.
I'm afraid this snake has been talking to that person. He is been sneaking up and whispering destiny, "God is stingy. He is dangles the beautiful fruit called marriage before your eyes and won't let you have it. He refuses you the only thing you need for personal growth, the one thing in all the world that will solve all your problems and make you really happy."
Saya rasa cukup yah, review buku kali ini. Cause I want enjoy it for myself...
No comments:
Post a Comment